ADONIS UPDATE!!!
Ada yang rindu...?
________________________________________
Rose menatap pantulan dirinya di cermin dengan tersenyum sumringah. Memasang anting ke telinga dan memoleskan bedak tipis di wajahnya. Perempuan itu tengah bahagia saat ini. Di kantornya sedang ada pesta karena Sims baru saja memenangkan tender besar. Dan untuk merayakannya, semua karyawan di kantor itu di wajibkan ikut dalam perayaan. Termasuk Rose yang sekarang memesan taxi untuk pergi ke kantor Sims.
Rose tampak begitu cantik dan anggun. Membuat semua mata perlahan tertuju padanya dengan bibir terbuka. Tidak heran jika Sims tertarik dengan Perempuan itu. Bahkan banyak karyawan yang bertaruh untuk hubungan antara atasan dan sekretaris. Ada yang menerka jika Sims akan mendapatkan Rose. Ada juga yang yakin jika mereka sama-sama profesional dalam pekerjaannya. Namun siapa yang tahu perasaan mereka? Tentunya selain mereka sendiri, bukan.
"Kau terlambat."
Rose yang tengah tersenyum menoleh ke samping saat Sims berdiri di sebelahnya. Mengernyit mendengar pernyataan Pria itu.
"Dua menit tidak masalah, Mr. Sims." Gumam Rose.
Sims Collin memutar mata dan bersidekap. "Sepertinya kau dalam mood yang baik." Ucap Sims lagi.
Rose semakin tersenyum lebar dan mengangguk membenarkan.
Sebenarnya bukan karena acara di kantor Sims Rose bahagia. Ingat jika Rose tidak suka acara seperti itu? Ya, begitulah. Rose bahagia karena mengingat Pria bastard bernama Adonis. Pria itu sepertinya tengah merasakan kekalahan atas taruhan permainan yang mereka sepakati. Saling menjebak satu sama lain. Dan untuk yang pertama mengawali permaian, Rose menang. Tadi siang Rose mengalahkan Adonis dengan begitu apik.
Seperti biasa. Membuat Adonis terbuai lalu menjatuhkannya dengan keras.
Lalu hati Rose sungguh berbunga akan hal itu. Apalagi saat wajah tersiksa Adonis lagi dan lagi terbayang. Perempuan itu sangat ingin menangis sebagai tanda respect pada Adonis.
Rose menggelengkan kepala tanpa sadar. Senyuman masih mengembang dan itu membuat Sims yang memperhatikannya mengernyit bingung.
"Jangan gila, Rose." Kemudian dengan tidak suka ia menegur.
Senyuman Rose padam di gantikan dengan dengusan kecil. Menatap Sims sekilas lalu langsung memalingkannya.
Pria itu tidak tahu apa-apa tapi berkomentar sesuka hati.
"Saya tidak gila, Mr. Sims."
Sims mengangkat satu alisnya masih menatap Rose. "Bagus jika seperti itu. Kalau kau memang gila, aku akan memecatmu!" Tegasnya.
Rose menarik napas dan menghembuskannya kasar. Dari perasaan yang baik-baik saja menghadiri acara Sims, kini Perempuan itu tak lagi bergairah untuk mencoba menikmati acaranya. Dan semua itu di rusak oleh Sims sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adonis Lover
RomancePesta yang mempertemukan sebuah kata takdir. Nathelie Rose Anderson. Gadis berparas cantik dengan tubuh proposional yang mampu meluluhkan pria manapun. Anak dari seorang pengusaha terkenal. Kekayaannya sudah di kenal publik. Namun, Rose bukanlah gad...