6

7.7K 237 17
                                    

Malam itu dilalui keduanya dengan keadaan yang berbeda, yang satu merasa puas sedangkan yang satu merasa tak ikhlas. Tentu saja, Icho berada diposisi pertama sedangkan Matcha berada diposisi kedua.

Mataharipun muncul dengan cahaya malu-malunya membuat kamar itu tersinari dan membangunkan kedua insan yang asik tertidur dengan keadaan yang tidak bisa diartikan. Kalian bisa menebak itu.

"Engghh..." lenguh Icho membuka matanya. Lelaki itu tentu saja kaget dengan keadaannya dan dengan gadis emm sepertinya bukan gadis lagi maksudku dan dengan wanita disampingnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!"

Matcha yang kaget dengan suara itu terbangun seketika.

"Ada apa?"

"Kenapa kau ada di sini? Kau merayuku? Kau memanfaatkan aku yang tidak sadar ya?"

Matcha melongo mendengar Icho berbicara seperti itu. Apa lelaki ini tidak ingat kejadian semalam? Kejadian menjijikan itu?

Owh, nice! Dasar bajingan!

"Aku..."

"Sudah, kau tidak usah membela dirimu. Mana ada maling ngaku, dasar jalang!"

Icho mengumpat Matcha membuat wanita itu mengubah air mukanya. Ada sedikit bendungan air mata yang ditahan oleh Matcha.

"Kau mengataiku apa?"

"Jalang, PUAS?!"

"OKE," Matcha berdiri dari duduknya, "Aku pergi."

Dan setelah itu Matcha pun bergegas memakai bajunya dan pergi dari sana. Air matanya sudah tidak bisa lagi dibendung dan dia menahan tangisnya dan sakit dipangkal pahanya dengan cara menggigit bibirnya.

Icho terdiam, dia mengusap wajahnya kasar. Saat dia akan bangun dari tempat tidur dirinya terdiam melihat apa yang ada diseprai putih itu. seprai itu memiliki noda darah, bukan hanya itu kemilikkannya pun sedikit terdapat darah. Satu hal yang dia bisa simpulkan.

Apa Matcha masih perawan? Apa aku yang merenggutnya semalam. Sial!

@@@

Dirumah kediaman Hasan.

Javier menatap sahabatnya yang sedari tadi diam. Ya, lelaki itu memang pendiam, tapi tak sependiam ini. kadang ocehan atau perkataan apapun pasti akan di balikkan oleh lelaki itu. Dan sekarang, dia malah diam seakan dia punya masalah besar.

"Dia kenapa?" tanya Hasan setelah ocehannya berakhir.

"PMS kali," jawab Javier asal.

Hasan mengerutkan dahinya, "Emang cowok bisa PMS ya?"

"Kepinteran si Elo, San. Jadinya gak tau." Javier mendekatu Icho yang duduk di sofa.

"Kenapa lo?"

"Hah?"

"Lo Sakit?"

Icho menggeleng, seketika semuanya terdiam.

"Kalau kalian buat salah, tapi orang itu terlanjur marah sama kita. Kalian bakal lakuin apa?" tanya Icho tiba-tiba.

"Minta maaf?" jawab Javier.

Hasan menggeleng, "Gak semudah itu, orang yang udah kecewa memang akan memaafkan tapi untuk melupakan kayaknya enggak."

"Terus lo bakal lakuin apa, San?"

"Gue bakal berjuang, kalau orang itu penting buat gue dapeti maafnya. Gue bakal buat dia keadaan balik kesemula, dan gue juga gak bakal buat kesalahan yang sama."

Owh? Hai, Tante!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang