Tentang Dendi Paramayoga yang mencoba menjalani hidup dengan luka yang masih terbuka dan masih menyimpan rasa pada mantannya yang sudah menikah.
Tentang Dyvette Pastika yang menyimpan rasa sejak lama pada Dendi.
Tentang keduanya yang mengisi hidup m...
Follow ya instagram baruku: chocodelette. Thankyou😘
Enjoy😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalo cari pertemanan itu yang sehat ya, jangan yang hobinya cuma pamer.
-Dendi-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dendi duduk di hadapan Pak Bos karena dipanggil lima menit yang lalu. Kali ini jantungnya berdetak dengan normal, sehingga ia bisa bernafas dengan benar.
"Ada apa, Pak?"
Pak Bos memijat pelipisnya, hatinya sedang cemas. Ia memanggil Dendi untuk menceritakan keluh kesahnya dan ingin minta pendapat. Toh, sebentar lagi mereka akan jadi keluarga kan? Jadi harus sering ngobrol.
"Saya bingung, keluarga Arkan belom tau kalo Avi udah tunangan."
Dendi menghembuskan nafas berat. Arkan lagi, Arkan lagi. Tapi emang bener sih belom ada yang tau soal pertunangan itu kecuali keluarga besar Dyvette, keluarga besar Dendi dan Caesar juga Deana. Bahkan Jason pun ngga tau. Ia jadi ikutan bingung sekarang.
"Gimana ya Pak? Saya juga jadi ikutan bingung."
Pak Bos gusar, ia mengetukkan jari-jarinya ke meja. Otak pintarnya ngga bisa berpikir dalam keadaan seperti itu. Waktu itu ia menerima lamaran laki-laki di depannya untuk anaknya kan karena anaknya yang menginginkan. Waktu itu dia ngga kepikiran sama keluarga Arkan.
Walaupun waktu itu Dyvette udah nolak lamaran Arkan, tapi ngga dilakuin di depan keluarganya. Jadi kemungkinan keluarga Arkan taunya lamarannya masih digantung karena Arkan belum melamar dengan keluarganya kaya yang Dendi lakukan kemarin.
"Apa pertunangan kamu sama Dyvette mau dipestain aja?"
Dendi menggeleng cepat. "Jangan Pak, ngga perlu." Bukannya apa, dia mikir berapa banyak duit yang harus dikeluarkan untuk mengadakan pesta perayaan pertunangan itu.
Bukannya mau itung-itungan, tapi kemaren beli seserahan aja udah cukup nguras tabungannya. Ditambah mengongkosi tiket dan penginapan saudara-saudaranya yang datang dari luar kota. Dompetnya lagi bener-bener kering sekarang.