SAVANA#3

248 99 4
                                    

-Pertemuan singkat namun membuat ku terpikat-

Sava memberanikan diri untuk menoleh ke belakang ternyata dia adalah Dana "fiuh" Sava menyeka peluh di dahinya.

"Oi, kenapa lo bengong disini Va katanya mau kerkom di rumah lo." Dahinya bergelombang, ia heran menatap gadis yang sedang memakai helm namun tak menaiki motor.

Sava meremas roknya perlahan, "mm motor gue..." ia menatap ujung sepatunya.

"Oh, lo ngga bisa ngeluarin motor bilang dong!" seru dana sambil nyengir lebar.

"Ganteng." Sava merutuki kalimat itu ia langsung menutup mulutnya, untung saja Dana tidak mengadarinya.

"Ha, ngomong apa lo va?" ia setengah berteriak karena jarak yang agak jauh.

Sava buru-buru menggeleng. Dekarang motor Sava sudah berhasil di bebaskan eh di keluarkan.

"Yah, Va bannya bocor kenapa nih motor lo?" Dana memeriksa ban belakang motor Sava yang seperti nya terkena paku.

"Yah..kurang tau." Ia masih saja menatap kebawah mungkin saja di bawah ada duit jatoh *eh.

"Kalo bicara sama orang lain tuh tatap wajahnya Va, pertama ketemu ae jutek lo..." seperti ada sengatan listrik di tubuh Dana saat ia memegang bahu Sava, Dana buru buru melepaskan tangannya.

Sava merasakan jantungnya berdegup kencang ia memegang dadanya "eh, yaudah gue pulang naik angkot aja." ia buru buru mencegat angkot, tentunya dengan helm yang masih bertengger manis di kepalanya.

"Oi, udah kuy naik." Tiba tiba saja Dana berada di sebelah Sava sambil menunggangi motornya. Seperti tau jalan pikiran Sava ia berkata lagi.

"Udah, motor lo gampang biar gue urus. Yuk masa pake helm tapi naik angkot." Senyum menawan terukir di bibir Dana membuatnya mempesona.

Sava melotot tak menyadari jika sekarang ia masih mengenakan helm, pipinya bersemu merah, malu kenapa saat berada di dekat Dana ia selalu galfok.Re:gagal fokus.

"Cepetan, naik." Dana terkekeh, jujur saja ia gemas melihat tingkah lucu Sava.

********************

Mereka sampai di rumah Sava, bundanya yang selalu heboh berseru kaget melihat anak gadisnya di antar pria gagah seperti Dana.

"Sava, siapa itu kasep pisan mirip sama ituh yang dari Spanyol manorius eh serius atau apalah itu." Matanya berbinar binar seolah melihat artis korea seperti Jungkook, Jin, Jimin, Taehyung, atau Kim hanbin.

"Ih bunda ini temen Sava Namanya Dana." ia malu melihat reaksi bundanya yang selalu heboh.

"Yaudah atuh sini kasep masuk." beliau menarik tangan Dana untuk ke dalam rumah.

Sementara Sava masih cengo ia bengong enak saja bundanya ini mengabaikan anaknya demi orang lain, ia mengelus dada "astagfirullah untung bunda."

Dana terlihat salah tingkah saat bunda Sava menariknya, ia bingung karena tidak pernah merasakan sentuhan hangat seorang ibu.

Ia melamun, apakah mamanya disana tenang punya anak seperti dia, apakah mamanya bangga dia sekarang sudah SMA? Seluruh praduga itu lenyap saat tiba tiba bunda Sava menyentuh tangannya.

"Nak, kamu punya masalah?" Beliau menatap Dana dengan mata teduhnya, ia selalu bisa menebak perasaan seseorang dari pupil matanya.

"Eh, nggak Tante Sava nya mana?" Ia buru buru mengalihkan percakapan ini.

"Dana, panggil bunda saja. Sava sedang siap siap kamu sepertinya tidak pernah mendapat kasih sayang ibumu hmm?" Bunda Sava mengelus puncak kepala Dana.

Sungguh baru sekarang Dana merasakan hangatnya tangan seorang ibu, buaian syahdu dari tangan tua itu, mulai hari ini Dana akan bertekad untuk selalu mendoakan 'mamahnya' bukan berarti ia tak pernah mendoakan 'mamahnya' namun ia selalu tak merasa ada rasa disana, kosong dingin batinnya tak tergapai.

"Terima kasih bunda." Dana gemetar menyebut sebutan itu tak pernah sekalipun ia menyebut orang lain dengan sebutan seperti itu selain kepada mamahnya.

Bunda Sava memeluk Dana beliau merasa Dana adalah anak yang baik, hanya ia kurang kasih sayang.

###

"Eh, Dan lo tadi kenapa?" Tanya Sava saat melihat ekspresi Dana yang suntuk, tak seperti biasanya.

"Nggak, nyokap lo baik ya." Ia tersenyum kali ini senyum tulus yang ia berikan.

"Ha? Yaudah yuk kita cari materinya dulu sambil nunggu yang lain." ucap Sava yang dibalas anggukan dari Dana.

Tanpa mereka sadari pertemuan kecil seperti inilah yang membawa mereka menjadi membagi rasa untuk melupakan lara.





----------------------------------------------------------
Nb:Kasep Pisan =Ganteng banget

Hai semua gimana nih ceritanya?selamat menikmati sabtu malam yang kelam ya*plakdigampar.

Oh iya selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan ya...

Jangan lupa tinggalkan voment jika berkenan, terimakasih
Happy reading!

Salam jari kelingking

Savana (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang