Orang pertama yang bertemu dengannya adalah seorang sahabat bernama Salman al-Farisi. Karena Salman berwajah tampan, dan mirip gambaran yang diperolehnya dalam Taurat, ia pun berkata, “apakah engkau Muhammad?”
Salman tidak segera menjawab, bahkan segera saja ia menangis setelah mendapat pertanyaan tersebut, sehingga membuat lelaki Yahudi ini terheran-heran. Kemudian Salman berkata, “Saya adalah pesuruhnya!". Memang, hari itu telah tiga hari Nabi SAW wafat dan jenazah beliau baru dimakamkan kemarin malamnya, sehingga pertanyaan seperti itu mengingatkannya kepada beliau dan membuat Salman menangis.
Kemudia lelaki Yahudi itu berkata, “Dimanakah Muhammad?”
Salman berpikir cepat, kalau ia berkata jujur bahwa Nabi SAW telah wafat, mungkin lelaki ini akan pulang, tetapi kalau ia berkata masih hidup, maka ia berbohong. Salman pun berkata, “marilah aku antar engkau kepada sahabat-sahabat beliau!”
Salman membawa lelaki Yahudi tersebut ke masjid, di sana para sahabat tengah berkumpul dalam keadaan sedih. Ketika tiba di pintu masjid, lelaki Yahudi ini berseru agak keras, “Assalamu'alaika, ya Muhammad!”
Ia mengira Nabi SAW ada di antara kumpulan para sahabat tersebut, tetapi sekali lagi ia melihat reaksi yang mengherankan. Beberapa orang pecah tangisnya, beberapa lainnya makin sesenggukan dan kesedihan makin meliputi wajah-wajah mereka.
Salah seorang sahabat berkata, “wahai orang asing, siapakah engkau ini? Sungguh enkau telah memperbaharui luka hati kami! Apakah kamu belum tahu bahwa beliau telah wafat tiga hari yang lalu?”
Seketika lelaki Yahudi tersebut berteriak penuh kesedihan, “betapa sedih hariku, betapa sia-sia perjalananku! Aduhai, andai saja ibuku tidak pernah melahirkan aku, andai saja aku tidak pernah membaca Taurat dan mengkajinya, andai saja dalam membaca dan mengkaji Taurat aku tidak pernah menemukan ayat-ayat yang menyebutkan sifat-sifat dan keadaanya, andai saja aku bertemu dengannya setelah aku menemukan ayat-ayat Taurat tersebut.... Tentu tidak akan sesedih ini keadaanku!”
Lelaki Yahudi tersebut menangis tersedu-sedu, tenggelam dalam kesedihannya sendiri. Seakan teringat sesuatu, tiba-tiba ia berkata, “apakah Ali berada di sini, sehingga ia bisa menyebutkan sifat-sifatnya kepadaku!”
“Ada,” kata Ali bin Abi Thalib sambil mendekat kepada lelaki Yahudi tersebut.
“Aku menemukan namamu dalam kitab Taurat bersama Muhammad. Tolong engkau ceritakan padaku ciri-ciri beliau!”
Bersambung di bagian selanjutnya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Islamic Story
Духовные"Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi, maka senangilah apa yang telah terjadi." [Ali bin Abi Thalib] Cerita Islami ini ditulis dari sumber buletin Mesjid sehabis sholat Jum'at dan tulisan ini sangat sedikit kuparafrase, jadi jika ada kesa...