"Kalian abis dari mana sih? Ngilang gak ada kabar???" tanya Icho saat melihat Javier dan Hasan datang bersamaan kerumahnya.
Keduanya terdiam. tanpa mau menjawab apapun, mereka duduk di sofa yang ada di rumah Icho. Icho masih mengikuti kegiatan keduanya yang membisu.
"Bisu heh?" sinisnya.
Javier mendelik tajam. Icho tersentak kaget melihatnya. "Kalian kenapa sih?"
"Lupain aja! gue males jawab, mau mandi bye!"
Javier melangkah kearah kamar Icho. Tinggalah Hasan yang masih terdiam menatap kepergian Javier.
"Dia kenapa?"
"Gak tau," Ucapnya lesu sambil menggelengkan kepala.
Icho menghela nafas. "Lo berdua aneh dari waktu gue pulang dari Rumah Sakit, lo berdua tuh kayak menyembunyikan sesuatu tau gak!"
Hasan memejamkan matanya. "Apa peduli Kakak?"
Icho menoleh. "Benerkan! Sekarang bilang sama gue kalian sembunyiin!!" perintahnya.
Hasan terdiam.
"San!"
"..."
"Woy!"
"..."
Icho mendekati Hasan, tepatnya telinganya
"Hasan!!"
"Aaagghhh!"
Hasan memegang kupingnya yang sakit karena Icho berteriak di sana.
"Jawab, kenapa diem??!"
"Gak ada apa-apa, Kak." Hasan mencoba meyakinkan.
Icho memincingkan tatapannya penuh selidik.
"Beneran?"
"Kaga!"
"Tuh kan!!"
"Benerah Elah!" kesal Hasan.
Icho mendengus.
"Iya deh, gue percaya." Tapi boong. Batinnya.
Hasan menatap Icho.
"Percuma kalau lo tau, lo gak bakal percaya. Lagian Kak, ini bukan hal yang penting kok." Penting, sangat penting buat Lo, Kak! Batinnya lain.
"Apa itu?"
"Kalau gue bilang lo dah nikah, lo percaya?"
Icho berteriak. "Gila lo! Kawin aja gue belum!!"
"Eh nikah dulu ding baru kawin. Maksud gue, ceweknya aja kaga ada, gimana gue bisa kawin?!" lanjutnya.
"Nah kan! Lo kaga percaya. Soal cewek mah gampang, buntingin aja orangnya, tar juga jadi terus nikahin dah!"
Icho membulatkan matanya gak percaya. Dirinya gak yakin yang di depannya sekarang ini adalah Hasan yang dikenalnya. Hasan gak pernah berkata ceplas-ceplos semengerikan itu, paling sering adalah kata-kata polosnya. Kalau yang ceplas-ceplos di depannya Javier, Icho sih biasa aja. ini Hasan woy, Hasan!
"Lo sehat?" tanya Icho pada Hasan.
"Alhamdulilah Sehat, Kak." Hasan menjawab polos.
Icho menghela nafas.
"Gue kira kerasukan," gumamnya pelan.
"Kenapa?" tanya Hasan.
"Eh, enggak, kok. Ada semut lagi sex tadi." Icho menunjuk ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Owh? Hai, Tante!
Romance%Note; ada 21+, Ada humornya, bukan fiksi penggemar %Lanjutan anaknya cerita dari "Om Tetangga!" Micho namanya, baguskan? Lelaki kalem dengan pikiran super aneh. Ya, semenjak dirinya mengklaim bahwa jodohnya akan dicari "lewat remasan maut didada" m...