SAVANA#1

373 123 16
                                    

-Bertemu denganmu adalah suatu kebetulan yang menyenangkan bagiku-

              Pagi ini mentari bersinar malu malu membuat udara disekitarnya menjadi sejuk, Hari ini Sava berangkat sekolah dengan perasaan riang berbeda dengan biasanya yang selalu murung .  Sava memang selalu murung ketika berang ke sekolah karena baginya sekolah adalah tempat di mana ia bertemu banyak orang yang berbeda dan membuatnya harus selalu menampakkan senyum setiap saat.

              Sava berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor matic kesayangannya. Bundanya selalu menyuruh Sava untuk menggunakan mobil bila ke sekolah atau di antar sopir. Namun Sava menolaknya dengan halus karena ia tidak terlalu suka dengan barang yang mewah walau bundanya selalu memanjakannya dengan barang barang mahal namun Sava selalu menyimpannya saja, ia tak pernah menggunakannya.

              Seperti yang sudah sudah, saat di sekolahpun Sava selalu menarik perhatian banyak murid dari kalangan laki laki maupun perempuan,  mereka menyukai Sava karena sikapnya yang baik dan ramah kepada siapapun. Senyum hangat ia tampakkan kepada siapapum yang menyapanya walau terkadang Sava tidak mengenal mereka. Di saat Sava sibuk menyapa orang orang yang melintas, tiba tiba ada kejadian yang tak dapat dipikirkan oleh nalarnya.

              Seseorang menepuk punggungnya dari belakang, hingga ia terlonjak kaget. Untung saja tidak memekik latah karena tepukan itu tidak terlalu keras. Rasa kaget itu tertutupi oleh suara degupan jantung Sava. Ia menoleh kebelakang tepat dimana seseorang mengagetkannya tadi. 
”Loh,siapa ya?”

###
         Setelah mengenakan seragam lengkap yah sebenarnya
ngggak lengkap lengkap amatsih tapi dirasa cukup untuk penampilan seorang anak baru Dana berangkat menuju sekolah barunya, tak lupa ia berpamitan dengan bi sumi asisten rumah tangga di rumahnya. Masa bodoh dengan orang tuanya lagipula mereka tak pernah benar benar perhatian pada Dana.

               Tidak peduli mereka sudah pulang kerja ataukah belum, Dana tidak peduli ia selalu dianggap tidak ada walau sesungguhnya ada. Dia selalu diasuh oleh bu sumi dari kecil, karena mamanya meninggal setelah Dana berusia 8 bulan dan papahnya menikah lagi dengan wanita yang sama sekali tak mau mengurus Dana.  Sekarang ia mempunyai adik tiri laki laki dari pernikahan papanya. Tapi Dana tak pernah sudi mengakui mereka, rasa benci itu sudah tertanam semenjak kejadian itu terjadi.

            Ia mengendarai motor sportnya dengan kecepatan standar sambil sesekali menyapa orang tua. Bayangan bayangan tentang teman teman barunya mulai berdatangan, apakah hari ini ia akan bertemu dengan seseorang yang mirip dengan teman lamanya? saat sampai di sekolah ia bingung akan bertanya kepada siapa.  Dana merutuk dalam hati kenapa banyak gadis yang menatapnya dengan tatapan seperti ingin melahapnya.

            Cowok itu menepuk salah satu pundak dari perempuan yang ada di situ ,  tentunya bukan dari mereka yang menatap Dana dengan tatapan memuja.

           ”Loh,siapa ya?”  pekik gadis itu. Dana pikir tepukannya tidak terlalu keras tapi ternyata dugaannya salah, hingga gadis itu terlonjak saking kagetnya.

           “Gue,murid baru bisa tolong anterin ke kantor kepsek mbak?” Dana memperhatikan raut bingung gadis itu .

           “Apa,mbak?”oh,sepertinya ia tersinggung dengan ucapan Dana.

           ”Eh,sorry boleh tunjukkin dimana ruang kepsek….”

           “Gue Sava, jangan panggil mbak.”

Ah ternyata namanya Sava unik juga sama seperti senyumannya, gumam Dana.

           ”Ok, Sava gue Dana boleh anterin ke kantor kepsek?” Dana menghembuskan nafas panjang ternyata bicara dengan seorang cewek itu butuh tenaga extra. Tak lupa disertai senyuman kaku agar meyakinkan.

           ”Yaudah ikutin gue mas.” Sava mendengkus keras sambil menatap Dana.

           “Dih, tadi nggak boleh panggil situ pake mbak  sekarang malah nyebut gue mas. Nama gue Dana.” Dana mulai jengah dengan perempuan ini .

          ”cepetan.” Ujar Sava sembari meninggalkan Dana.

          ”Dih kampret,  pake acara ninggalin gue lagi.” Dana berlari mengikuti punggung mungil itu.
           
“Nih,udah sampe.”  Sava menunjuk ruang kepsek dengan dagunya. Sesungguhnya ia tidak ikhlas mengantar Dana hingga kesini tapi mengingat tampang Dana ia jadi sedikit kasihan ingat hanya sedikit.

             ”Thanks ya.”  Ucap Dana kepada seseorang yang mengantarnya tadi.  Tapi ternyata orang itu sudah hilang. Lah cepet banget ngilangnya tuh bocah, aneh banget gumam Dana.

               Tanpa mereka sadari pertemuan itulah yang menyebabkan kisah cinta ini dimulai.
__________________________________
Hai temen temen bertemu lagi dengan aku.Gimana nih ceritanya?
Cerita ini aku publish setiap 2 hari sekali, selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan.Btw yang di multi media itu Sava
Happy watching!

Salam jari kelingking🐰

Savana (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang