Ovumoocyte, adalah suatu metode pencampuran sel telur secara paksa melalui proses percampuran cairan buatan yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya cara ini dilakukan untuk mempermudah pasangan agar cepat mendapat momongan, dengan kata lain proses ini bisa juga di coba bagi pasangan yang memang didiagnosis menderita kemandulan meski kemungkinan berhasil sangat minim. Cara mudah ini dilakukan dengan pertimbangan mulai dari kesuburan dua pasangan, jika pasangan yang mengandung itu memiliki hormon lebih kuat maka dipastikan metode Ovumoocyte akan berhasil meski baru melakukan hubungan intim sekali saja. Gejala yang dihasilkan metode ini sama seperti ibu hamil pada umumnya.
"Jadi, maksud kamu, aku hamil? Ck, mana mungkin. Kamu jangan bicara omong kosong deh, Yogi."
"Sayang, kita sudah cek sebelumnya ke dokter. Meski memang baru beberapa hari tapi aku yakin itu berhasil. Ditambah dokter bilang sel dalam diri kamu berkembang dengan cepat, karena kamu memiliki tingkat kesuburan lebih baik."
"Beneran? Tapi, kok aku takut."
Hari ini, Yogi datang pagi-pagi banget ke rumah aku. Dia membatalkan semua sesi pemotretan untuk hari-hari ke depan, dia beralasan bakalan menjaga diriku karena metode Ovumoocyte itu. Aku belum ngerti banget soal metode aneh itu, yang jelas memang sudah hampir seminggu ini perutku tidak enak, mau makan juga malah timbul mual, terkadang mencium aroma bau sedikit saja bawaannya pengen marah-marah terus.
"Nggak usah takut, aku bakalan ada terus untuk kamu, Sayang. Dan oh iya, sebelum sel dalam tubuh kamu semakin berkembang, aku dan bahkan orangtuaku sudah mempersiapkan segalanya untuk kita menikah di luar negeri. Ayah dan ibu kamu juga sudah setuju soal pernikahan kita, sudah aku konfirmasi juga dengan Evan bahwa kamu resign dadakan dari tempat kerja lewat pesan tertulis." Yogi menjelaskan semuanya dengan sangat detail banget, soal pernikahan dan bahkan soal kerjaanku di kantor pun dia urus semuanya.
Sekilas aku melihat wajah Yogi yang lesu banget, rambutnya berantakan seolah dirinya tidak menjaga diri seperti biasanya. Apa dia kurang tidur? Apakah dia cukup istirahat? Terkadang aku salut dengan sigap dirinya bahkan sebelum menjadi kekasih yang sah. "Yogi..." aku menyebut namanya.
"Ya, Sayang?" dia menemaniku duduk di pinggir kasur sambil sibuk membuka laptop dengan meja kecil. "Kamu butuh apa?" tanya pria itu lagi menanyakan sesuatu yang aku butuhkan. Tangannya mengelus pangkal kepalaku dan lagi dia mencium keningku dengan lembut.
Aku menggelengkan kepala, kemudian aku memeluk tubuh Yogi dengan sangat erat, punggungku dia elus-elus dan aku masih asik memeluk pria itu. "Aku nggak apa-apa kok, kamu boleh lakuin aktivitas kamu seperti biasa." tambahku.
Perlahan Yogi melepaskan pelukan itu dan memandang diriku dengan menakup kedua bibirnya, "Sebelumnya aku sudah sibuk dengan segala hal, bertahun-tahun aku mengikuti hobi dan bisnis diriku yang berjalan dengan baik. Namun, ketika aku sudah menemukan dirimu, tersadar diriku bahwa kamulah saat ini yang menjadi prioritasku. Aril." jarinya mencolek hidungku dan Yogi kembali fokus di depan laptop. "Lagipula aku punya asisten kok, nggak stay setiap saat sih tapi dia bisa mengganti diriku di studio selagi aku nggak bertugas. Bahkan dengan laptop juga aku masih bisa kerja freelance, tenang aja Sayang." nggak salah emang aku menaruh hati ada pria bernama Yogi ini. Semuanya dia pikirkan dengan matang, semuanya dia kerjakan dengan kemampuannya sendiri tanpa merepotkan yang lain.
"Soal pernikahan..." aku mau membahas soal itu, tapi agak malu sih.
"Soal itu juga aku udah atur semuanya, undangan juga sudah bakalan di sebar besok. Ada Jennifer, Evan, dan Arman yang bantu proses sebar undangan." jawab Yogi lagi sambil terus fokus di depan laptopnya.
Aku diam sejenak, "Terus," lagi bicara tiba-tiba perutku mual, bete deh. "Terus pernikahan kita akan berlangsung di luar negeri, kapan?"
"Minggu depan." timpal Yogi dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEGAJUL - Boyxboy
Short StoryDia seorang fotografer yang pertamakali membuat diriku nyaman...