"Kamu lagi, kamu lagi..." dosen berkepala botak itu menggeleng berulang kali.
"Kerjaan kamu itu apa sih dirumah? Kerjaannya telat mulu, apa saya harus ganti jam kuliah saya?"
"Kerjaannya dirumah nonton bokep kali pak!" celetuk Javier. Icho menatap tajam Javier yang udah cekikikan didalam kelasnya, bukan hanya satu makhluk itu. teman-teman yang lainnya pun ikut tertawa pelan karena celetukan Javier.
"Diem kalian, kalian mau dihukum kayak teman kalian ini." semuanya serentak diam, "Sampai dimana kita tadi?"
"Kerjaan saya dirumah sama jam kuliah pak," jawab Icho.
"Nah iya itu, ayo jawab."
"Bapak kepo banget sih."
"Apa kamu bilang?!"
"Bapaknya ganteng pisan, kayak park chendol."
"Hah? Park apa? Cendol?"
"Heeh, itu loh yang artis korea itu."
Guru itu menghela nafas.
"Saya gak peduli sama si cendol-cendol itu, kamu milih ada di jam kuliah saya atau saya kasih hukuman."
"Kasih hukuman aja pak!" celetuk Javier.
"Kamu kalau ikut-ikutan lagi saya keluarkan dari kelas saya."
"Pak," panggil Icho.
"Kenapa?"
"Saya capek pak."
"Terus?"
"Saya milih keluar kelas aja pak. Dihukum gpp dah."
Dosen itu membelalakan matanya kaget, ya sifat abstrak dari mahasiswanya ini mulai terlihat. Entah kenapa dia kadang gagal paham sama anak bernama Micho ini, sekalinya diem, diem banget kalem kayak anak baik dikelasnya. Sekalinya lagi bangsat, bangsat banget gak tanggung-tanggung. Kalau mahasiswa lain mungkin akan mohon-mohon untuk tidak diberikan hukuman, Icho malah minta dihukum.
"Kamu yakin."
"So pasti, Pak."
Desen itu mengangguk dan terdiam seraya berfikir.
"Oke, kamu saya kasih tugas untuk bersihkan lapangan, saya lihat tadi matras-matras bekas mahasiswa OR belum dibersihkan. Bisa kamu taruh matras nya di gudang perpustakaan."
Icho mengangguk dan pergi dari sana, namun sebelum beranjak jauh dia membalikan badannya dan kembali kekelas.
"Bocah sableng, ada apa lagi kamu kesini? Mau minta mohon biar hukumannya dibatalkan. Sori, tidak."
"Yeh, siapa juga yang mau minta itu. saya balik lagi karena ada barang saya yang tertinggal."
Dosen itu terdiam. setahunya Icho sama sekali tidak masuk kelas tadi, tapi bagaimana barangnya bisa tertinggal.
"Ya sudah cepat sana ambil!"
Icho mendekati Javier dan menarik kerah baju Javier dari belakang menyeretnya.
"Lepasin kutil onta!"
"Diem budug kuda nil!"
Dosen dan mahasiswa didalam sana membulatkan mata mereka tidak percaya dengan kejadian aneh dari DUO rusuh, beberapa bahkan ada yang tertawa.
"Eh, kenapa kamu bawa mahasiswa saya?"
"Kan saya bilang tadi ada yang tertinggal, jadi saya bawa."
"Tapi kamu bilang barang?"
"Ini barang saya yang tertinggal pak, lebih tepatnya kacung saya."
"Tidak bisa, d..."
"Ah bapak banyak kata, takut kangen ya sama saya jadi nahan mulu dari tadi."
Desen itu mendengus, sepertinya dia capek mengurus satu anak ini, sudahlah biarkan saja.
"Heh, jongos jelasin!" titah Icho. Javier mendengus.
"Iya babu!"
Javier melepaskan tangan Icho dari kerahnya dan mulai merapikan bajunya. Mentang-mentang dirinya lebih tinggi dari javier, Icho jadi seenaknya menarik dirinya kayak anak kucing. Oke, spesies tangga macam Icho ini juga di perlukan kalau pas di mall mengambil barang di rak tinggi, tidak perlu meminta bantuan.
"Maaf pak kali ini saya gugur dalam tugas mempertahankan diri saya dikelas, dia ini soulmate saya. Jadi, gak bisa jauh-jauh dari saya. Takut rindu, kata dilan kan berat biar bapak aja."
"Terserah kalian saja, cepat keluar dari sini!!" kesalnya, tentu saja siapa yang tidak kesal jika jam mengajarnya terbuang sia-sia hanya untuk meladeni 2 cucunguk itu.
@@@
Brak...
Icho menabrak punggung seseorang membuat dia dan orang yang ditabraknya terseok-seok karena mencoba menahan diri mereka yang hampir terjatuh. Walau bagaimanapun keduanya tetap terjatuh diatas matras dengan posisi Icho diatas orang yang ditabraknya. Kedua terdiam.
"Owh? Hai, Tante!"
"Kenapa dia bisa ada disini?" gumamnya pelan.
"Aku sedang menaruh beberapa martas disini, Tante sendiri kenapa disini?"
"Akhhuuhhh... ahhh sakit jangannn diremaahhaass..."
Tangan ternyata berada dikedua dada Matcha dan tidak sengaja digerakan oleh Icho sendiri. pantes aja dari tadi kayak megang yang kenyal-kenyal, ini toh.
Icho terdiam mentap Matcha penuh minat.
Kalau berhenti tanggung, mending lanjut!
"Lepaaahhsss... aaahhh..."
Dengan nakal Icho membuka baju kaos Matcha, kaos kebesaran ini membuat lelaki itu mudah meloloskan tubuh Matcha yang kecil. Hanya tinggal bra dan celana jins milik Matcha saja yang belum dibukanya.
Icho menyatukan bibirnya dengan bibir Matcha dan melumatnya kasar. Dan perlahan menjadi lembut dan penuh irama, membuat kedua ya hanyut dengan kegiatan mereka masing-masing. Icho bahkan sudah melepaskan bra milik Matcha dan memainkan benda kesukannya itu.
Saat tangan Icho turun ke celana Matcha kedatangan seseorang lebih tepatnya 2 orang membuat keduanya tersadar.
"Upss... maap bro, gue kira lo lagi ngapain."
"Ahhhh... Matcha kamu ngapain?!"
Icho menoleh.
"Lo tutup mata dan keluar dari sini, bawa sekalian cewek itu keluar, satu lagi jangan buka mata lo sama sekali!!!"
Icho membantu Matcha merapikan bajunya walau sesekali lelaki itu menyentil punting milik Matcha membuat Matcha mendesah.
"Ahhh..."
"Hehehee... sori kepegang."
..................................
Sengaja up sekarang. Tadi siang kan puasa, hayo jangan macem macem kalau lagi puasa. 1 macem aja 🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Owh? Hai, Tante!
Romance%Note; ada 21+, Ada humornya, bukan fiksi penggemar %Lanjutan anaknya cerita dari "Om Tetangga!" Micho namanya, baguskan? Lelaki kalem dengan pikiran super aneh. Ya, semenjak dirinya mengklaim bahwa jodohnya akan dicari "lewat remasan maut didada" m...