“Abang nanti besok Papa mau ngajak aku sama abang Fahri jalan jalan ke zoo, abang mau ikut nggak?”
Siang ini Fathur sedang berada di kamarnya dengan dua anak kecil yang selalu mengikutinya. Teman temannya sudah berpamitan untuk pulang karena memang mereka sudah di sini sejak kemarin pagi.
Fathur memainkan game di layar ponselnya sambil terus mendengarkan ocehan Fani yang sedang berbaring di atas ranjang miliknya. Sedangkan Fahri sedang asik melihat lihat action figure milik Fathur yang tersimpan di etalase sebelum televisi.
“Kata abang Farrel di zoo itu ada temennya bang Fadhil. Jadi kalo kita ke sana kita bakal ketemu sama temennya abang Fadhil.”
“Fani bang Farrel waktu itu cuma bercanda,” ucap Fahri mengoreksi perkataan adiknya.
“Enggak kok, waktu itu bang Farrel bilang kalau di sana ada banyak temen temannya bang Fadhil. Itu beneran, enggak bohongan!”
“Emang siapa aja temennya bang Fadhil?”
“Monyet sama buaya.”
Fahri tertawa pelan mendengar jawaban adiknya. “Mau aja kamu dibohongin sama bang Farrel.”
Fani menatap Fahri dengan malas. Gadis kecil itu lantas turun dari kasur dan pergi menghampiri Fathur yang tengah duduk di sofa dekat pintu balkon.
“Fani laper abang!”
Fathur menyimpan ponselnya ke dalam saku celana. Cowok itu memperhatikan sang adik yang berdiri di depannya sambil berkacak pinggang.
“Kan lo tadi udah dikasih makan sama Janu.”
“Janu itu yang mana?”
“Yang tadi ngasih lo roti bakar.”
Fani mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti. Gadis kecil itu kembali meletakkan tangan di pinggang sambil menatap Fathur.
“Itu kan tadi pagi, sekarang udah siang tapi Fani belum makan.”
“Abang juga belum makan Fan,” ujar Fahri ikut bergabung dengan keduanya.
“Mau makan apaan lo berdua?”
“Fani mau pizza sama ice cream strawberry.”
“Aku juga mau pizza.”
Merepotkan.
Setelah memesan makanan dari ponselnya, Fathur mengajak dua bocah itu untuk menunggu di bawah saja. Sebenarnya dia juga sudah sangat lapar dari tadi, namun ia tidak mungkin kalau makan sendirian.