Leia berjalan-jalan di sekitar perkemahan. Ia sudah memberitahu Kana dan Mikail bahwa dia akan pergi untuk mengunjungi bangsa dryad yang tinggal di hutan tersebut. Ia juga ingin tahu apa saja yang dilakukan oleh bangsa peri hutan itu untuk mengawasi kapal perang musuh di lautan.
"Anda yakin ingin pergi sendirian?" tanya Ryenie yang mengawal Leia. Peri kecil itu terbang di sisi Leia sambil menatap waswas sekitarnya.
"Sangat yakin. Lagipula aku sudah pernah kemari beberapa kali sebelumnya," jawab Leia, "Aku cukup hafal geografis hutan ini."
Ryenie tidak bisa membantah. Ia mengikuti sang ratu yang berjalan dengan tenang memasuki hutan.
Leia menelusuri jalan setapak yang ada di hadapannya. Jalan itu hanya bisa terlihat oleh orang-orang yang diperbolehkan memasuki wilayah bangsa dryad. Ryenie sering menemani Leia atas perintah Kana, dan gadis itu sering masuk ke dalam hutan, bahkan sejak pertama kali menginjakkan kaki di Wilayah Terlarang.
Leia berhenti melangkah ketika melihat sosok wanita dengan kulit hijau dan mengenakan gaun putih yang kontras dengan warna kulit dan rambutnya yang sewarna gandum. Wanita hijau itu sedang memetik buah-buah beri liar yang tumbuh di semak-semak. Merasakan kehadiran Leia, wanita itu menoleh dan mengerjap.
"Selamat datang, Nona Leia," wanita hijau itu tersenyum, "Apa Anda ingin bertemu dengan saudara saya yang ikut mengawasi pergerakan kapal perang di sana?"
"Kuharap aku tidak mengganggu," Leia tersenyum, "Aku ingin menanyakan sesuatu pada saudaramu, Dreas. Apa dia ada di tendanya saat ini, Arthe?"
Arthe mengangguk. Ia kemudian memimpin Leia melewati jalan yang diperlihatkan oleh pohon-pohon di sekitar mereka. Leia menatap pohon-pohon itu dan tersenyum tipis. Sejak ia menginjakkan kaki di Wilayah Terlarang, entah kenapa semua makhluk yang ada di tempat ini begitu memujanya, mengagungkannya dan tidak pernah melihat Leia dengan sebelah mata.
Bila itu karena ia adalah putri Kana, mungkin mereka tidak menghormatinya seperti sekarang. Pun pernikahannya dengan Mikail. Leia yakin ada alasan yang lebih masuk akal ketimbang dua alasan pertama yang ia sebutkan tadi.
Pertanyaannya adalah apa alasan paling kuat yang membuat semua makhluk Wilayah Terlarang menundukkan kepala di hadapannya.
Mereka sampai di sebuah pemukiman yang terdiri dari tenda-tenda yang berasal dari kulit binatang dan juga rumah-rumah pohon yang terdapat di puncak pohon-pohon tertinggi. Tempat itu adalah pemukiman dryad. Begitu sampai di pemukiman itu, semua dryad yang tengah beraktivitas langsung menunduk dan membungkuk hormat pada Leia yang dibalas oleh gadis itu dengan wajah memerah malu.
Sampai saat ini dia tetap saja tidak terbiasa dengan perlakuan seperti ini. Sangat jauh berbeda dari kehidupan lamanya.
Arthe membawa mereka ke sebuah tenda yang lebih mencolok dari yang lain. Wanita dryad itu menyingkap tirai tenda tersebut dan masuk ke dalam. Leia dan Ryenie mengikuti. Di dalam, aroma wewangian mint dan juga jeruk tercium sangat tajam namun anehnya menenangkan. Seorang pria berkulit hijau seperti dryad kebanyakan duduk bersila di atas sebuah bantal tipis khusus untuk duduk. Kedua mata pria itu terpejam sementara kedua tangan berada di kedua sisi tubuhnya.
Arthe mengisyaratkan Leia untuk tidak membuat suara dan ia sendiri duduk di samping saudaranya, Dreas. Arthe menepuk pelan pundak Dreas dan membuat kedua kelopak mata pria itu terbuka.
"Kau sudah pulang," kata Dreas.
"Tentu. Dan kita memiliki tamu." Arthe bergeser agar Dreas melihat keberadaan Leia di belakangnya.
Pria hijau itu tersenyum tipis melihat sosok Leia, "Suatu kehormatan Yang Mulia Ratu mau mengunjungi pemukiman kecil kami. Tentu Anda kemari untuk menanyakan kedua kapal perang musuh kita di lautan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Poison Princess [End]》✔
FantasyLacia la Midford adalah seorang putri, namun ia ditakuti dan disegani karena kemampuannya sebagai ahli racun, orang-orang menyebutnya sebagai Putri Racun. Namun, apa kemampuan itu membuatnya disayangi oleh keluarganya? Jawabannya, tidak. Keluarganya...