Satu

31.7K 761 54
                                    

Percaya bahwa cinta itu ada? Baiklah, jika memang percaya tolong kasih kesempatan bagiku untuk bisa membuka hatiku dan memilih siapa saja yang aku sukai. Aku seorang pria, dan aku juga suka pria, dengan kata lain aku adalah gay. Entah kenapa sejak kecil aku lebih tertarik melihat pria dengan tubuh kekar dan berotot ketimbang wanita dengan payudara besar. Maaf jika terlalu frontal, aku hanya ingin memberitahu bahwa inilah diriku. Tapi, biarpun aku gay sepertinya seleraku juga tidak asal-asalan, terkadang aku juga bisa menjadi pemilih karena aku berhak memilih.

Namaku Aril, usiaku menginjak 21 tahun sekarang dan bekerja di bagian ACC kantor cabang di Jakarta. Tidak mudah memang menyembunyikan jati diriku yang seorang gay selama ini, benar saja aku selama dua puluh tahun lebih menutup diri dan menyembunyikan rapat-rapat perihal orientasi seksualku; karena memang di Indonesia hal seperti ini sangat dilarang baik dalam masyarakat ataupun agama.  Belum lagi pandangan orang mengenai homo seksual atau gay dan semacamnya sangat dilarang sekali. Itu yang membuat diriku menjadi lajang hingga sekarang, bukan berarti aku tidak laku atau jelek, bukan. Wajahku banyak yang bilang tuh cukup keren, tampan, bahkan kulitku putih bersih, banyak sekali wanita yang sepertinya sengaja mencari perhatianku namun aku hanya menganggap mereka teman saja sampai mereka bosan memberi perhatian padaku dan pada akhirnya mereka satu persatu pergi.

Dan entah kenapa anehnya lagi, mungkin sudah sering sendiri dan bahkan rasa cuek diriku semakin bertambah yang membuat diriku enggan untuk mencari pasangan, khususnya lelaki. Tiap hari aku melihat pria tampan di kantor, tiap hari aku bahkan berpapasan dengan mereka namun kehidupan berjalan begitu saja tanpa saling kenal lebih dekat dan aku terus menutup diriku rapat-rapat.

Namun, apakah kalian tau? Maksudku, semuanya mulai terasa sedikit memiliki jalan yang berwarna ketika aku mulai kenal dengan sosok pria kalem bernama Yogi. Entah apa yang spesial darinya namun sikap kalem dan tidak banyaknya dia bicara malah membuatku nyaman saja. Yogi tidak bekerja di satu kantor denganku, dia adalah fotografer profesional yang  bekerja freelance, meski demikian penghasilan seorang fotografer yang kerjanya bolak-balik ke luar negeri pastinya tidak sedikit.

Pertama ketemu saat aku duduk di sebuah cafe malam hari, ketika itu aku duduk sendiri dan kondisi sekitar mulai sepi karena sudah sangat malam. Beruntung masih ada cafe 24 jam kala itu. Disitulah Yogi masuk ke dalam cafe dan tak sengaja mata kita saling bertatapan, bukan seperti drama di TV, Yogi memesan sesuatu terlebih dahulu kemudian tanpa aku tau ternyata dia duduk di depanku seraya mengenalkan dirinya. Suaranya berat dan sungguh dalam, mendengarnya saja sangat membuatku tau kalau dia adalah pria dengan konsep diri yang tegas dan maskulin. Ternyata maksud dari yogi mengenalkan diri adalah dia memiliki projek baru soal foto dengan konsep anak remaja dan baju santai, awalnya aku terkejut karena dia menawarkan aku sebagai modelnya, ya pastinya kaget karena aku kan bukan anak remaja lagi.

"Sepertinya salah orang. Umur saya sudah 21, bukan remaja lagi." jawabku yang malah membuat Yogi tersenyum sambil terdengar suara dari dirinya.

Yogi mulai menghela nafas sebelum lanjut bicara, "Oh maaf, tapi wajahmu itu mendukung. Sorry, maksudku ya cocok." timpalnya sambil menaikkan sebelah alis dan seperti sedang berpikir, entah apa itu yang jelas dia malah menyodorkan ponselnya padaku dan meminta nomor ponselku. "Bukan lancang, umur tidak masalah. Yang jelas jika kau bisa membantuku tolong berikan nomormu." lanjutnya. Entah ini hanya kode bahwa dirinya sengaja biar dapat nomor ponselku atau tidak, tapi yang jelas sepertinya dia bukan orang sembarangan seperti itu.

Dan kemudian dari situ, esok harinya ketika aku berada di kantor dan sedang istirahat siang ternyata Yogi menghubungiku lewat ponsel, langsung pada intinya dia meminta waktuku untuk bertemu di cafe sebelumnya untuk membicarakan soal model majalah remaja. Ya ampun, majalah apakah, ternyata benar kalau Yogi ini seorang fotografer hebat. Dari tampang wajahnya yang tampan memang terlihat sangat keren, belum lagi dia memiliki tubuh lebih tinggi dan ada banyak tato di bagian tubuhnya seperti tangan dan leher. Tidak masalah, pada akhirnya karena masih ada waktu istirahat kerja aku memberanikandiri untuk bertemu Yogi lagi di cafe tersebut.

BEGAJUL - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang