SAVANA#10

141 60 2
                                    

- Jangan berjanji jika nantinya mengingkari -

***

Sava berangkat ke sekolahnya buru buru, ia tak mau bertemu cowok itu. "Bun, Sava berangkat ya Assalamualaikum."

Ia grusak grusuk, tak mau ada satu orangpun yang melihatnya. Bahkan, Sava tak menyapa mang Udin, ia sampai di kelasnya dan menenggelamkan kepalanya. Tak peduli kepada siapapun.

***
Dana merangkai kata untuk meminta maaf kepada Sava, ia bahkan sudah membeli coklat dan bunga. Agar terlihat meyakinkan, ia berdoa semoga Sava berbelas kasihan kepadanya.

Dari kemarin ia mem whattsup Sava namun tidak di respon pasti dia sangat marah.Bahkan hingga hari ini, rasa benci Dana semakin bertambah, bermaksud 'minggat' namun ia ingat pesan almarhumah mamanya.

Ia bersiap ke sekolah, menjemput Sava terlebih dulu.

"Assalamualaikum bunda, Savanya mana?" ia sekarang tiba di pintu gerbang rumah Sava.

"Waalaikumsalam, nak Dana maaf ya Sava sudah berangkat." Bunda Sava menatap cowok itu.

Dana tersenyum simpul, sudah ia duga gadis itu akan menghindarinya.

"Yaudah bunda, Dana berangkat dulu."

"Hati hati nak." Jawab bunda Sava.

###

Dana sampai di sekolah, ia berjalan cepat ke ruang kelas setelah memarkirkan motornya. Banyak orang yang menatapnya heran melihat seorang Davino Ardana Wijaya yang biasanya berangkat mepet bel masuk kini berangkat pagi pagi sekali dan berjalan seperti orang di kejar setan.

Ia memasuki kelasnya, Dana menatap sendu gadis yang kemarin ia kecewakan itu. Dana berhati hati menaruh bunga dan coklat yang ia siapkan tadi. Namun, cewek itu terbangun matanya mengerjap lambat.Dana mulai panik. Sava berdiri dari duduknya.

"minggir gue mau lewat." Serunya dingin.

Dana tak pernah di acuhkan cewek seperti ini, ia memejamkan matanya sesaat bermaksud merangkai kalimat.

"Va, dengerin gue.Gue punya alasan kemarin." Ia meraih tangan Sava.

"Apasih Dan, gue mau keluar." Sava mencoba melepaskan genggaman Dana.

"Sav, dengerin gue dulu baru simpulin." Ia masih memegang tangan cewek itu, tak mengizinkan si empunya lepas.

"Apa? Lo kemarin janji kan? Dan, dengerin gue dulu jangan berjanji jika nantinya mengingkari sorry gue keluar." Ia menepis tangan Dana.

Untuk pertama kalinya Sava dikecewakan oleh Dana, cowok yang baru saja ia beri kepercayaan. Logikanya memutuskan untuk berhenti namun hatinya bilang bertahan. Ia pergi ke rooftop menenangkan pikirannya. Untuk kali pertama ini, ia 'tak ingin bersekolah.

***

Dana tak menyangka, Sava bisa semarah itu kemarin ia lupa memberi kabar karena hapenya sedang lowbatt apa tindakannya kemarin benar benar salah? Dana menjadi tontonan warga pelita jaya. Lihatlah seorang cowok sedang berjalan keluar kelas dengan menenteng bunga mawar dan coklat. Ia benar benar seperti sedang di tinggalkan kekasihnya.

Handphone Dana berbunyi, ia melirik benda digital itu.

Savanaputri: kalo emang mau ngejelasin, gue tunggu di kafe kemarin jam 4 sore.Gausah janji

Senyumnya merekah, seolah ada semangat baru di relung hatinya. Berpacu dengan jantungnya yang bergemuruh Dana membalas chat itu.

Ardanawijaya: pasti Va, tolong jangan marah:)

Dia menanti balasan berikutnya, terdapat dua centang biru yang ia terima. Tak apa setidaknya Sava masih mau mendengarkan penjelasan darinya. Dana tak akan menyia nyiakan kesempatan ini, ia akan menceritakan yang sebenarnya terjadi. Hari itu Dana akan membagi masa kelamnya yang selama ini ia kubur kepada gadis itu.

###

Hai semua? Gimana sama part ini? Semoga suka ya
Jangan lupa tinggalkan jejak jika berkenan, terimakasih!
Savana aku publish setiap 2 hari sekali









Salam jari kelingking

Savana (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang