Kalo boleh, vote dulu sebelum baca, vote+komentar kalian berharga banget dan jadi semangat buat aku😁
Maaafin belom balesin komen😥 tugasku numpuk😔
btw, ENJOY😁
Aku ngga butuh yang ganteng sama yang kaya, aku butuhnya yang baik dan bisa bikin aku nyaman.
-Dyvette-
Pukul lima sore, mobil Dendi sudah terparkir manis di halaman rumah bosnya, di hari sabtu. Lagi-lagi Dyvette menjadikannya tameng. Tapi kali ini bukan tameng dari Papinya, melainkan tameng dari Arkan dan keluarga.
Kira-kira satu jam lagi, halaman belakang rumah Dyvette akan dipenuhi kerabat Papinya untuk merayakan ulang tahun Bu Bos, dan tentunya akan ada Arkan dan kedua orang tuanya.
Sebenarnya Dendi malas mengorbankan hari malam minggunya untuk berurusan dengan Dyvette dan Arkan, tapi mengingat yang Arkan lakukan ke Dyvette tempo hari membuatnya langsung bergegas.
Dyvette yang membuka pintu langsung sumringah saat melihat laki-laki yang ia sukai berdiri di depannya. Ia langsung merangkulkan tangannya di lengan Dendi.
"Masuk, Mas."
Dendi pasrah, hanya mengikuti langkah Dyvette.
Sesampainya di ruang tamu, Dyvette bertanya, "Mas mau nunggu disini apa ikut ke kamar?"
Dendi menatap Dyvette dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Di kamar ngapain?"
"Bebas Mas, ngapain aja."
Dendi nampak berpikir sebentar. "Ikut ke kamar," adalah jawaban yang dipilihnya.
Tadi katanya bebas kan? Dendi mau numpang rebahan, maklum nyawa dia baru kekumpul enam puluh persen waktu nerima telpon dari Dyvette yang membangunkannya. Bahkan dia ngga mandi lagi waktu berangkata, cuma kepikiran pakai baju yang rada pantes. Itupun dia gantinya di mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
PFS [1] : Double "D" ✅
Ficción GeneralTentang Dendi Paramayoga yang mencoba menjalani hidup dengan luka yang masih terbuka dan masih menyimpan rasa pada mantannya yang sudah menikah. Tentang Dyvette Pastika yang menyimpan rasa sejak lama pada Dendi. Tentang keduanya yang mengisi hidup m...