***
___________Nathelie Rose Anderson tak menyangka jika kota-kota besar di Uzbekistan begitu sangat indah. Rumah-rumah di sana terlihat klasik namun tetap menyuguhkan kesan modern. Bahkan ketika ia baru memasuki rumah Orangtua Zackya Affrain, kedua mata Rose nyaris tak bisa berkedip. Bagaimana Wanita itu mengamati setiap sudut juga pernak-pernik di rumah tersebut. Atau pun semua perabotan yang begitu amat mencengangkan. Hampir semuanya terbuat dari emas dan perak. Sungguh, Rose jadi penasaran dengan kekayaan Malik Affrain---Ayah Zackya.
"Kudengar, usaha pertambangan juga minyak tanah milik Affrain adalah yang paling menjadi sorotan di muka bumi ini."
Lalu Jessie seakan tahu apa yang tengah Rose pikirkan. Sahabatnya itu berbisik pelan memberitahukan seperti apa kekayaan Malik.
Rose mengernyit dan menoleh ke arah Jessie. Mereka tengah berdiri di ambang pintu. Membiarkan Jullian, Max serta Adonis berjalan lebih dulu.
"Pantas saja. Baru masuk kita sudah di suguhi dengan kemewahan." Balas Rose tak kalah pelan namun sedikit berhati-hati. Siapa tahu ada yang mendengar pembicaraan mereka?
"Dan kenapa kita masih berdiri di sini?" Dan Jessie memekik lirih sembari menarik tangan Rose. Berjalan cepat menyusul ketiga Pria bersaudara di depan mereka.
"Silahkan.. Tuan dan Nyonya tengah menunggu kalian."
Suara lembut dari pekerja Wanita di keluarga Affrain menyambut mereka. Menuntun mereka untuk segera menemui Orangtua Zackya. Mengantarnya ke tempat keluarga yang bahkan lebih terlihat mewah. Sangat luas dan indah. Tidak membosankan.
"Selamat datang, Tuan Axvorld!"
Ayah Zackya---Malik Affrain merentangkan kedua tangan dan berjalan ke arah Adonis. Tersenyum lebar ketika Adonis menyambut uluran tangannya.
"Ayo, mari duduk." Ajaknya kemudian.
Adonis mengangguk dan menyalami Nonya Laxa Affrain, diikuti oleh Max, Jessie juga Rose. Sementara Jullian sudah duduk manis dengan tersenyum nakal ke arah Zackya.
"Sebelumnya kami mau memohon maaf. Nenek tidak bisa datang untuk memenuhi undangan kalian." Adonis berucap.
"Tidak..tidak! Tidak apa-apa. Dia sudah menghubungi kami kemarin malam, juga menyampaikan ketidak enakan hatinya." Malik menanggapi.
Rose menatap orang-orang di keluarga Affrain dengan pandangan takjub. Semuanya begitu terlihat keren. Baik Malik, Laxa atau pun pelayan-pelayan mereka yang amat menghormati tamu sekian rupa.
"Anda pasti sudah tahu Max, bukan?" Kembali Adonis membuka pembicaraan.
"Ya. Dia adikmu yang terkenal akan kejeniusan juga ketenangannya itu."
Semuanya tertawa. Pandangan mereka tak luput dari Max yang hanya menunduk di samping Jullian.
"Dia tunangannya---Jessie." Adonis menunjukk Jessie dengan tangannya. Memperkenalkan Wanita itu pada keluarga Affrain dengan tersenyum simpul. Lalu tatapannya terarah pada Rose yang duduk di sebelahnya untuk sejenak. Merangkulnya dengan pelan dan kembali menatap Malik juga Laxa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adonis Lover
RomancePesta yang mempertemukan sebuah kata takdir. Nathelie Rose Anderson. Gadis berparas cantik dengan tubuh proposional yang mampu meluluhkan pria manapun. Anak dari seorang pengusaha terkenal. Kekayaannya sudah di kenal publik. Namun, Rose bukanlah gad...