Makin kesini, ceritanya makin gimana sih menurut kalian?
F
ollow instagramku: chocodelette.
Thankyou😘Enjoy😆
Bodo amat kalo ada netijen yang bilang gue ngga sadar umur, orang gue mau mesra-mesraan sama pacar gue. Repot amat jadi netijen!
-Dendi-
Fristman berdiri di depan kubikal Dendi, memerhatikan anak buahnya dan anak gadisnya sedang serius mengerjakan sesuatu di laptopnya Dendi.
"Vi, kamu pulangnya masih lama?"
Dyvette dan Dendi mendongak bersamaan ke arah sumber suara. Fristman sudah melepas jasnya, dilipat dan digantung di tangannya sendiri.
Dendi langsung berdiri dan membungkukkan badannya ke Pak Bos. "Malem, Pak."
Fristman menahan tawanya dan menepuk bahunya beberapa kali. "Santai Den, kamu jadi lebay banget."
Dendi tersenyum kikuk walaupun dalam hati ia merutukki kebodohannya. Bener-bener kaku tuh dia sekarang kalo ketemu Pak Bos – kaya ketemu Presiden Korea, sampe harus bungkuk segala.
Dyvette melihat laptop dan berkas di hadapannya, baru sedikit yang selesai. "Masih Pi."
"Papi pulang duluan kalo gitu ya, mobil Papi bawa sekalian."
"Iya, Pi."
"Nanti Avi pulang sama siapa?" Fristman bertanya.
Sekarang sudah jam enam sore. Karyawan yang lain udah pada pulang menyisakkan Pak Bos, Dendi, Dyvette dan ... Arkan yang sedang berjalan ke arah mereka.
"Dyvette biar pulang sama saya, Om."
Fristman, Dyvette dan Dendi menoleh bersamaan. Fristman berusaha menahan tawanya saat ujung matanya melihat ekspresi marah yang dikeluarkan Dendi dan Dyvette.
KAMU SEDANG MEMBACA
PFS [1] : Double "D" ✅
Fiksi UmumTentang Dendi Paramayoga yang mencoba menjalani hidup dengan luka yang masih terbuka dan masih menyimpan rasa pada mantannya yang sudah menikah. Tentang Dyvette Pastika yang menyimpan rasa sejak lama pada Dendi. Tentang keduanya yang mengisi hidup m...