Kalo boleh, vote dulu sebelum baca, vote+komentar kalian berharga dan jadi semangat banget buat aku😁
450+ votes ya?
Maafin belom balesin komen, nanti kubales ya😚
Follow instagramku: chocodelette.
Thankyou😘ENJOY😁
Arkan bangsat!
-Dendi-
Sebulan di kantor berasa kaya setahun di neraka. Arkan iblisnya!
Selama sebulan kemaren, Dendi selalu nerima tugas seabrek-abrek di mejanya. Dan tugas di meja Dyvette kosong. Sebenernya ngerjain tugas sebanyak ini sih udah biasa, tapi biasanya dia ngerjain sampe jam sembilan malam. Sedangkan si setan Arkan nuntut itu untuk selesai jam enam sore, maksimal. Dendi bukan robot, jadi target iu selalu meleset.
Dyvette selalu menawarkan bantuan, tapi selalu ditolak sama Dendi - bukan mau sok hebat, tapi itu kan tanggung jawab yang dikasih ke dia.
Dendi tau kok kalau Arkan emang sengaja mau nyiksa Dendi sekaligus mau cari-cari kesalahannya.
Buktinya pagi ini, Dendi baru mendaratkan bokongnya di kursi dan melihat di mejanya ada satu amplop putih. Isinya bukan uang lembur kaya yang Dendi harapkan, isinya Surat Peringatan.
Yang gini ini nih, yang bikin males terlibat cinta segitiga di kantor. Pasti gue yang dapet apesnya.
"Perlu diperjelas itu apa?" Arkan duduk di atas meja kerjanya, tangannya ia silangkan di dada.
"Perlu."
"Saya rasa Om Fristman salah waktu bilang kamu yang paling bisa diandalkan di kantor ini."
Dendi bergeming.
"Kamu ngga bisa mengerjakan tugas dengan tepat waktu."
Mata, hati dan kepala Dendi memanas. Orang secerdas apa pun ngga akan bisa mengerjakan tugas sebanyak itu dalam tepat waktu tanpa bantuan siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
PFS [1] : Double "D" ✅
General FictionTentang Dendi Paramayoga yang mencoba menjalani hidup dengan luka yang masih terbuka dan masih menyimpan rasa pada mantannya yang sudah menikah. Tentang Dyvette Pastika yang menyimpan rasa sejak lama pada Dendi. Tentang keduanya yang mengisi hidup m...