15

3.1K 137 19
                                    

Mau buat sesuatu beda ah...

Kalian suka baca yang banyak pembukaannya (basa-basi)? Apa suka yang sedikit pembukaan tapi banyak percakapan?

(kalau yang mau kasih saran koment aja ya...)

@@@

Saat kecil kita sudah diajarkan banyak hal tentang dunia. Mengenal dunia baru dan juga hal-hal yang semuanya baru. Merangkak, berjalan, mengingat dan masih banyak lagi. Memori demi memori tersimpan, tapi setiap hari yang berganti maka banyak pula yang terlupakan. Hanya memori spesial saja yang selalu diingat.

Berbeda dengan kasus Icho sekarang. Dia ingat tapi entah kenapa melupakan juga. Heran? sama, intinya seperti ini. Dia tidak mengingat beberapa memori masa kininya. Lebih tepatnya dia tidak mengingat memori saat bersama dengan istrinya.

Terdengar sadir memang, tapi mau bagaimana lagi semua sudah direncanakan oleh-Nya.

Satu bulan berlalu begitu cepat, tidak ada yang berubah bagi Icho semua tetap sama. Hanya saja entah kenapa dia merasa sedikit suasana yang lebih sedih di rumahnya dan juga perasaan mengganjal pada hatinya.

Heran memang, dia bahkan bertanya-tanya kenapa saat ini dia mengingat bahwa ini tahun 2018 tapi saat bertanya kepada yang lain dan juga melihat handphonenya, tahun malah menunjukan 2019. Apa ini sebuah lelucon? Kenapa dia bisa tertidur selama itu.

Owh iya, satu lagi. Kelas dan semester kuliahnyapun ternyata berbeda dan lebih naik dari yang kemarin dia ingat. Apa dunia sedang buat acara april mop? Owh dia mulai gila sekarang, ini sama sekali bukan bulan april.

"Icho lo beneran kaga inget apapun?" tanya Javier.

Icho mengerutkan dahinya. "Apaan sih Iyer, lo lagi mabok ya?"

Javier menghela nafas. Dia menoleh kearah lain, ada Mocha yang berdiri dengan menatap lirih anaknya, kasih sekali wanita penuh kasih sayang itu kini terlihat sangat kelelahan dan juga sedih, lihat saja matanya panda dan bengkak karena tidak bisa tidur nyenyak dan juga menangis seharian.

Jujur, Javier sangat tidak sanggup jika mengungkapkan tentang keadaan Istrinya Icho saat ini. bayangkan saja, Mommynya aja udah begitu, gimana Matcha. Dia bahkan—kata Key—sering pingsan beberapa kali.

Beruntung keponakannya kuat dan tidak egois. Dia mengerti kebangsatan bapaknya ternyata, kalau aja gue bisa, gue gantiin posisi lo Icho tapi sayang gue gak mau dicap tukang tikung.

"Javier," panggil Icho.

"Kenapa?"

"Lo... gak jadi deh."

Keduanya terdiam.

"Javier." Icho memanggil lagi.

"Nape?"

"Ah, gak jadi deh."

Icho memainkan poselnya.

"Gaje lo!"

Icho menghela nafas.

"Sayang, minum obat dulu ya." Mocha datang dengan nampan.

Icho menurut, dia segera meminum obat yang diberikan Momnya.

"Mom," panggil Icho.

"Kenapa, hmm?" tanya Matcha.

"Paling gak jadi lagi," Ucap Javier pelan.

Icho mendelik kepada Javier. Dia mendengarnya.

"Mom, kenapa aku merasa ada yang janggal. Ada yang aku lupaka, tapi apa ya, Mom?"

Owh? Hai, Tante!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang