Hai Rahma. Bagaimana kabarmu di malam ini. Malam yang cukup sendu untuk perempuan seperti kamu. Busana cantik dengan gaun putih gemerlap itu, membuatku semakin ingin hidup bersamamu.
Bukankah Setiap orang selalu berharap bisa hidup di tengah cita-citanya. Bukankah, setiap pengorbanan yang dilakukan tidak terasa seperti pengorbanan, bukan?!. Melainkan ia bagian dari perjuangan yang harus menuju final.Jika aku mengorbankan waktu, materi, dan imaji semu di tengah cita-citaku untuk mendapatkanmu, maka itu bukanlah suatu bentuk pengorbanan, ia adalah bagian dari perjuangan untuk mewujudkannya. Berharap indah di akhir cerita dan bisa memperoleh senyuman lebih sering dibandingkan saat ini.
Rahma yang manis. Kemaren sore, Sepenggal cahaya telah kutangkap dan kubawa pulang. Kupersembahkan untukmu demi satu senyuman yang bisa kuperoleh. Aku telah berhasil membawa sepenggal cahaya itu. Hingga rumah dan halamanmu menjadi bersinar dan tumbuhan serta hewan-hewan menemukan kehidupan. Kini, ada cahaya yang selalu bersinar, di dalam sebuah kamar, dari perempuan yang aku kagumi.
Kamu tinggalkan cahaya itu jika kamu ingin ke taman atau sekedar jalan-jalan. Kamu tidak perlu mengkhawatirkannya. Ia takkan menghilang. Ia tetap bersamamu. Bahkan, disaat matahari marah sekalipun. Aku percaya, suatu saat, matahari akan marah karena ia akab tau bahwa sepenggal cahayanya aku curi dan aku berikan kepada kamu.
Aku bawa sepenggal cahaya itu bukan bermaksud apa-apa. Aku menganggap mencuri sepenggal cahaya dari matahari, adalah bentuk aku ingin hidup dengan cita-citaku. Ya kamu benar, aku ingin hidup bersamamu. Sepenggal cahaya bagiku bukanlah apa-apa jika kamu menginginkan yang lebih.
Aku bisa memberikan apapun untuk mendapatkan satu senyumanmu. Jangankan sepenggal cahaya, dua penggal, lima penggal dan bahkan banyak penggalpun, akan kucuri dan kuberikan kepadamu.
Bahkan jika perlu, matahari sekalipun bisa kubawa untukmu. Kamu tidak perlu lagi melihat mentari melalui jendelamu. Ketika matahari itu kamu miliki, bumi dan jagat raya akan kebingungan mencari pencurinya. Siapa yang mencuri matahari dari semesta ini. Karena semesta menjadi gelap tanpa matahari dan sinarnya.
Kamu tau, Aku tak peduli itu. Aku hanya peduli tentang senyuman itu. Segelap apapun semesta ini, tidak bisa menghalangiku untuk sebuah senyuman yang bisa kutemui. Senyumanmu, seorang perempuan yang aku kasihi, Rahma.
Mark Us, 05 Januari 2018