Seorang pemuda mendatangi Rasulullah SAW sambil menangis. Ia menyesal dan ingin mengadukan perbuatan buruknya kepada beliau . Rasulullah pun menerimanya dengan baik, " apa yang membuatmu menangis?" tanya Rasul
"Bagaimana aku tak menangis, ya Rasulullah?" kata pemuda itu sambil sesenggukan, "aku telah melakukan dosa besar yang tidak mungkin diampuni Allah."
"Apa engkau telah menyekutukan (syirik) Allah ?"
"Aku berlindung kepada-Nya dari perbuatan syirik."
"Kau menghilankgan nyawa seseorang yang dilarang Allah?"
"Tidak, ya Rasul."
Rasul tersenyum dan berusaha menguatkan hati si pemuda tersebut. "Jika kau tidak pernah melakukannya, Allah akan mengampuni dosa-dosamu meskipun sebesar gunung yang menjulang ke langit."
"Dosaku lebih besar dari gunung!" tangis pemuda itu kian histeris.
"Allah akan mengampuni dosa-dosamu meskipun sebesar tujuh bumi beserta lautan dan segala isinya," kata Rasulullah SAW.
"Tapi dosaku lebih dari itu, ya Rasul." jawab pemuda itu lagi.
Rasulullah SAW masih tetap bersabar menghadapi pemuda itu. Beliau meyakinkan, bahwa selama ia mau menyesal dan bertobat juga berjanji tak mengulanginya lagi, Allah akan mengampuni semua dosa yang telah dilakukannya.
"Allah akan mengampunimu meskipun dosa yang kau lakukan sebesar langit beserta bintang-bintang dan singgasana Allah," kata Rasulullah.
Pemuda itu tampaknya tidak yakin dengan nasihat yang beliau sampaikan. Dengan wajah memelas, ia merajuk di hadapan Rasulullah, "Dosaku lebih besar dari itu, ya Rasul."
Melihat sikap pemuda tersebut yang tidak mau diberi tahu, Rasul SAW pun menegurnya, "Anak muda, manakah yang lebih besar, dosa-dosamu atau Tuhanmu?"
Seketika pemuda itu tersungkur. Ia tak sadar akan kekeliruannya. "Subhanallah," ucap pemuda itu. "Tidakk ada yang lebih besar dari Tuhanku."
"Kalau begitu, lekas ceritakan dosa apa yang telah kau perbuat!" desak Rasulullah.
Memandang wajah Rasul, pemuda itu serasa mendapatkan kekuatan untuk menyampaikan semua yang telah terjadi padanya. Setelah menarik nafas, dengan wajah berlinang air mata, pemuda itu pun mulai bercerita.
Untuk menyambung hidupnya, pemuda itu terpaksa mencuri kain kafan dari mayat yang baru meninggal. Kain itu ia jual ke pasar dan hasilnya ia belikan untuk makanan.
"Hingga suatu hari," kata pemuda itu, "seorang gadis dari kaum Anshar meninggal dunia. Setelah dikubur dan ditinggalkan keluarganya, tanpa sepengatahuan satu orang pun, kugali kembali kuburan gadis itu. Aku keluarkan dia dan kulucuti kain putih yang membungkus tubuhnya. Setelah itu, kutinggalkan dia tepi kubur, dalam keadaan telanjang."
Pemuda itu mengaku langsung pulang ke rumah membawa hasil curiannya tersebut. Tapi ia tidak bisa melupakan bayangan mayat si gadis. Tubuhnya yang begitu mulus, membuat pemuda itu penasaran dan ingin kembali melihatnya.
Setelah melihat mayat gadis di hadapannya, yang tak terbungkus sehelai benang pun, dada pemuda itu bergemuruh. Hasratnya bergejolak sehingga ia tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya.
Saat melampiaskan hasratnya, pemuda itu dikejutkan oleh sebuah suara. "Anak muda, celakalah engkau di hadapam hisab pada hari kiamat nanti. Tempat yang layak bagimu hanya neraka," kata suara itu.
Dalam kepanikan dan ketakutannya, pemuda itu dikejutkan kembali oleh sosok gadis yang telah ia nodai kesuciannya, Mayat gadis itu berdiri di hadapannya dengan penuh amarah. "Tega sekali kau melakukannya!" kata sosok gadis itu, " kau biarkan aku dalam keadaan kotor ketika aku akan menghadapan Tuhanku Yang Maha Suci."
"Bagaimana menurutmu, ya Rasul?" tanya pemuda itu dengan penuh penyesalan.
Mendengar cerita itu Nabi sangat terkejut. Karena belum pernah ada yang melakukan dosa seperti itu. Rasulullah menyesali perbuatan yang dilakukan pemuda itu. "Enyahlah dari sisiku," kata Rasul. "Aku takut akan ikut terbakar bersama apimu."
Pemuda itu meninggalkan Rasulullah dengan membawa perasaan sedih yang sangat mendalam. Kepada siapa lagi ia mengadukan duka laranya selain kepada Allah. "Ya Allah ," rintih pemuda itu, "ampunilah segala kesalahanku. Berilah wahyu kepada Nabi-Mu."
Di suatu tempat di kota Madinah, selama empat puluh hari ia tidak berinteraksi kepada siapapun selain dengan Tuhannya. " Jika engkau tidak mengampuniku, maka timpakanlah segera azab yang menghancurkanku di dunia ini." Doa pemuda itu, "selamatkan aku dari azab-Mu di hari kiamat nanti...."
Melihat kesungguhan pemuda itu, sebagai jawaban atas perbuatan yang telah dilakukannya, Allah kemudian menurunkan wahyu Q.S al-Imran ayat 135-136. Melalui ayat tersebut, Allah menginformasikan kepada Rasulullah SAW. bahwa dosa si pemuda tersebut sudah diampuni.
Setelah dicari ke berbagai tempat oleh para sahabat atas permintaan Rasul , pemuda itu pun ditemukan di antara dua batu besar dengan keadaan sangat lemah dan memprihatinkan, kedua matanya bengkak karena terlalu banyak menangis.
Sambil tersenyum, Rasulullah SAW. mengajak pemuda itu berdiri dan memeluknya. Beliau memandangnya dengan penuh kasih sayang. "Allah telah membebaskanmu dari api neraka," kata Rasul memberikan kabar gembira.
Setelah itu, beliau menghadap kepada para sahabat, "Seperti pemuda ini, beginilah seharusnya kalian menyertai dosa yang telah kalian lakukan," kata Rasul berpesan
KAMU SEDANG MEMBACA
Islamic Story
Spiritüel"Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi, maka senangilah apa yang telah terjadi." [Ali bin Abi Thalib] Cerita Islami ini ditulis dari sumber buletin Mesjid sehabis sholat Jum'at dan tulisan ini sangat sedikit kuparafrase, jadi jika ada kesa...