Leia membuka kedua matanya dan mendapati langit-langit yang terbuat dari batu. Ia melirik ke sisi kirinya. Ada sebuah meja yang juga terbuat dari batu dan sebuah lampu minyak yang diisi dengan api sihir sehingga warnanya berwarna kebiruan.
Leia perlahan duduk dan merasakan pening di kepalanya.
"Apa ... yang terjadi?"
Ia mencoba mengingat apa yang sebelumnya terjadi. Seingatnya dia berada di taman bunga, dengan Nanny yang menemaninya. Kemudian ...
Gas beracun?
Leia ingat dia mencium aroma manis yang sangat aneh di gazebo tempatnya bersantai dan melihat Nanny mendadak pingsan di hadapannya. Ketika dia hendak menghampirinya, seseorang membekap mulutnya dari belakang dan setelah itu semua menjadi gelap.
'Ada seseorang yang menangkapku!' kesadaran itu membuat Leia segera bangkit dari tempat tidur yang ia tempati dan tertegun melihat rantai yang melilit kedua tangan dan kakinya di salah satu kaki tempat tidur.
"Kenapa rantai ini ...,"
"Kau sudah sadar rupanya,"
Leia menoleh kearah asal suara tersebut. Ia tertegun menatap sosok di hadapannya. Dia tidak pernah mengira sosok di hadapannya ini adalah salah satu dalang dari penderitaannya selama ini.
Sosok pemuda bersurai abu-abu itu menatapnya dengan geli. Gadis kecil yang dulu pernah ia tangkap karena memiliki aroma dari klan iblis terkuat ternyata masih bisa ketakutan ketika melihatnya. Itu sebuah pertanda bagus. Dengan begitu dia tidak perlu memberikan mantra ilusi pada gadis ini.
Sementara bagi Leia sendiri, bertemu dengan sosok di hadapannyas sama dengan mimpi buruk. Otaknya masih ingat dengan jelas apa yang pernah dilakukan sosok itu ketika dia pertama kali menginjakkan kaki ke Wilayah Terlarang.
"Kau ..., kau yang membantu ibuku dan berniat menjadikanku tumbal?" kata Leia, "Mengapa?"
"Sederhananya, ini hanya masalah kecil mengenai perebutan kekuasaan," kata sosok itu, "Ah, selama kita bertemu kita tidak pernah saling mengenal. Kau bisa memanggilku dengan nama Gardos."
Leia masih diam. Gemetar di tubuhnya masih ada walaupun pemuda bernama Gardos itu bersikap ramah.
Keramahannya adalah palsu. Leia mengetahuinya.
Gardos menyentuh pipi Leia dan membuat gadis itu tersentak hingga mundur dari pemuda itu, "Kau tahu, Ratu Iris adalah salah satu dari lima penyihir hitam yang cukup menjanjikan, dan dia mengikat perjanjian dengan seorang iblis ... yaitu aku."
Kali ini Leia benar-benar terdiam. Suara jentikan jari membuatnya terkesiap dan tahu-tahu dia sudah di pangkuan Gardos.
"Ap—"
"Bagaimana kalau kita sedikit bersenang-senang sebelum aku membawamu kembali ke Kerajaan Silvista dan menumbalkan jantungmu untuk calon raja mereka?"
Leia menggeleng kuat-kuat. Dia mencoba mengeluarkan racunnya dan membuat Gardos sedikit lumpuh, namun anehnya tidak terjadi apa-apa. Pun asap putih yang biasa menjadi manifestasi racun yang keluar dari tubuhnya juga tidak muncul.
Apa ini? Kenapa tidak terjadi apa-apa?
"Kau sedang bertanya-tanya mengapa racun di tubuhmu tidak bisa keluar dan mencoba melumpuhkanku?" Gardos terkekeh, "Sepertinya aku harus memberitahumu satu rahasia kecil."
"Racunmu di dalam tubuhmu itu tidak akan bereaksi apa-apa terhadapku karena kau masih berada di Wilayah Terlarang, tanah kelahiranmu sendiri."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Poison Princess [End]》✔
FantasyLacia la Midford adalah seorang putri, namun ia ditakuti dan disegani karena kemampuannya sebagai ahli racun, orang-orang menyebutnya sebagai Putri Racun. Namun, apa kemampuan itu membuatnya disayangi oleh keluarganya? Jawabannya, tidak. Keluarganya...