Tron mencoba menyerang Mikail, namun usahanya gagal ketika pemuda itu menangkis serangannya. Sebagai gantinya, Mikail merobek satu sayap hitam milik Tron hingga membuat pria itu terluka. Dari lukanya mengalir darah berwarna kehitaman yang mampu melepuhkan lantai kayu yang ada di bawah kakinya.
"Kemampuanmu berkembang pesat, Mikail." Kata Tron.
"Karena aku adalah seorang raja," balas Mikail, "Sekarang, bisakah kau mati dengan tenang?"
"Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak mau melewatkan mangsaku begitu saja."
"Dia putrimu sendiri!" ujar Mikail marah.
"Lantas apa peduliku? Bukankah kau tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh iblis yang mencinta?"
Benturan serangan mereka berdua mengakibatkan getaran yang cukup membuat siapapun yang merasakan akan gemetar ketakutan. Mikail mundur beberapa langkah. Dia menatap darah di tangannya. Darah kehitaman itu adalah milik Tron, yang kini kehilangan satu lengannya.
"Aku tahu apa yang dilakukan oleh iblis yang mencinta," kata Mikail, "Tetapi aku tidak serendah dirimu yang tidak bisa mempertahankan cintamu pada satu orang saja."
"Kau pikir kau lebih suci dari malaikat?" desis Tron, "Kau bahkan lebih dari diriku. Kau lebih kotor dibandingkan iblis mana pun!"
"Aku tidak mengatakan demikian. Setidaknya aku masih punya akal sehat. Tidak sepertimu," balas Mikail, "Kau memanfaatkan Kana untuk mendapatkan keturunan yang memiliki darah beracun, bukan? Setelah dia melahirkan seorang anak, kau akan memakan jiwa anak itu dan membuat kekuatanmu lebih kuat dibanding sebelumnya lalu berniat menggulingkanku dari posisiku saat ini."
Tron terkekeh mendengar penjelasan Mikail, "Kau sudah tahu rupanya."
"Tidak sulit untuk menebak jalan pikiran iblis sepertimu."
"Kau!"
Keduanya bertarung tanpa henti, tidak memerdulikan sekitar. Mikail kembali melayangkan serangan. Kali ini serangannya berhasil mengenai Tron hingga saudaranya itu mundur beberapa langkah.
"Sepertinya aku terlalu meremehkanmu," kata Tron, "Tetapi apa kau yakin akan terus menyembunyikan kenyataan yang seharusnya diketahui Leia sejak lama."
"Itu urusanku dengannya," balas Mikail, "Kau, sebagai ayah, adalah yang terburuk."
"Dan sekarang kau berbicara tentang keluarga," Tron tertawa, "Sudah berapa lama kita tidak membicarakannya? Haruskah aku mengatakan pada Leia saat dia sadar bahwa kau sudah membunuh kedua orangtua kita?"
"Diam." Desis Mikail.
"Kau takut, Mikail. Kau takut melakukan hal yang sama untuk ke sekian kali," ujar Tron, "Kau takut ..."
"Kubilang diam!"
Satu serangan mengenai Tron, kali ini tepat di dada hingga wujud iblis pemuda itu memudar secara perlahan. Tron mendesis. Adiknya ini benar-benar tidak menahan diri untuk menyerangnya. Walau memiliki kemampuan regenerasi yang cukup cepat, tetapi dia tidak mungkin bisa pulih secepat biasanya karena serangan Mikail terlalu kuat ia terima.
Mikail mengubah kembali wujudnya menjadi manusia dan menatap Tron dengan tatapan dingin, "Sekali lagi kau mengungkitnya, aku akan membuat kematianmu lebih mengerikan daripada iblis-iblis yang pernah kubunuh."
Bukannya takut, Tron malah tertawa. Pemuda itu tidak memerdulikan lukanya yang cukup serius untuk ukuran seorang iblis yang mampu beregenerasi secepat kedipan mata.
"Seharusnya kau menjelaskan pada Leia, bahwa kau takut membunuhnya," kata Tron, "Ah ..., ekspresimu lucu sekali, Adikku. Seandainya Leia melihat ekspresimu saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Poison Princess [End]》✔
FantasyLacia la Midford adalah seorang putri, namun ia ditakuti dan disegani karena kemampuannya sebagai ahli racun, orang-orang menyebutnya sebagai Putri Racun. Namun, apa kemampuan itu membuatnya disayangi oleh keluarganya? Jawabannya, tidak. Keluarganya...