[3] Perhatian dari Si Anak Magang

33K 3.4K 102
                                    

Mumpung masih awal, jadi masih lancar idenya😊😊

Jangan pelit atuh komennya ya😘

Jangan lupa follow instagramku: chocodelette.
Thankyou😘

Lebih baik kamu ngerepotin daripada kamu baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lebih baik kamu ngerepotin daripada kamu baik.

-Dendi.

"Kamu tuh suka banget ya sama Dendi?" suara Jason langsung masuk ke telinga Dyvette setelah mereka sampai di meja makan setelah memesan beberapa menu makan siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu tuh suka banget ya sama Dendi?" suara Jason langsung masuk ke telinga Dyvette setelah mereka sampai di meja makan setelah memesan beberapa menu makan siang.

Dyvette menyipitkan matanya. Hatinya takut mendengar pertanyaan seperti itu. Ia pikir rasa sukanya tidak ketara karena selama ini ia dan Dendi hanya mengobrolkan pekerjaan—ya, kecuali hal yang ia lakukan satu jam yang lalu.

Tapi, masa cuma gara-gara ngasih coklat panas dan cookies, langsung ketauan sih?

"Keliatan banget emang, Mas?" tanya Dyvette takut.

Sedetik kemudian, ia merutuki dirinya. Kenapa bertanya seperti itu? Kenapa ngga bilang engga, siapa yang suka? Ah, ya udah lah, udah ketauan juga. Mau bohong juga udah telat banget gitu.

"Keliatan kalo menurut aku, tapi Dendi mah ngga akan sadar."

"Syukurlah."

Dalam hatinya, Dyvette mengucap syukur karena laki-laki yang ia sukai belum mengetahui perasaannya disaat ia juga bersedih di waktu yang bersamaan. Dia ngga pernah suka sama laki-laki segininya, dulu-dulu waktu jaman sekolah dan kuliah justru laki-laki yang ngejar-ngejar dia.

"Sejak kapan emang?"

"Udah lama," kata Dyvette, ia tampak berpikir sebentar, bola matanya ke arah kanan atas tanda ia sedang berusaha mengingat sesuatu. "Kalo ngga salah pas dari awal-awal Mas Dendi ke Belanda, deh."

Jason yang tengah menyeruput lemon tea-nya langsung batuk, matanya membelalak kaget mendengar jawaban dari Dyvette. "Lama banget ya, bukannya baru kenalan di kantor minggu lalu?"

Dyvett menganggukan kepalanya. "Iya, tapi sukanya mah udah lama."

"Kok bisa?"

Kafe di seberang kantor lumayan sepi karena harganya lumayan yang sangat mahal. Mereka berdua ada di sini—bukannya di kantin kantor pun karena Dyvette yang mengajak. Tadi, pikirnya kalau ia mengajak Jason makan siang di luar akan membuat Dendi menoleh ke arahnya dan berniat untuk ikut—atau setidaknya memandang dengan tatapan cemburu karena Jason yang diajak makan siang. Tapi, boro-boro cemburu atau ikut makan siang bareng, Dendi malah fokus sama laptop dan berkas-nya.

PFS [1]  : Double "D" ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang