Part 13

62 10 1
                                    

Tekan bintang di bawah ya?..!
Happy reading....











" Lakukan sekarang!" Perintah yuta pada wanita yang kemarin ditemuinya dan kini ada dihadapannya. Wanita itu malah tersenyum miring.
" apa ada tambahan jika aku berhasil?" Tanyanya
Yuta memutar bola mata jengah.
" Kau bahkan belum melakukan nya nona "
Wanita itu lantas tertawa dengan keras. Yuta sendiri tak tahu apa penyebabnya. Apa ia tak tahu orang lain menatapnya heran?
Gila, itu yang ada dibenak yuta.
" Berhentilah tertawa Jennie Kim, dan lakukan seperti yang aku ucapkan " ucap yuta pelan tapi terkesan menusuk bagi wanita bernama Jennie itu.
" ya ya, aku akan melakukannya. Aku pergi tuan Nakamoto "

Yuta berdecih saat wanita itu pergi dari hadapannya. Pantas saja Taeyong tak menerimanya.
Wanita materialistik dan mengincar uang dari segala hal.
Berbeda dengan jisoo.. ah! Mengingat jisoo, yuta jadi berpikir tentang gadis itu. Sedang apa ia sekarang? Apa dengan taeyong? Atau sendiri?
Apa perlu yuta menelponnya? Sekedar ingin mendengar suara lembut gadis itu.
Yuta meraih ponsel nya dan mencari nama jisoo disana.
Senyum terukir dibibir yuta saat melihat nama 'jichu' di kontak nya.
Ia menekan tombol telpon dan mendekatkan ponsel itu ke telinga nya.
Tanpa menunggu lama si gadis di seberang sana menjawab

' halo? Yuta-kun, ada apa?' Tanya jisoo dengan tenang dan lembut.
Yuta hanya diam seakan tak menghiraukan pertanyaan jisoo
' yak! Kau disana kan? '
Yuta terkesiap
" ah ya, aku disini. Maaf, ada yang memanggilku tadi "
' oh, lalu kenapa kau menelpon ku?'
" apa tidak boleh?"
' ah ani! Maksudku, tumben kau menelpon ku? Apa ada sesuatu?'
" ehmm- "
' ah yuta, maaf ya? Taeyong menunggu ku. Aku harus segera pergi, darah '
" ji-"
" soo "
Yuta mencengkeram ponsel nya.
Jadi benar, jisoo bersama taeyong?
Ah, sial. Jennie juga baru melaksanakan tugasnya besok.
Baiklah, ia akan membiarkan taeyong bernafas lega sekarang.
Ia beranjak dari cafe lalu pergi.
.
.
.
" sudah siap?" Tanya taeyong saat melihat jisoo turun bersama dahyun dan hyorin
" sudah "
Dahyun tersenyum melihat mereka berdua. Ia senang taeyong kini berubah menjadi sosok yang lebih hangat
" jaga jisoo baik-baik. Kau tak akan selamat jika tidak membawa jisoo dengan selamat!" Ancam Dahyun
Jisoo dan Taeyong lantas terkekeh mendengar nya.
" iya iya, noona tenang saja "

" daah " mereka melambaikan tangan pada dahyun dn hyorin saat sudah memasuki mobil taeyong. Hari ini taeyong sengaja mengambil cuti untuk menemani jisoo pergi ke Daegu, ke makam ibunya.
Kemarin sore, polisi mengatakan kalau orangtua jisoo sudah dimakamkan ditempat yang layak. Bahkan seminggu sebelumnya. Jisoo baru dikabari kemarin.

Skip

Mereka sudah sampai di Daegu, tempat kelahiran jisoo.
Ini pemakaman orangtua jisoo.
Sungguh, jisoo tak percaya ini.
Dihadapannya adalah pusaran orangtua nya. Yang dulu selalu memberinya semangat, kini hanya gundukan tanah yang tak lagi hidup.
Jisoo mengelus batu nisan ibunya

" Annyeong bu, ini aku jisoo. Ibu apa kabar?" Tanya jisoo lembut
Taeyong tahu jisoo menahan tangisannya, suara gadis itu bergetar. Tangannya terulur mengusap rambut lembut jisoo.
" Maaf, baru bisa mengunjungi kalian sekarang. Apa kalian bahagia di surga sana? Kuharap begitu " ucap jisoo dengan mata yang memanas.
Ia yakin sebentar lagi tangisnya akan pecah
" Oh ya ayah, aku sudah punya kekasih. Namanya Lee Taeyong. Dia tampan kan? Seperti ayah "
Ujar jisoo sambil memperlihatkan tautan tangan mereka yang menyatu. Gadis itu mulai menangis. Namun masih tersenyum.
Taeyong tahu itu senyum kepedihan. Ia memeluk jisoo erat. Ikut menangis mengingat orangtua nya yang juga tidak ada. Ia tahu betul perasaan jisoo saat ini.
" Jangan menangis, mereka akan sedih kalau melihatmu seperti ini " ucap taeyong sambil menciumi pucuk kepala jisoo.
Gadis itu merasa lebih tenang di dekapan taeyong. Biarkan jas taeyong basah karena tangisnya.
Taeyong dapat merasakan tubuh mungil gadis itu bergetar.

