SAVANA#8

152 73 6
                                    

-kamu adalah alasan aku tersenyum hari ini-

Sava berjalan riang di koridor, senyumnya mengembang sempurna. Sesekali tersenyum kepada mereka yang menyapanya. Ia menyapa tukang kebun sekolah.

"Selamat pagi mang udin." Sapa Sava dengan senyum manis, yang di sambut dengan tatapan hangat bapak itu.

"Pagi neng, cerah banget mukanya lagi bahagia ya?" beliau tertawa menggoda, siapa warga pelita jaya yang tak mengetahui kedekatan Sava dan Dana? Mereka berdua bahkan dijuluki couple goals oleh murid pelita jaya. Yang satu ganteng yang satu cantik. Kalo kata anak jaman sekarang mereka itu 'klop' banget deh.

"Bapak bisa aja, yaudah Sava duluan ya pak." Pamitnya sopan.

Sava berlalu meninggalkan mang Udin yang menatapnya seraya tersenyum "kok ada ya perempuan kayak neng Sava, kalo kata anak saya mah limited edition alias jarang ada." Mang Udin geleng geleng kepala, melanjutkan menyapunya.

###

"Gimana Sav, nanti lo manggung kan?" Cinta bertanya kepada Sava, mereka sedang berada di kelas Sava.

"Iya Cin, doain gue ya?" ujar Sava.

"Wait wait Sav, lo udah bilang ke Dana belum? Secara kalian kan deket." Vigo menaik turunkan alisnya. Bermaksud menggoda Sava, ia tersenyum tengil yang dihadiahi jitakan oleh Cinta.

"Aduh Cin, yang gue ledekin Sava kenapa yang ngebales lo sih." Vigo mendengkus selalu menjadi bulan bulanan Cinta dan Sava.

"Ini tuh namanya kompak, ya nggak Sav?" Cinta melirik Sava.

"Bener Cinta Vig kita harus kompak." Sava tertawa kecil dia dan Cinta bertos ria sambil menjulurkan lidah ke Vigo.

"Nistain aja terus gue serah kalian, dedek rela." Vigo memasang ekspresi sedih bak orang dinistain.

"Apaan sih Vig, gue rencana mau bilang ke Dana. Tapi apa dia mau datang ya." Wajahnya berubah sendu menatap dua orang sahabatnya.

"Eh Sav, nih ya cowok di Pelita Jaya siapa sih yang nolak lo? Ya nggak Go." Cinta menginjak kaki Vigo bermaksud meminta bantuan.

"EH KAMPRET GAUSA MAIN FISIK JUGA KALI, KDRS LO." Vigo menatap sinis Cinta untung saja cewek batin Vigo.

"Kdrs emang apaan? Tanya Cinta.

"KEKERASAN DALAM RUANG SEKOLAH." Vigo melotot.

"Idih alay lo daki onta." Ledek Cinta.

"APAAN KUTIL ANOA." Balas Vigo.

UPIL KUDANIL

MONYED

BERUANG GEMBROT

Dan terjadi saling sebut hewan di kebun binatang, umpatan nista mulai terdengar. Sava memijit pelipisnya bingung menghadapi kedua orang yang 'ajaib' ini. Dia berdiri, mengepalkan tangannya dan bersiap menjewer telinga keduanya. Dia menatap sengit keduanya.

Seperti anak yang ketahuan berantem oleh emaknya Cinta dan Vigo menunduk, namun tetap saling senggol, keduanya berucap serempak.

"Maaf mama."

Sava diam sebentar, lalu kembali duduk di kursinya. Mereka bertiga bertatapan, saling melihat dan tertawa terpingkal pingkal. Apalagi Vigo dia sampai memgang perutnya. Cinta memukul meja di depannya, Sava menyeka air matanya dasar trio receh.

***

Di kantin, Dana menyesap es tehnya sembari menunggu Sava, katanya sih mau ngomongin sesuatu yang penting. Menuggu agak lama, ia memainkan smartphone. Melihat lihat sedang apa yang terjadi di dunia ini.

Dana mendongak, seseorang memanggilnya ternyata Sava, nafas Dana tercekat, jantungnya berdegup kencang bibirnya terasa kelu, ia meneguk ludah sungguh nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan.

"Dan, kok bengong?" Sava melambaikan tangannya di depan Dana.

"Eh, nggak. Ayo duduk, mau pesen ngga?" Dana tersadar.

"Enggak, gue mau ngomong anu." Sava meremas roknya ia gugup sekarang dahinya mengernyit.

"Jangan tegang kali santai aja kalo sama gue mah." Dana tersenyum geli, gadis di depannya ini sungguh unik.

Sava menceritakan, ia hendak manggung di sebuah kafe ternama di situ, Sava bermaksud ingin Dana dating ke sana bibirnya berhenti sejenak, mulai mengambil nafas lalu cerita lagi.

"Oh gitu, yaudah nanti gue datang jam tujuh malam kan?" Dana tersenyums sebuah kesempatan batinnya.

Sava mengangguk. "Yaudah, gue ke kelas dulu ya belum ngerjain pr nih lo kan anak pinter jadi udah. See you manis." Dana mengacak rambut Sava, sebuah scene terfavorit cewek.

Pipi Sava bersemu, seperti ada ratusan burung yang berterbangan di perutnya. Ia memonyongkan bibirnya. Apa Dana tidak tahu? Tindakannya itulo bisa membuat Sava serangan jantung mendadak.
Tintung ponselnya berbunyi

Cintaimoet: gimana Sav? Sukses nggak

Sava tertawa kecil, kenapa sahabatnya itu selalu alay menamai username linennya.

Savanaputri: udah Cin hehe

***
Hai semua! Gimana sama part ini? Semoga suka ya

Savana, aku publish setiap 2 hari sekali.Tetap semangat puasanya!
Jangan lupa tinggalkan jejak bila berkenan, terimakasih










Salam jari kelingking:*

Savana (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang