SAVANA#15

129 52 3
                                    

Seorang cowok memacu kendaraannya di luar nalar, deru mesin itu beradu dengan dinginnya angina malam, terpatri  sebuah keinginan di relung hatinya, menuju ke makam mendiang wanita yang begitu ia sayangi. Kini cowok itu kembali, kembali kepada sesuatu yang tak seharusnya dilakukan, bukan ke club namun menuju arena balap.

Sebuah tempat yang beberapa bulan ini ia coba hindari, selalu saat ia tak tahu ke mana lagi tempat inilah yang menjadi pelampiasan rasa gundahnya, kini tepat di hari ini Dana menginjakkan kaki kesini lagi.

“Wey bro kemana aja lu? Baru kelihatan batang hidungnya nih guys.” Ujar salah seorang cowok yang diduga sebagai panitia balap liar itu. Dana hanya menjawabnya dengan meulinarik sedikit mulutnya ia sudah muak dengan masalah hidupnya. Hanya hari ini saja cukup yang terakhir kalinya ia menginjakkan kaki di sini.

Ia menghela nafas panjang, dengan satu hentakan kuda besi itu dipacu dengan kecepatan di atas rata rata,

***

Sava membolak balikkan notes book nya akhir-akhir ini ia suka membuat cerpen dan beberapa quotes serta puisi di buku catatan itu, banyak hal yang dapat ia untai dalam puisi, atau rasa senangnya ketika bisa menyusun cerpen, diiringi dengan musak jazz yang setia ia dengar.

Sava kali ini sedang rindu, ia tersenyum simpul beberapa hari ini Dana tidak memberinya kabar. Ingin memulai chatt tapi ia gengsi DASAR CEWEK bibirnya mengerucut, ia sedang tidak ingin menonton drakor maupun film horror Sava membuat satu quotesnya.

Rindu adalah fase menyebalkan ketika jarak antar ruang tak bisa membuatmu berjumpa, aku Anindita gadis pena yang hanya bisa mengungkapkan rasa melalui tulisan.

Ia terkekeh kadar bucinnya sedang kambuh, untung saja tidak ada Cinta bila gadis bar-bar itu dan Vigo ada di sini ia pasti akan diolok-olok dasar mereka Sava mulai bosan lagi dia adalah tipe cewek yang tidak bisa berdiam diri jika tidak melakukan sesuatu. Terlepas dari semua itu Sava hanyalah seorang cewek biasa pada umumnya.

Kini perhatiannya berganti pada notebook polos yang di berikan oleh Vigo sebagai hadiah ulang tahunnya waktu itu, ia tersenyum ini pasti ide Cinta.  Lihatlah sampulnya unicorn atau seekor kuda poni bertanduk emas ini bukan favorit Sava namun kesukaan gadis chubby itu.

Di saat ia berkutat dengan bukunya ada notif masuk ke hapenya itu dari teman dekat Dana,

Riko:Sav cepet buka wa lo
         Ini gawat

Sava buru-buru mengecek wa nya dan pada detik itu juga jantungnya seolah berhenti berdetak, waktu seperti di hentikan nafasnya gusar, ia bergegas menuju….

TO BE CONTINUED

***
Hai semua gimana sama part ini? Semoga suka ya. Hayolo Sava kenapaaaa?
Savana aku publish setiap 2 hari sekali.
Jangan lupa tinggalkan jejak bila berkenan, terimakasih









Salam jari kelingking:*

Savana (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang