26 : Keikhlasan Nabi Muhammad SAW Terhadap Pengemis Yahudi (1)

758 15 0
                                    

Di kota Madinah hiduplah seorang pengemis Yahudi yang buta. Pengemis itu biasa duduk di ujung pasar. Ia sangat membenci Nabi Muhammad SAW. Tak henti-hentinya ia mencaci maki Nabi dan mempengaruhi orang-orang yang lalu lalang di dekatnya. Ia berseru-seru, “Wahai saudaraku, berhati-hatilah dengan Muhammad. Dia pembohong besar dan tukang sihir!”

Pada suatu pagi, Nabi Muhammad SAW mendatangi pengemis Yahudi tersebut dan membawakan makanan. Beliau menyuapi pengemia itu dengan penuh perhatian dan kelembutan. Karena pengemis itu buta, maka ia tidak mengetahui siapa orang yang dengan menyuapinya tersebut. Ia tidak tahu bahwa orang yang selalu dicaci makinya, yaitu Nabi Muhammad SAW adalah orang yang saat itu sedang menyuapinya dengan sabar dan penuh keikhlasan. Hampir setiap pagi Nabi Muhammad SAW membawakan makanan untuk pengemis Yahudi tersebut dan menyuapinya dengan penuh kesabaran, walaupun harus selalu mendengarkan caci maki dari si pengemis tersebut terhadap dirinya.

Sampai pada suatu hari, sepeninggal Nabi Muhammad SAW, salah saru sahabat Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengunjungi rumah Aisyah, putrinya sendiri sekaligus juga adalah istri Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar bertanya kepada Aisyah, “Wahai Aisyah anakku, adakah sunnah Nabi Muhammad SAW yang belum aku kerjakan?”

Siti Aisyah pun menjawab, “Wahai Ayahku, semua sunnahcNabi Muhammad SAW telah engkau kerjakan. Namun masih ada satu sunnah lagi yang belum Ayah laksanakan”. Abu Bakar merasa penasaran dan bertanya, “Apakah sunnah itu, wahai putriku?”

“Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke pasar dan membawa makanan. Lalu makanan itu Beliau berikan kepada seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana.” Aisyah memberikan penjelasan kepada ayahnya.

Berlanjut di chapter selanjutnya ^~^

Islamic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang