Malam harinya aku sibuk dengan acaraku sendiri, jam tujuh malam ibu sudah tertidur dan ayah aku lihat baru selesai mandi sehabis kerja dan langsung masuk ke kamar yang sama dengan ibu. Saatnya me time, dimana saat-saat begini aku habiskan untuk streaming film di TV berbayar, mulai dari Nickelodeon, Spacetoon, dan saluran kartun lainnya yang tayang 24 jam. Dengan berondong jagung yang aku beli di mini market dekat rumah, aku lanjut nonton tayangan Chalk Zone dan juga Spongebob.
Eh, tiba-tiba lagi asik menonton aku mendengar suara mesin mobil dari luar rumah. Jangan bilang Yogi sudah datang? Huft, saat aku melihat dari jendela ternyata benar, Yogi sudah turun dari mobilnya dan mulai mengetuk pintu. Tapi, belum lama dia mengetuk aku langsung membuka pintu itu. "Udah pulang? Klien kamu dari Dubai udah balik ke sana?" tanyaku agak gugup, kayaknya ekspresi Yogi bingung ketika melihat diriku yang asik memegang sekantung penuh berondong jagung dan suara volume TV terdengar bising.
Yogi masuk ke dalam sambil duduk di sofa, sejenak dia mengusap wajahnya. "Kamu ngapain? Kok nggak tidur?" sambil bersandar di ujung sofa, Yogi merenggangkan otot lehernya. "Itu matiin coba TV-nya." dia menyuruhku melakukan itu. Dengan cepat aku malah menurutinya.
"Capek ya?" suaraku terdengar jelas karena TV sudah mati, pelan aku menaruh berondong jagung itu di atas meja. Wajahku bingung, kayaknya Yogi lelah banget deh. Aku ulang terus dari tadi, ya karena memang dia kelihatan lelah banget. Aku ngerti kok posisi dia, mengatur segalanya demi aku dan aku malah asik-asikan nonton TV kartun. Ya aku juga nggak maksa dia melakukan semuanya, itu semua kan atas kehendak yang dia mau.
Sejenak Yogi mendongakkan kepalanya ke atas, menghela nafas kembali. Dengan sigap aku langsung duduk di sebelahnya dan memijat lengan dan pundak pria itu. "Kan aku bilang, kalau kamu capek ya pulang aja. Kamu sih maunya kesini terus." kataku lagi.
"Aku sudah beli tiket buat ke luar negeri. Ke Brazil, kita di sana dua hari satu malam buat melangsungkan pernikahan sekaligus pesta semuanya. Tiga hari lagi kita berangkat ke bandara." Yogi lanjut bicara, aku masih dalam posisi memijat pria itu. Namun Yogi lagi-lagi mencium keningku dan mulai berdiri dari duduknya. "Kamu lapar nggak?" dia malah berdiri sambil memegang kunci mobil. Belum aku menjawab soal pergi ke Brazil itu, dia malah langsung nanya ke topik pembicaraan lain.
"Nggak juga sih. Kenapa?" tanyaku balik.
Yogi mengenakan kembali jaket yang baru ia lepas, "Keluar yuk, aku mau makan malam." dia menarik tubuhku.
Aku menahan diri, "Eh, di kulkas ada ayam kok. Ada pizza juga, mau aku panasin aja nggak? Ada oven kok." kataku yang kembali menarik tangan Yogi.
Yogi kembali menahan tanganku, "Jarang kita keluar berdua, sebelum kita nikah kan menghabiskan waktu berdua buat ngobrol tentu nggak ada salahnya." Yogi merangkul pergelangan perutku untuk segera keluar rumah.
"Aku ganti baju dulu," pekik diriku.
"Nggak usah, udah manis kok kamu. Cuman jalan sama aku doang, nggak usah dandan. Jangan genit kamu tuh." timpal Yogi yang langsung membuka pintu mobil untuk diriku, aku pun segera masuk ke dalam.
Apaan sih dia? Masa mau makan keluar aku cuman pake kaos oblong sama levi's doang. Malah pake sendal jepit lagi. Aduh~ gini ya kalau pacar udah nerima kita apa adanya, mau kita kayak gembel aja tuh dia tetep bilang kita manis. Seneng sih, tapi semoga nggak berlebihan. "Emang kamu mau makan apa sih?" tanyaku ketika kita berdua sudah ada di dalam mobil.
Yogi masih sibuk memundurkan mobil ke halaman belakang, kemudian setelah itu dia fokus mengendarainya. "Nggak tau. Sebenarnya cuman pengen berdua aja sama kamu. Oh iya, perut kamu nggak apa-apa kan?" Yogi mengelus perutku dari sebelah.
Aku mendengus kesal, "Kan di rumah juga bisa berdua sama aku. Nggak usah pakai alasan lapar, kamu juga belum istirahat cukup loh, jangan maksa deh," jawabku kala itu yang malah membuat Yogi tertawa, "Syukurlah perut aku mendingan sih, mungkin karena obatnya kali ya. Cocok. Mualnya masih ada, tapi nggak parah kayak sebelumnya." jelasku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEGAJUL - Boyxboy
Short StoryDia seorang fotografer yang pertamakali membuat diriku nyaman...