Part 3

101 16 4
                                    

" lee taeyong?" Lirih jisoo saat sosok pria yang memanggil yuta itu datang. Itu taeyong
Ada apa seorang lee taeyong kemari?batin jisoo
Apa ia ada misi perang di toko buku ini? Jisoo sendiri ingin tertawa mendengar pertanyaan konyol itu
Ah lupakan! Jisoo terlihat bingung dengan dua manusia ini.
Apa mereka saling mengenal?
" jisoo-ya, dia sahabatku..lee taeyong " ucap yuta
" kami sud-" belum selesai jisoo berkata, taeyong kini memotong ucapannya
" salam kenal " potong taeyong
'Lihatlah si kulkas muka tembok ini, dan apa-apaan dia memotongku berbicara. Dasar kakek! Baru kemarin bertemu sudah lupa' gerutu jisoo dalam hati
Sedangkan taeyong? Pria itu tetap mempertahankan wajah dinginnya
" jisoo-ya! Kau dimana?" Teriak dahyun yang entah dimana asalnya
" aku disini eonnie " jawab jisoo sambil melambaikan tangannya
Dahyun sedikit terkejut saat melihat ada dua manusia itu disini.
" yuta? Taeyong? Sedang apa kalian di sini?" Tanya dahyun
" noona, kau pikir apa yang akan orang lakukan di toko buku? Memasak?" Ucap yuta yang dibalas kekehan oleh dahyun
" ah, jisoo..aku ada urusan mendadak dengan klien ku. Aku harus meeting 10 menit lagi. Tapi karena ada taeyong disini, bagaimana kalau taeyong yang mengantarmu?" Ujar dahyun
Jisoo yang mendengar hanya melirik taeyong lalu dahyun bergiliran
" terserah padanya saja eonnie " bisik jisoo
" sudahlah, taeyong pasti mau. Iya kan tae?" Tanya dahyun
Sedangkan taeyong hanya diam membuka ponselnya
" yak! Aku bertanya padamu! " bentak dahyun
Lantas taeyong menoleh
" diam berarti iya " ucap dahyun lalu pergi ke kasir
" ahjussi, aku membayar buku yang gadis itu beli dan pintaku juga " ucap dahyun yang menunjukan buku miliknya dan jisoo yang tadi ia bawa.
" khamsahamnida " ucapnya lalu keluar dari toko
" kalian akan diam saja?" Tanya yuta
" kajja "ujar taeyong diikuti jisoo dibelakangnya
Sedangkan yuta hanya diam sesekali menyingsingkan senyum tipisnya
'Ternyata bidadari itu nyata' batinnya
" aishh, kenapa aku memikirkannya?" Terputusnya sendiri lalu ikut pergi namun tak bersama taeyong

Ada yang aneh di mobil taeyong. Pria itu sedari tadi tak mengucapkan sepatah katapun. Dan sialnya, pria itu tetap bertahan pada wajah temboknya
Apa ada yang salah dengan jisoo? Sampai-sampai pria itu malah diam terus sedari tadi
Sebenarnya agak berat jisoo mengatakannya, namun..
" kalau boleh tahu, sejak kapan kau mengenal keluarga paman " tanya jisoo

Tapi sepertinya jisoo salah pilihan, pria itu tetap diam dan malah melanjutkan perjalanan
Jisoo yang menyadarinya hanya membuang nafas sambil menatap jendela
" kalau begitu dimana-"
" kita sudah sampai " potong taeyong sebelum jisoo menyelesaikan kalimatnya
Jisoo berjalan keluar dengan menekuk wajahnya
Setelah sampai didepan pintu, jisoo membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan taeyong
" kau tak mampir?"
" aku ada urus-"
" setidaknya masuklah dulu, kau juga pasti lelah " potong jisoo
Tanpa diduga, pria itu menurut begitu saja dan merebahkan tubuhnya di sofa besar ruang tamu
Jisoo tersenyum smirk
'Dasar tukang memotong kalimat orang' batinnya
Ia lantas berdiri disamping taeyong
" sebentar, akan dibuatkan minuman " ujar jisoo jamu. Taeyong duluan menahannya
" tidak perlu, aku tidak-"
" jangan menolak, kau sudah mengantarku " potong jisoo
" aku tidak haus "
" tae-"
" sudah dibilang tidak perlu! Jangan membantah kim jisoo!" Bentak taeyong
Jisoo terkejut saat tiba-tiba taeyong menarik tangannya dengan kasar sehingga bahunya membentur bahu taeyong
" sudah kukatakan tidak perlu, tapi kau membantah "
Jisoo diam
" kenapa kau suka sekali memotong kalimatku ha? Kau tahu aku lelah! Jadi tidak perlu membuatku tambah lelah karenamu " bentak taeyong lagi
Terlihat sekali jika pria itu benar-benar marah
" tapi tadi kau juga memotong kalimatku " ucap jisoo saat mulai terisak
" jadi maksudmu kau membalasku? Iya?" Ucapnya lagi namun lebih tegas

Ayolah, apa mereka tidak sadar dengan posisi mereka?
Dengan jisoo yang duduk dipangkuan taeyong dan lengan taeyong yang mencengkeram pinggang gadis itu

Jisoo menunduk takut. Taeyong adalah orang pertama yang pernah membentaknya. Bahkan ayah jisoo tak pernah membentak putrinya.
Jisoo merasa matanya kian memanas hingga pipinya terasa basah

" aku minta..maaf hiks " ucap jisoo sambil terisak pelan
Jangan lupakan tangan jisoo yang berada di pundak taeyong
Taeyong merasa ada perasaan aneh didalam dirinya
Entahlah, seperti kasihan dan bersalah.
Taeyong juga bingung, sebelumnya bahkan ia selalu mengatakan apa yang ingin ia katakan secara tegas.
Tapi, rasanya ia merasa bersalah telah membentak gadis ini
Gadis itu tidak bersalah. Apa mungkin karena taeyong lelah, ia membentak jisoo?

" sudahlah, jangan menangis " ucap taeyong sambil mengelus rambut jisoo
" hiks, kau-kkau tidak tahu..aku..hiks..aku takut. Kau orang pertama yang membentakku " ucap jisoo disela tangisnya
" baiklah maafkan aku "
Lihatlah! Sejak kapan lee taeyong berani mengatakan kalimat itu pada seorang gadis

Jisoo bangun dari pangkuan taeyong saat menyadari posisinya yang tak lazim
Jisoo merasa canggung dibuatnya
Ia mengusap kasar air matanya
" jika tidak mau ya sudah, aku masuk ke kamarku dulu " ucap jisoo lalu pergi
Sedangkan taeyong hanya duduk sambil menatap kepergiannya

Ada perasaan aneh dihati taeyong.
Ia merasa jisoo sedikit berpengaruh dalam hal emosinya
Ia juga merasa detak jantungnya tak normal saat sebelum dan sesudah ia membentak jisoo
" harusnya aku tak memarahinya tadi, aishh ada apa denganku?" Gerutu taeyong saat menyambar kunci mobilnya lalu keluar dari rumah itu

To be continue

See you again

Oh ya, once again cingudeul! Selamat melaksanakan ibadah puasa ya...
Semoga puasanya gak batal karena muntah saat baca ff ini
I feel my story is empty
Jadi kayak gk berasa banget gitu loh
Jangan lupa vote ya?
Selamat berpuasa
Nyeongan!

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang