"Begitu Kak ceritanya." Matcha terisak.
Kelvin. Kakak sepupunya itu hanya bisa menghela nafas. Ada sedikit perasaan menyesal waktu bersama dengan Matcha saat itu, kalau saja waktu itu keduanya gak ketemu mungkin akan lain lagi ceritanya.
"Terus keputusan kamu sekarang apa?"
"Aku juga gak tau, aku... aku... hikss..."
Kelvin mendekati Matcha dan memeluk erat adik sepupunya itu.
"3 bulan lagi aku pindah tugas ke Bandung. Kalau kamu mau kamu bisa ikut Kakak dan melahirkan di sana."
Matcha menatap Kakak sepupunya itu terdiam. lalu mengangguk perlahan.
"Aku akan membicarakan ini dulu dengan Mamah, Papah dan Mertuaku."
Kelvin mengangguk paham, begaimanapun Matcha tetaplah seorang istri yang punya mertua dan juga masih mempunyai keluarga kandung. Mereka pasti harus berunding dulu soal ini.
"Kau tau harus menghubungi siapa kan?"
Matcha mengangguk mengerti.
@@@
2 bulan kemudian...
Icho tersenyum sendiri sambil memandangi sebuah foto di ponselnya. Merasa kepo, Hasan dan Javier mencoba mencuri penglihatan tentang apa yang dilihat oleh Icho. Tak biasanya lelaki itu sebahagia ini, pengecualian untuk masa masih ingat dengan Istri yang terlupakannya itu.
"Kepo lo pada!" ucap Icho saat menyadari sikap kedua sahabatnya itu.
"Yaelah liat doang kali, pelit amat!!" dengus Javier.
Hasan menatap Icho. "Dia siapa, Kak?"
"Lo liat ya?!"
"Keliatan."
Icho menghembuskan nafasnya. "Gebetan," katanya tersenyum senang.
Javier dan Hasan saling pandang.
"Siapa?!" tanya mereka heboh bersamaan.
"Retna. Anak fakultas sebelah, dia cantik dan sexy, walau sedikit genit sih, tapi gue suka. Rencananya gue mau nembak dia," kata Icho masih senyum-senyum gak jelas.
Brak...
Javier bangun dari duduknya sambil menggebrak meja, kedua tangan lelaki itu mengepal dan rahangnya mengeras. Dia terlihat marah sekali, dia bahkan menatap Icho tajam. Sebelum dia pergi dari sana, dia menaruh beberapa uang di meja—uang untuk membayar makanan dan jajanan yang dibelinya.
Hasan dan Icho melihat kepergian Javier dengan dahi berkerut heran, lebih tepatnya Icho yang keheranan karena Hasan sendiri sudah tau kenapa Javier melakukan itu. terlihat sekali saat lelaki itu menatap Icho tajam tadi.
"Aku gak suka Kakak sama dia!" tegas Hasan.
"Maksud lo, lo gak suka gue pacaran atau gue suka sama Renata?"
"Keduanya!"
Hasan menghela nafas.
"Lo berdua kenapa sih? Aneh, pada pendiem, abis itu kadang marah-marah gak jelas lagi."
Hasan menatap Icho kosong.
"Coba lo lebih peka, coba lo bisa nanya segalahal yang gak lo tau, coba lo percaya kata-kata orang. gue tau itu sulit tapi, lo gak bakal percaya kalau lo gak inget. Percuma!"
Setelah itu Hasan pun ikut pergi seperti Javier meninggalkan Icho di sana sendiri.
"Terserah lo lo pada deh maunya apa! Dasar orang-orang aneh!!" keesal Icho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Owh? Hai, Tante!
Romance%Note; ada 21+, Ada humornya, bukan fiksi penggemar %Lanjutan anaknya cerita dari "Om Tetangga!" Micho namanya, baguskan? Lelaki kalem dengan pikiran super aneh. Ya, semenjak dirinya mengklaim bahwa jodohnya akan dicari "lewat remasan maut didada" m...