SAVANA#6

171 77 6
                                    


-Aku dan kamu itu seperti senja dan pagi, silih bergantian tapi sukar untuk bersama-

###

Sava berjalan keluar dari super market, ia baru saja membeli makanan untuk kucing kesayangannya 'Robert' ia bersenandung pelan supermarket ini hanya sekitar 500 meter dari rumahnya jadi ia hanya berjalan untuk penghematan. Akhir akhir ini ia merasa bahagia entah tidak tau juga alasannya.

Sava meringis ia lupa jika di arah jalan ini biasanya ada preman yang lagi nongkrong, mau belok kanan tapi kuburan Sava paling takut sama yang sepi sepi. Baiklah berbekal basmallah ia berlari kencang melintasi preman preman itu. Tapi langkahnya terhenti saat salah seorang diantara mereka menarik ujung hodienya.

"Neng, mau kemana atuh? Hayuk temenin kita kita di sini hahaha." Ucap yang bertubuh tambun dengan tawa jahatnya sungguh untuk saat ini tawa menyebalkan Dana jauh lebih baik. Astaga kenapa ia malah memikirkan cowok itu.

"Lepas..." ia mencicit takut tak berani melihat preman itu.

"Nona manis ayuk atuh kita temenin kan kasian sendirian ya nggak?" preman bertubuh gempal itu meneriaki temennya yang di balas oleh seruan heboh.

Namun, di saat preman preman itu berada di puncak kejayaan mereka. Datang seorang cowok bak dewa yunani yang langsung menghajar gerombolan preman itu.

"Heh, sini kalo berani sama lawan yang bener."  Cowok itu berteriak nyalang kepada seluruh preman.

"Eh, bocah sono tidur gausah sok jadi pahlawan kemaleman." Seru salah satu di antara mereka.

"Alah BACOT." Cowok itu menghajar mereka membabi buta, seluruh preman itu pun kabur.

Sava memeluk lututnya ia menangis dirinya selalu tak menyukai kekerasan fisik hal itu menyebabkan ia mengingat luka lamanya. Ia ngeri melihat Dana yang menonjok pelipis preman botak, ia tak bisa membantu apapun selain berdoa. Harapan Sava kali ini ia hanya ingin kembali kerumah dengan selamat tanpa kurang apapun. Ia memejamkan matanya merapalkan semua doa yang ia ingat, Sava tersentak kaget saat tiba tiba tangan kasar menyentuh punggungnya.

"Eh, udah ngga ada apa apa buka mata lo gausah takut." Dana berkata lembut.

"Udah ayuk pulang gue anter, ini bukan pertanyaan jadi gue nggak nerima penolakan." Ucap Dana yang dibalas anggukan oleh Sava.

Pikirannya kalut ia terbayang bayang sosok kakaknya dulu. Sava tidak pernah bisa melihat kekerasan.

"Sav, kalo gue chat bales ya." Ujar Dana.

"Iya."sahut Sava

###

Hari ini malam minggu teman teman Dana berkumpul di rumah Dana, aneh sekali yang punya rumah belum pulang ini tamunya udah ngabisin makanan. Di sana ada Riko yang membaca komik Dana, Galang dan Chiko yang bermain ps sementara Arya yang chattingan biasalah bucin dikit dikit ngasih kabar, dikit dikit vc an bhaks:v

"HEYO WHATSSUP GUYS." Seru Dana heboh.

"Abis darimana lo Dan?" Tanya Riko, ia meletakkan komik yang tadinya di baca.

"Biasa kencan gue." Sahut Dana yang di sambut siulan dari Chiko.

"Ar, lo ada masalah sama Chinta?" kali ini mereka bergerombol persis seperti cewek cewek kalo lagi curhat. Aneh memang yang katanya bad boys malah curhat curhatan manjah.

"Ga."  Jawab Arya yang dihadiahi dengkusan gratis dari yang lainnya.

      Mereka tahu Arya ini kisah cinta nya sangat rumit persis seperti judul novel cinta paling rumit.  Keempatnya serempak menggeleng, bahkan Dana yang baru balik saja sudah  mereka saja sudah bisa memahami masalah masing masing aseek.

"Dan, lo punya sound gitu ga? Gue pengen masang lagu nih." Chiko bertanya.

"Ada tuh di bawah dvd." Sahut Dana malas.

Galang dan Chiko segera memasang lagu kesukaan mereka. Yaitu blackpink versi remix, siapa sangka yang katanya cogan SMA Pelita Jaya ini menyukai artis artis korea seperti Blackpink, Twice, Girlfriend, Bts, Ikon. Mereka berdua sangat menggemari lagu dari Negara ginseng itu. Tapi Chiko dan Galang nggak mau disebut fanboy mereka lebih suka disebut penggemar. Ya sebenarnya sih sama aja tapi baiklah terserah mereka.

"Aye aye Blackpink." seru Galang heboh ia berjoget bts go go padahal musiknya Blackpink.

Riko tak ingin ketinggalan, mereka bertiga bergoyang sambil sesekali tertawa tawa. Dana yang melihatnya hanya tertawa geli.

"Ar, videoin kita dong hp lo kan bagus." Suruh Riko.

Arya mulai merekam mereka berjoget kata Chiko sih biar bisa di upload di youtube terus dapet uang bahahaha.

"Dan, lo gak ikutan?" Tanya Arya. Ia sekarang merekam dari bawah biar keliatan aesthetic.  Dana hanya menggeleng sambil ikutan memfoto mereka, akan ia upload di snapgram nantinya. Ini hacep versi gue, kalo lo gimana? Mungkin disertai caption seperti itu.

"Anjir capek gue."  Ujar Chiko ngos ngosan.

Chiko sekarang tidur di spring beed Dana dengan tampang tak berdosa. Sementara Galang dan Riko sedang mencomot kripik kentang Dana. Tanpa kalian ketahui pertemanan cowok lebih terasa dekat, mereka memang ngomong kasar lalu jelek jelekin satu sama lain. Tapi mereka lakuin semua itu di depan, nggak ada sejarahnya cowok ngomongin yang lain di belakang.

###
Di malam yang dingin Sava melamun di balkon kamarnya, ia sekarang sedang menatap bintang lalu muncullah quotes galaunya.

"kamu itu seperti bintang yang rela menemani bulan.Dan aku adalah langit sebuah alas an untuk kau berada."

      Kalo sekarang ada Cinta pasti dia bakal bilang "Sav, ulangin dong biar gue pasang di snapgram nih terus di kasih hastag literasiSava." Sava tersenyum mengingat sahabatnya.  Namun sekarang yang memenuhi pikiran Sava adalah cowok yang menolongnya tadi.

      TINGTUNG ponselnya berbunyi sepertinya ada yang menchatnya.Pipi Sava menghangat saat membaca chat itu.

###

Hai semua ketemu lagi dengan cerita aku.Gimana nih puasanya masi semangat ngga?
Selamat menjalannkan ibada puasa bagi yang menjalankan.Cerita ini aku publish setiap 2 hari sekali.
Silahkan tinggalkan jejak bila berkenan, terimakasih













Salam jari kelingking:*

Savana (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang