Tidak ada yang lebih menyenangkan ketimbang istirahat dari lelahnya hidup dan perjuangannya. Entah apakah kamu sudah cukup dewasa untuk mengerti, atau berpura-pura untuk yang kesekian kalinya.
Jika bukan karena keinginanku berlelah-lelah sendiri, aku tidak mungkin melangkah sejauh ini. Aku tau ini bukan apa-apa. Bahkan ini masih permulaan. Pantesan saja, kamu menghargai ku dengan senyuman manis dan candaan manja.
Entahlah, taksi dengan plat nomor apa yang kau pilih saat pulang menuju rumah, aku tak pernah memikirkan itu. Tapi aku cukup bisa mengantikan taksi butut itu. Suatu saat tidak ada taksi berkeliaran yang ingin membawa mu lagi, aku akan muncul secara tiba-tiba hanya ingin memastikan bahwa kamu tiba di rumah dengan baik-baik saja.
Atau jika kamu mau, aku bisa menjadi sekretaris khusus mu, walaupun kamu bukan wanita yang selalu sibuk dengan beberapa klien atau tamu penting. Tapi barangkali itu lebih dari cukup untuk meyakinkan mu.
Hampir setiap waktu kuisi dengan khayalan semu bersamamu. Mengumpulkan tenaga untuk bertahan, karena hanya yakin bahwa setiap usaha pasti ada hasilnya. Sekalipun pada akhirnya kamu tidak bersamaku, tapi minimal aku tau, cokelat di toko mana dan jenis bunga apa yang kamu suka.
Teras Rumah, 13 Desember 2018
Oleh Mohammad Faiq