Jisoo menatap kembali makam yang berdekatan itu.
" Kalian tenanglah disana ya? Aku janji akan selalu mengunjungi kalian. Terimakasih ayah, ibu. Kalian yang terbaik untukku " ucap jisoo

Taeyong menguatkan dirinya untuk berkata
" Paman, bibi. Aku tahu kalian manusia yang sangat hebat. Aku berjanji akan menjaga putri kalian dengan baik " ucapnya
Ia lantas menarik pelan tangan jisoo dan mengajak nya pulang.

" jisoo, kau bisa duluan ke mobil kan? Aku akan ke toilet dulu "
Ucap taeyong
Jisoo mengangguk, jarak mobil dan pemakamam memang lumayan jauh.
Saat sedang berjalan, tiba-tiba jisoo dihadang oleh 3 pria dewasa dengan tampilan yang, euwhh berantakan.
" ka-kalian siapa?" Tanya jisoo
" Ayolah nona cantik, kau lupa pada kami?" Tanya pria yang tepat dihadapan jisoo.
" s-siapa? Aku tidak mengenal kalian, permisi aku mau lewat "
Tangan jisoo ditahan oleh salah satu dari mereka.
" eitss! Mau kemana kau? Cepat bayar hutang ayahmu! Aku tahu kau putrinya Kim Junmyeon kan?"
Jisoo berusaha memberontak tapi tak bisa. Taeyong juga belum kembali. Ia mulai takut saat ini.
" Lepas, aku tidak punya uang "
Para lelaki itu malah tertawa kencang membuat jisoo bingung.
" Jangan berbohong nona! Kulihat pacarmu orang kaya, jadi apa salah nya meminta uang padanya?"
Jisoo berdecih dalam hati.
" Jadi kalian mengikutiku? Dasar pria brengsek! Aku tidak akan menyerahkan uang hasil kerja kekasihmu pada preman brengsek seperti kalian!"

Plak!

Pipi jisoo sangat perih. Ia yakin salah satu dari mereka telah menampar pipinya dengan keras. Ia berusaha tak menangis tapi tak bisa.
" Kalian jahat! Pergi dari sini!" Teriak jisoo
" jika kau tak ingin membayarnya dengan uang. Maka kau bisa membayar dengan tubuh indahmu sayang "
Jisoo berusaha untuk tidak terlihat lemah. Ia terus memberontak minta dilepaskan. Tapi ia terlalu lemah.
" Lepas!!"

Bugh

Diluar dugaan, pria yang mencekal tangannya memukul kepala jisoo dengan kayu. Tidak terlalu kuat, tapi sangat sakit. Sehingga jisoo merasa pusing.
" akhh " runtuh jisoo sambil memegangi kepalanya yang nyeri.

Bugh

Bukan pukulan untuk jisoo. Melainkan untuk mereka.
Itu taeyong, jisoo jatuh terduduk sambil menatap taeyong. Ia amat jago bela diri. Jisoo memegangi kepalanya. Ia melihat preman itu pergi dari sana. Dan taeyong berjalan ke arahnya. Wajah pria itu kentara sekali panik.

" Jisoo, kau tak apa? Sial! Mereka menampar mu?" Tanya taeyong saat melihat darah di sudut bibir jisoo. Rambut gadis itu kini berantakan.
Jisoo mengerang sambil memegangi kepalanya. Membuat taeyong semakin panik dan bingung.
" Ada apa? Kenapa kau memegangi kepala mu?"
Tangannya terkilir untuk menyentuh kepala jisoo. Ia mengerenyit begitu merasakan sesuatu yang basah dari kepala jisoo. Bahan bengkak pula.
Ia terkejut saat melihat darah yang lumayan banyak di tangannya. Ia mengepalkan tangannya kuat.
" Sialan, mereka memukulmu juga? "Tanya taeyong
Jisoo mengangguk lemah
Tanpa berpikir lama, taeyong mengangkat tubuh jisoo dalam gendongan nya.














Leave your step readers...
See you again


Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang