Tak dipungkiri efek dari sebelumnya yang membuat diriku pingsan adalah memang dari suhu yang berubah seketika, kegiatan pengusiran roh jahat sebelumnya meski sulit namun aku dengar semuanya baik-baik saja dan roh jahat itu berhasil disegel oleh Alice dan Billy, aku turut berterimakasih oleh kedua pasangan suami istri tersebut. Pada akhirnya Bu Juminten dan keluarga bisa hidup kembali tanpa rasa takut akan roh jahat yang menghantui rumah mereka.
Sekarang, tinggal berpikir bahwa diriku ini bukan tidak ada masalah. Ada, setelah kejadian diriku pingsan di rumah keluarga Juminten waktu itu, kandunganku agak tegang dan urat syaraf seluruhnya membuat kram yang amat sangat. Diriku sampai harus berteriak sekeras mungkin ketika kontraksi mulai berubah menjadi kram perut, aku khawatir akan terjadi sesuatu dengan kandunganku. Di sebelahku selalu ada yang menemani dengan setia, Yogi, dia memegang erat tanganku, memberiku semangat agar rasa sakit yang aku rasakan ini bisa menjadi kekuatan baru bagi diriku. Tapi kalau boleh jujur, rasa sakit ini hampir tidak tertahankan, karena saking sakitnya aku bahkan sering berkeringat, muntah, dan ketika kram itu berakhir maka timbul mual yang amat sangat mengganggu diriku.
Tapi dokter bilang itu memang gejala biasa, karena usia kandunganku yang sudah hampir menginjak 6 bulan, kadang buah hati memang sudah cukup tua serta karena aku ini adalah pria maka diriku memang belum siap menerima semuanya sehingga kaget. Siap tidak siap, yang jelas aku lebih siap lagi ketika buah hatiku lahir maka aku ingin sekali menciumnya dengan tulus, perjuangan serta rasa sakit yang aku rasa akan segera terbayar nantinya ketika aku melihat hasil buah cinta aku dengan Yogi.
•••
•••
•••Kemudian hari-hari berlalu begitu cepat, dari yang awalnya sulit sampai ke yang paling ujung yaitu rumit. Tujuh bulan, ketika acara siraman di rumah kediaman orangtuaku, Yogi ikut membacakan doa agar kandungan diriku tetap dalam lindungan Tuhan, serta terus sehat dan karena sudah semakin membesarnya kandunganku, aktivitas yang aku lalukan sekarang sedikit berkurang. Yogi melarangku untuk mencuci pakaian dan untuk dua bulan ke depan suamiku itu menaruh semua pakaian ke tukang laundry kiloan yang letaknya tak jauh dari rumah kami. Setelah acara siraman tujuh bulan selesai, ayahku dan kedua orang tua Yogi kembali memanjatkan doa selagi ibuku kembali mengecek kandungan dan pola makan diriku yang semakin tidak terjaga.
Hampir setiap hati sekarang, orangtua Yogi atau bahkan orangtuaku berkunjung ke rumah kami untuk mengecek apakah aku baik-baik saja. Bersyukur semuanya masih dalam tahap aman, hanya saja diriku yang notabene merupakan seorang lelaki tidak tau kalau semakin besar perut seharusnya lebih banyak duduk, namun karena kesibukanku memasak pagi hari membuat perutku sesedikit terbentur meja dapur, maka dari itu aku sering merasakan nyeri pada bagian tersebut.
Berulang kali Yogi menasehati diriku untuk tidak terlalu memaksakan diri untuk memasak di dapur, dia bahkan sering memesan makanan lewat aplikasi ojek online seperti ayam geprek dan lainnya. Aku sebenarnya bukan malas, tapi memang ini sudah kemauan Yogi dan aku harus mematuhi selagi memang ini baik untukku.
Kemudian malam harinya, Yogi merebahkan diri di sebelahku, aku tidur dengan posisi terlentang karena kondisi perutku memang. Suamiku itu mengelus perutku, berbicara dengan bayi di dalam perut yang sedari tadi bergerak di dalam, aku bisa merasakan tendangan dan juga pergerakan yang berasal dari si jabang bayi. Tertawa aku bersama Yogi melihat kejadian membahagiakan itu, bayinya sehat. Bahkan Yogi menebak kalau di dalam itu anaknya akan menjadi lelaki sejati seperti ayahnya. Entahlah, Yogi yakin banget kalau di dalam perutku ini adalah lelaki. Tapi dia juga bilang, jika itu adalah perempuan maka akan terlihat manis seperti aku.
•••
•••
•••Tanpa sadar hari berubah menjadi berminggu-minggu, kemudian minggu-minggu berubah menjadi berbulan-bulan. Kalian pasti tau bahwa perutku sudah mulai membesar dan 9 bulan sudah mulai terlampaui, bahkan sekarang sudah lebih sepuluh hari tepat saat malam itu aku terkejut dengan bagian bawah dari tubuhku mulai mengeluarkan darah segar. Apakah ini yang dinamakan ketuban yang mulai pecah? Aku teriak dan panik bukan main, selagi aku di dapur dengan sigap aku melihat Yogi yang terjungkal hebat menuju ke arahku dengan dirinya yang mulai memapah tubuhku.
"Ayo sayang, kita ke mobil..." Ya, Yogi ikutan panik dan nafasku mulai tidak beraturan. Darah berceceran dimana-mana dan ubin rumah kami mulai tercemar oleh banyaknya darah merah segar yang keluar dari dalam diriku. "Kita harus ke rumah sakit, Sayang." dengan perlahan Yogi bicara sambil terus membawaku ke dalam mobil.
Dan ketika kami berdua sudah berada di dalam mobil, Yogi menyalakan mesin mobilnya, "Halo Ma, sepertinya air ketuban Aril sudah pecah. Ini Yogi sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit... Ya, oke." bahkan dia menghubungi orangtuanya juga, aku tak sampai diri bercakap apapun karena air masih terus mengalir mulai membasahi kakiku dan jok mobil. Yogi langsung tancap gas dan mulai memgendarai meski sebenarnya dia juga panik.
"pelan-pelan... Sayang." itu adalah beberapa kata yang bisa aku ucapkan disituasi seperti ini. Tapi entah kenapa perutku terus bergejolak hebat, bahkan saat aku semakin dibawa jauh menuju rumah sakit diriku tidak tahan sakit yang kurasakan sekarang. Perutku seperti ada sesuatu yang ingin keluar disana, entah memang ini waktunya jabang bayi keluarpun aku belum mengerti, yang jelas keringat dingin mulai membasahi diriku disekujur tubuh.
Dan, yang membuat aku terkejut adalah saat mobil tersebut berhenti mendadak ketika Yogi hampir saja menabrak seorang pengendara motor. "Aarrrhhhh sakiiithhhh...." aku mengeram kesakitan ketika perutku sedikit terbentur bagian depan dan nafasku semakin tidak beraturan. "Sakittth..." aku terus merintih...
Luarbiasa sakitnya...
~
Note- Assalamualaikum maaf, cuman bisa nulis segini aja. Sibuk banget gosok, ngepel, nyapu, bantu ortu dll. Banyaaak deh pokoknya. Real life yang luar biasa sampe lupa Wattpad akutuh. Maaf ya dan semoga suka. Maaf bangeeettt..
•••...•••
Aril
•••...•••
Yogi
KAMU SEDANG MEMBACA
BEGAJUL - Boyxboy
Short StoryDia seorang fotografer yang pertamakali membuat diriku nyaman...