Kamu tau. Aku berjalan sesekali memandangi orang-orang dengan aktifitas yang beragam. Mereka melakukannya demi satu alasan. Mungkin alasannya memiliki bunyi yang berbeda. Seperti, demi keluarga, demi istri, demi anak, bahkan demi orang tuanya. Tapi itu merupakan satu alasan yang sama. Ada alasan cinta jika kita mau melihatnya.
Aku belajar dari pemandangan di sore itu. Orang akan melakukan apapun untuk menunjukkan rasa cintanya kepada orang lain. Hingga ia harus terbangun di saat subuh. Atau pulang di tengah malam. Aku jadi berpikir. Apakah setiap cinta yang ingin mereka tunjukkan benar-benar tersampaikan secara utuh. Atau tidak.
Cinta memang seolah hanya sebatas omongan harian para lelaki hidung belang atau materi tulisan para sastrawan. Hingga cinta itu sudah tidak berarti dan hilang makna. Apakah cinta membuat orang berbunga, atau malah membuat orang membuang ludah kemana-mana.
Kini. Ada cara yang lebih indah memaknai cinta itu. Yaitu, kamu keluar rumah di waktu pagi, dan lihat, orang orang berjalan dengan pakaian yang berbeda-beda. Ada guru, karyawan, polisi, preman bahkan hingga tukan ngemis sekalipun. Mereka ada, untuk mengeksplorasikan makna cinta.
Tapi. Apakah kamu akan berpikiran bahwa itu cinta. Atau bahwa itu cinta yang sesungguhnya. Aku rasa tidak. Televisi dan komik dewasa selama ini telah keliru. Cinta yang mereka gambarkan hanya terletak di taman dan komedi putar saja. Cinta hanya tentang dua insan yang suka belanja dan nonton di bioskop saja.
Mungkin, saatnya semua orang mulai berpikir yang berbeda. Pada dasarnya, cinta selalu menuntut hati untuk tidak kehilangan. Aku ingin menunjukkan bahwa cinta tidak hanya soal dua insan. Ada banyak kehilangan yang bisa kita jabarkan di luar cinta dalam makna dua insan itu. Bahkan kehilangan selalu menanti siapapun.
Kehilangan adalah perasaan sedih yang menegasikan rasa cinta itu sendiri. Tapi kadang kita tidak merasakan itu. Kita akan merasakan bahwa ada cinta di sekeliling kita, setelah kita merasakan kehilangan. Manusia memang demikian, ia enggan mensyukuri dan menghargai apapun yang berada di sekitarnya.
Bangkalan, 11 Januari 2019