14

3.6K 147 25
                                    

Mereka sudah pindah sekarang. Matcha sangat senang sekali, dia sendiri kini sudah bisa menikmati keadaannya sebagai seorang istri. Seperti menyiapkan baju Icho, makanan Icho, dan melakukan ibadah dengan Icho. Jangan mesum dulu, ibadah disini adalah seperti solat dan mengaji, kalau ibadah itu sih jangan di tanya, sering. Ehh... hahahaa...

Saat asik menikmati sarapan pagi dengan suaminya. Tiba-tiba saja bel rumahnya dibunyikan. Siapa yang bertamu pagi-pagi ini? bukan apa-apa, hanya saja ini masih terkesan sangat pagi untuk seseorang bertamu. Ya, sudahlah, mungkin dia ada urusan dengan Matcha atau Icho.

"Aku buka pintu dulu ya," ucap Matcha.

"Jangan aku aja, kamu capek abis makan tadi," cegah Icho.

Matcha mengangguk setuju. Beberapa saat kemudian, suara ricuh terdengar. Merasa penasaran, Matcha berjalan kearah ruang tamu. Beratapa kagetnya dia saat melihat siapa yang sedang bertamu kerumahnya. Javier, Hasan dan Shabira dan ternyata merekalah tamu tak diundangnya.

"Hai bumil!" sapa Shabira.

Matcha tersenyum. "Kalian ada apa kemari?"

"Berkunjung dan karena kami gak tau mau kemana," jelas Javier.

Icho mengagguk mengerti. "Dasar orang-orang pinggiran!"

"Bangsat!" balas Javier tak terima. "Orang ganteng gini dibilang orang pinggiran."

"Rusuh lo!" ejek Icho.

"Elu yang rusuh!"

"Ribut aja teros!" ucap Shabira menyela.

"Lo kuat, San," Hasan mengangkat halisnya. "Liat mereka berantem tiap hari?"

"Namanya juga dah sohib, ya udah kebal."

"Siapa juga yang mau sohiban sama lo!" kata Javier dan Icho bersamaan.

"Keliatannya aja sering bully, tapi hatinya menyatu." Shabira menambahkan.

Dan kelimanyapun tertawa dan menghabiskan waktu bersama. Entah itu dengan canda tawa, bercanda, atau mungkin saling melempar kata-kata bullyan. Siapa lagi kalau bukan Icho dan Javier.

@@@

Icho yang baru saja keluar dari toko bunga tersenyum senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Icho yang baru saja keluar dari toko bunga tersenyum senang. Dia menatap bunganya dengn perasaan bahagia. ya, bunga khusus yang dibelinya untuk istrinya tercinta. Entah ide dari mana hal ini datang, yang jelas dia ingin sekali memberikan bunga ini untuk Matcha sehabis pulang dari kampus sekarang.

Owh iya, Matcha sekarang tidak kuliah karena efek samping hamilnya yang sangat merepotkan, mungkin dia akan kembali kuliah seperti biasa jika anaknya sudah enggak menyusahkan dirinya dengan muntah setiap saat. Bodo amat sama absennya yang banyak.

Lagi pula semuanya tidak ada masalah sama sekali, kok. Karena kampus itu sendiri sebenarnya milik omnya Matcha, papahnya kakak sepupunya Matcha. Bukankah dia ikut tanggung jawab kan soal kejadian salah paham yang berujung kecelakaan ini. kesannya kayak salah menggunakan kekuasaan ya? bodo amat lah.

Owh? Hai, Tante!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang