Perusahaan milik Jiyeon, yang saat ini dipimpin oleh suaminya sudah berjalan dengan lancar. Bahkan banyak peningkatan disana.
Dan Jiyeon langsung menjalankan rencana liciknya.
"Kan udah lancar lagi, sekarang udah saatnya diwarisin ke Doyeon dong?" Tanya Jiyeon.
"Apa? Ngga lah. Kan saya yang pimpin, kesuksesannya ya berarti buat saya. Itu perusahaan milik saya." Jawab Taemin.
"Ngga bisa gitu dong, kan perjanjiannya dari awal juga kalo udah sukses tetep dibalikin ke saya." Bantah Jiyeon.
"Apa sih? Itu tuh yang bikin sukses lagi saya! Berarti yang punya ya saya!" Bentak Taemin.
"Kamu tuh ya! Ya udah, kalo gitu kita cerai aja! Kita lewat jalur hukum! Biar tau rasa kamu!" Ancam Jiyeon.
"Oke! Siapa takut!" Taemin sama sekali tidak takut.
Sidang perceraian mereka dilaksanakan hari ini.
Doyeon diminta untuk hadir sebagai saksi.
Tapi sudah sore hari, Doyeon belum juga muncul.
Jiyeon pun menelepon anaknya.
"Doyeon, kamu dimana?" Tanya Jiyeon.
"Ma... maafin aku... aku ngga bisa kesana... dan rasanya, aku malu ketemu kalian..." jawab Doyeon di sela tangisnya.
"Kamu kenapa? Kamu nangis? Ada apa?" Tanya Jiyeon kebingungan.
"Ma... aku... aku... aku hamil... huhuhu..." Doyeon tidak dapat melanjutkan bicaranya lagi.
Tubuh Jiyeon terkulai lemas. Ponsel yang dipegangnya jatuh ke lantai.
Ia pingsan.
Jiyeon dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Ia terkena serangan jantung. Rupanya selama ini ia tidak menyadari bahwa ia memiliki penyakit jantung akibat terlalu sering marah marah.
"Lagi lagi, aku menghadapi wanita yang memiliki sakit jantung..." lirih Taemin.
Doyeon yang mendengarnya sempat shock, ia langsung ke rumah sakit, tempat ibunya dirawat.
"Ma... maafin Doyeon... Doyeon malu sama diri sendiri... maaf..." Doyeon menangisi ibunya yang kini sedang tertidur dengan selang selang yang dihubungkan ke tubuhnya.
Taemin datang dan memeluk Doyeon.
"Sabar, Doyeon... mungkin kamu tau kalau apa yang mama kamu lakukan itu jahat, tetapi kamu terkena pengaruhnya... jadi mulai sekarang, kamu tinggal sama papa. Yang udah hamilin kamu harus tanggung jawab, dan... kamu harus berubah jadi anak baik! Janji," Taemin tersenyum.
"Iya, pa... aku janji..." Doyeon menghapus air matanya.
Doyeon dan Taemin terpaksa berhari hari menunggu Jiyeon koma di rumah sakit.
"Pa, maafin Doyeon ya, selama ini udah jahat sama Sohee. Maafin aku, ya..." Doyeon memeluk papanya.
"Iya... tapi mulai sekarang janji, ngga jahat lagi!" Kata papanya.
Tiba tiba dokter keluar dari ruangan bersama para staff. Wajah mereka terlihat lemas.
"Maaf, kami sudah bertindak semaksimal mungkin..." kata sang dokter.
"Tetapi istri anda tidak dapat kami selamatkan." Lanjut sang dokter membuat Doyeon langsung menangis keras.
************
KAMU SEDANG MEMBACA
2Sista >>[Jung.Hee]<<
FanfictionSejak kematian ibunya, Sohee dan adiknya, Hanbyul harus menjalani hidup tanpa orang tua. Sebab, ayah mereka lebih memilih untuk menikah lagi dengan sahabat masa lalunya dari keluarga terhormat yang sudah memiliki seorang anak perempuan bernama Doyeo...