34. Rasulullah Dalam Menghargai Perasaan

109 10 0
                                    

Suatu hari, Rasulullah SAW. duduk bersama para sahabat menunggu waktu salat. Setelah beberapa saat, dalam ruangan itu tercium bau tidak sedap yang membuat para sahabat gusar.

Rasulullah mengetahui aroma itu berasal dari napas salah seorang sahabat yang baru pulang ada suatu acara. Tetapi karena Rasul tak ingin membuatnya malu, beliau memandang semua yang hadir seraya berkata, “ siapa saja yang baru makan daging, segeralah berwudhu.”

Karena pernyataan Rasul bersifat umum, hampir semua sahabat mengakuinya, “ kami semua telah makan daging, ya Rasul,” jawab salah seorang di antara mereka.

Secara bersamaan para sahabat berdiri dan pergi meninggalkan ruangan itu untuk berwudhu, termasuk sahabat yang menjadi sumber bau tak sedap dalam ruangan tersebut.

Ketika Rasulullah tengah bersama para sahabat di dalam masjid, seorang Arab Badui masuk dengan gerak-geriknya yang mencurigakan. Di luar dugaan, Arab Badui itu mendadak buang air kecil di sudut masjid.

Karuan saja, kelakuan lelaki Badui itu membuat para sahabat geram. Kata-kata keras langsung meluncur dari lidah mereka. Para sahabat tak menginginkan air najis itu mengotori tempah ibadah mereka.

Berbeda dengan para sahabat, menyaksikan peristiwa tersebut Rasulullah SAW. justru bersikap tenang. Bahkan beliau mencegah para sahabat yang telah bersikap berlebihan kepadanya. Demi memberi kesempatan, beliau membiarkan lelaki itu menuntaskan buang air kecilnya.

Setelah lelaki itu memenuhi hajatnya, Rasulullah pun menghampirinya dan memberikan nasihat tentang kegunaan masjid dan adab di dalamnya. “ Ambilkan air dan guyurlah air kencingnya,” perintah Rasul kepada para sahabat.

Setelah para sahabat melakukan titah itu, beliau mengingatkan para sahabat untuk bersikap lebih bijak. “ Kalian diutus untuk memberi kemudahan, bukan untuk membuat kesulitan.” kata Rasul.

Islamic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang