Paeonia - Anguliger

4.6K 1K 83
                                    

Akhir pekan kali ini tidak seramai biasanya. Setelah Dhuhur hanya menyisakan beberapa pembeli saja. Tidak masalah, toh sepertinya Ibu malah terlihat bahagia sibuk berbincang bareng Enci Lin di meja kasir.

Sayup-sayup kudengar pembicaraan dua Ibu-ibu itu.

"Nata jadi cari bunga Nci?" Suara Ibu kembali memecah keheningan.

Sontak dahiku berkerut. Cari bunga?

"Jadi Bu, dia minta antar ke saya, tapi saya sibuk ngurusin pesanan. Gak ada yang bisa nganter, dia bilang bisa pakai Google Map atau nanya orang sih, tapi dia kan orangnya kaku, jadi kalau mau nanya-nanya pasti susah." Suara Enci Lin terdengar merendah, atau mungkin lebih seperti khawatir?

"Iya tuh Nci, ngomong sama saya aja kaku. Ya udah sama saya aja diantar—"

"Ibu!" Refleks aku berteriak dari ruang penyimpanan barang. Lalu berjalan menuju pintu pemisah antara gudang dan toko utama.

Ibu dan Enci Lin menatapku bingung.

Lah?

"Kenapa?" Tanya Ibu.

"Hah? Kenapa?"

"Kamu kenapa tadi teriak?"

Aku mengusap pintu gudang canggung, "Hehe enggak kenapa-kenapa."

Kulihat Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu beralih menatap jajaran sample kain.

"Eh iya Nci, itu Nata mau ga diatar say—"

"Ibu ih masa sama Ibu!" ucapku setengah berteriak.

"Ya terus sama siapa? Sama kamu?" Ibu menatapku jenaka.

Sontak aku terdiam.

"Oh iya, ya udah sama Rumi aja, gimana?" Kali ini Enci Lin ikut bersuara.

Tapi, sebentar. Hah, gimana?

"Bilang dong Rum, kalau mau nganter," ini Ibu. Ibu please jangan gini juga.

"B-bukan git—"

"Bentar ya, Enci telepon Nata dulu."

Kok jadi gini sih?

Enci Lin mengeluarkan ponselnya, tidak lama berpindah ke samping telinga kanannya.

"Nata, jadi berangkat jam berapa?"

....

"Oh iya iya. Nta, kalau diantar Rumi aja gimana? Rum—"

Enci Lin dan Ibu saling bertatapan. Kulihat Ibu berbicara 'Rumi tau tempat jual bunga yang bagus' tanpa suara.

Enci Lin mengangguk.

"—Rumi tau tempat jual bunga yang bagus."

PARDON?!

ENGGAK YA SUMPAH.

"Oh oke."

.....

Wiranata - KusumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang