Happy reading...
Taeyong tak habis fikir. Selicik itukah permainan Nakamoto Yuta? Taeyong sangat yakin, jika Yuta sengaja merencanakan semua ini agar bisa menikahi Jisoo. Taeyong menyesal, ia sungguh menyesal. Tahu begitu, ia dengan senang hati menolong Jisoo dan ayahnya. Tapi egois nya Taeyong membiarkan gadis itu berkorban untuk sang ayah. Ya, bagaimanapun juga Yuta mengancam akan memasukkan Kyuhyun ke dalam penjara jika tidak segera membayar.
Ia tahu jisoo sangat terpukul. Tapi apa yang harus ia lakukan?
.
.
.
.
"Yuta, aku ingin pulang"Yuta melirik Jisoo yang kini ada di kamar nya. Ia sengaja membawa Jisoo kemari agar gadis itu tidak nekat melakukan sesuatu yang menyusahkan Yuta.
"Tidak, kau akan tetap disini!" Ucap Yuta dengan nada yang ditekan membuat Jisoo mengerti jika pria itu tak mau dibantah.
Gadis itu sudah di sini bersama Yuta yang sibuk dengan laptop nya. Sedari tadi pula ia meminta untuk pulang."Kau tidak lapar?" Tanya Yuta kemudian. Ia menatap Jisoo yang meringkuk membelakangi nya. Tapi ia yakin jika Jisoo belum tidur. Ia berjalan menghampiri gadis itu lalu mengusap lembut rambut nya.
"Jisoo, ayo makan. Kau harus makan. Jangan sampai kau sakit"
Oh, rupanya Jisoo mengabaikan ucapan Yuta. Yuta harus mulai bersabar sekarang.
"Aku akan mencari makanan. Kau diamlah disini, jangan kemana-mana oke?" Ucap Yuta lalu pergi membawa kunci mobilnya.Jisoo menatap pintu yang kini tertutup rapat. Apakah Yuta sengaja tak menguncinya? Jisoo berjalan mengendap berusaha tak menghasilkan suara apapun. Ia takut Yuta masih ada disana.
Jisoo mengintip kesana-kemari. Sepi, itu lah yang Jisoo lihat. Rupanya Yuta sudah pergi. Jisoo bernafas lega. Ia berniat untuk kabur dari sana. Bukankah itu hak nya? Mereka hanya akan menikah kan? Bukan untuk menculik Jisoo!
Tap tap tap
"Mau kemana?" Tanya seseorang dengan suara berat mengintimidasi. Jisoo membeku ditempat. Ia menatap pria itu. Bukan Yuta, tapi wajahnya lebih menyeramkan dari Yuta.
"A-aku, aku hanya ingin...hmm..ingin buang air kecil, iya! Dimana toilet nya?"
Tanya Jisoo yang dibalas tatapan tajam dari pria itu.
"Kau tak lihat? Didalam ada kamar mandi. Kau bisa buang air kecil disana kan? Jangan mencari alasan untuk kabur nona. Boss akan menghajar kami jika itu terjadi" Ucap pria itu dengan nada mengancam.Oke, Jisoo memang tak pandai berakting. Sekarang ia seperti kucing yang tertangkap basah mencuri makanan oleh manusia.
"Masuklah!" Titah pria itu tetap dengan nada rendah tapi berat.
"Tidak! Aku ingin pulang" tolak Jisoo"Kubilang masuk! Kau ini hanya akan menyusahkan ku saja! Jadi masuklah daripada aku berbuat kasar padamu!" Bentak pria itu.
Jujur saja, Jisoo takut akan tatapan pria itu. Namun ia akan berusaha agar bisa kabur."Kau tuli ya? Sudah dibilang aku tidak mau! Memang kenapa jika kau dihajar Yuta? Itu bukan urusanku! Aku juga berhak pulang ke rumahku tau! Jika kau bilang aku menyusahkan kau salah! Kau yang begitu! Karena badan mu yang besar itu tak berlaku untuk posisimu disini! Aku bahkan tak takut denganmu!" Teriak Jisoo.
Pria itu menggeram menahan marah mendengar celotehan Jisoo yang sengaja menjelekkan dirinya. Ia tersenyum smirk lalu mengangkat dagu gadis itu dengan kasar.
"Kau bilang apa nona?" Tanya pria itu.
"Benar kan? Kau tuli!"Brakk
Cklek
Bersamaan dengan jatuhnya Jisoo, pintu terbuka menampakkan sosok Yuta yang membawa plastik berisi makanan. Tatapan tenang pria itu berubah merah padan melihat apa yang terjadi pada Jisoo. Bagaimana tidak? Ia melihat orang suruhannya memukul pipi Jisoo sampai gadis itu tersungkur dan kepalanya terbentur kaki meja. Dengan emosi, Yuta menghabisi pria itu.
"Apa yang kau lakukan brengsek?!!" Teriaknya
Pria itu nampak berubah. Tadi saja, tatapan nya pada jisoo begitu tajam dan menusuk. Sekarang? Terlihat takut dan pasrah."A-aku tidak sengaja boss. Dia ingin kabur dari sini"
'Matilah kau Jisoo!' Batin Jisoo
"Sudah dibilang kan, perlakukan dia dengan lembut!! Kau mau mati ya?!" Teriak Yuta lagi.
Apakah Yuta tidak lihat, bagaimana keadaan pria itu sekarang? Jisoo juga heran, kemana Yuta yang ramah?"Ma-maaf boss"
"Arghh! Sialan kau!! Kau melukainya! Kau melukai gadisku!! Sekarang juga pergi dari sini sebelum nyawamu hilang!! Pergi dari sini Song Mino!!"
"B-baik boss"Yuta tak dapat membendung emosinya. Lihat! Bahkan wajahnya memerah karena emosi. Nafasnya juga tersenggal karena berteriak. Ia menatap Jisoo yang menangis memeluk tubuhnya sendiri.
"Jisoo?"
Tak ada jawaban
"Jisoo, maafkan dia ya? Brengsek memang. Mana yang sakit? Biar ku obati" ujar Yuta lembut
Jisoo mendongak menatap manik hitam Yuta tak percaya. Secepat itukah Yuta merubah sikapnya? Melihat Yuta marah tadi saja Jisoo sudah ketakutan.
"S-sakit. Kepalaku.. dan...hiks" ucapan Jisoo terputus karena tangisnya yang tak dapat terbendung lagi. Yuta yang melihat itu lantas memeluk Jisoo.
Ia menatap wajah Jisoo dan menggeram lagi.
"Sial! Bibirmu berdarah"
.
.
.
"Sakit"
"Tahanlah sebentar, kau harus diobati"5 minute later..
"Baiklah, aku sudah mengobati lukamu. Sekarang kau harus makan ya?" Ucap Yuta begitu lembut sambil tersenyum manis.
"Y-yuta?" Tanya Jisoo sedikit ragu. Ia masih takut pada Yuta yang menghabisi pria itu.
"Kenapa?" Tanya YutaJisoo memberanikan diri untuk duduk menghadap Yuta.
"Bolehkah aku pulang? Aku rindu ayahku" ucap Jisoo
Yuta menghentikan aktivitasnya lalu menatap lekat Jisoo. Tersirat kesedihan di wajah dan mata kelabu legam gadis itu.
"Tapi-"
"Jebal..aku merindukan ayahku.." pinta Jisoo lagi.
Yuta menghembuskan nafas berat
"Baiklah, tapi setelah kau makan ya?"Jisoo mengangguk lalu tersenyum. Meski Yuta telah menyekapnya, ia yakin Yuta tetaplah lelaki baik. Suatu saat ia akan membuat Yuta berubah.
Yuta mengambil ponselnya lalu mengetikkan sesuatu di ponsel itu
'Lihatlah! Bahkan aku sudah dekat dengan Jisoo. Ya, bagaimanapun juga dia calon isteriku kan? Dia akan menjadi Nakamoto Jisoo'
TBC
Gimana? Kurang nge feel? Sorry typo nya ya?
Aku sengaja ngetuk YuSoo doang disini. Biar konfliknya cepet dapet terus Jdeerr gitu..
Hehe...
Vomment dong?Annyeong!

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionAku mencintaimu. Tetaplah disana karena Aku akan memperjuangkan cinta ini - Kim Jisoo Aku juga mencintaimu. Aku akan tetap disini menunggumu. Walaupun nyawaku harus ditukar untuk cinta ini - Lee Taeyong