Delapan

9.1K 463 35
                                    

Dan pada akhirnya pagi ini, aku harus bersiap, karena ini hari sabtu dan sebelum Yogi datang aku sudah harus berkemas agar bisa siap pergi ke Bandung. Sudah mengantungi izin dari ayah maupun ibu membuatku cukup lega, meski terlihat dari raut wajah ibu kalau dia bakalan kesepian weekend ini. Biasanya di akhir pekan aku dan ibu bakalan menyaksikan siaran gossip di pagi hari, atau bahkan sekedar bercanda bertiga dengan ayah ketika malam minggu tiba, tapi untuk akhir pekan ini sepertinya ibu bakalan sedikit kesepian karena tidak ada aku.

"Kau yakin hanya membawa baju tiga setel saja? Dua hari loh kamu kurang lebih di Bandung." Ibu memberitahu, beliau juga sibuk melipat pakaianku dan menaruhnya di tas yang cukup besar. "Liburan yang bakal menyenangkan loh~ karena bareng cowok kamu." lanjut itu yang sedikit meledekku soal Yogi.

"Cowok aku? Apaan sih, aku sama Yogi cuman ke Bandung buat hadir di acara nikahan temannya. Ya sedikit liburan juga kayaknya." tawaku yang membuat ibuku tersenyum juga, aku dan Ibu duduk di ruang tengah, sambil menunggu Yogi datang, kita berdua menikmati jus timun yang aku dan ibu bikin sendiri. Saat-saat seperti inilah yang mungkin letak kebahagiaan ketika aku bersyukur memiliki seorang ibu yang luarbiasa. Mendidik, merawat dan membesarkan diriku sampai saat ini, ya semua ibu bakalan melakukan hal yang sama karena aku pernah mendengar kutipan dari film 'Biar bagaimanapun, Ibu adalah Tuhan bagi anak-anaknya.' begitu, awalnya aku belum mengerti tapi kutipan tersebut bisa kita ambil baiknya bahwa seorang ibu rela melakukan apapun demi anaknya, iya kan.

"Jagalah dirimu, ibu bakalan kangen sama kamu, Ril." Dengan mengelus pangkal kepalaku, ibu berkata demikian yang membuatku berat untuk beranjak.

Dengan senyuman lagi aku mulai memeluk ibuku, "Sudahlah bu, aku cuman pergi sementara." kataku.

Dan kemudian aku mendengar suara ketukan pintu dari luar, "Permisi." suara Yogi, benar saja. Ibu segera beranjak membuka pintunya dan aku masih sibuk mengemas pakaian untuk dimasukan ke dalam tas. Kalau kata Yogi tidak usah bawa banyak setelan baju, mungkin itu hal baik juga agar tidak banyak bawa tas, yang bikin berat adalah pakaian, jelas saja.

"Silahkan Nak Yogi, ibu kebelakang dulu ya."

"Terimakasih..."

Yogi duduk di sofa di dekatku, aku masih duduk di ubin karena sekarang sibuk mengemasi barang. Setidaknya aku harus bawa bedak dingin, lotion, pelembab juga jangan lupa, kotak obat untuk berjaga, selimut dan bantal kecil. "Kamu udah beres-beres?" aku bertanya pada Yogi, daripada dia diem aja ngeliatin aku, mending ngobrol kan.

Dengan menaikkan kedua alisnya, pria itu menjawab santai. "Apa yang harus disiapkan? Di apartment semuanya sudah ada." katanya yang membuatku langsung berpikir. Terus ngapain aku capek-capek bebenah begini.

"Yakin udah ada semua?" tanyaku lagi tidak percaya, eh tapi kalau benar, hebat juga mau ke acara nikahan di Bandung aja pake acara menginap di apartment segala. Pasti merogoh kocek banyak deh si Yogi.

"Bawel, aku tunggu di mobil ya." Yogi berdiri dari duduknya, dia mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya. Alasan nunggu di luar, padahal sih mau ngerokok dia tuh.

Yaudah lebih baik aku bergegas juga.

•••
•••
•••

Ya, saat di aku dan Yogi sudah diperjalanan menuju Bandung. Selagi Yogi sibuk mengendarai mobil, aku searching di google kira-kira sampai di Bandung kalau lewat tol cipularang itu sekitar 2 jam, tapi naas hal tersebut bisa jadi angan-angan mengingat volume kendaraan pribadi khususnya mobil semakin banyak yang menuju Jakarta-Bandung atau sebaliknya. Bahkan aku liat komentar netizen di internet bisa jadi sampai di Bandung sekitar 7 jam, itu juga kalau harus cari jalan lain lagi dan masuk tol lagi. Ya ampun, jadi terlintas di pikiranku kalau ini bakalan jadi perjalana yang cukup panjang.

BEGAJUL - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang