Delapan

14 0 0
                                    

Kudapatkan lampu menyala sekitar jalan menuju rumah. Mengingatkan waktu sudah menunjukkan malam. Jalanan sepi, kendaraan hanya terlihat satu persatu, dan angin terasa semakin kencang. Namun kamu, kamu tetap hidup didalam dadaku. Biarkan saja mereka yang menemukan kata "sepi" dan "sunyi", sedangkan kamu, tidak akan, dan tidak pernah.

Malam itu, aku menghabiskan terlalu banyak uang. Aku pikir dengan bersenang-senang, bermain kuda pasar malam, billyard, hingga karaokean, dapat membuatku lebih baik. Tapi ternyata tidak. Aku tetap pilu. Kamu menjeratku begitu saja tanpa apa-apa. Tak memberiku satu sapaan atau meninggalkan pesan untuk membuat ku tersenyum, sedetik saja.

Aku merasa pusing saat tiba di rumah. Entah, seandainya uang yang aku habiskan tadi, aku belikan cokelat dan bunga mawar untukmu, mungkin itu lebih baik. Permainan apapun tidak bisa ditukar. Aku berencana menukar perasaan rinduku dengan sebuah hobi hobi lamaku. Tapi aku sadari, bahwa perasaan tidak dapat ditukar, bahkan dengan apapun.

Kamu tau, aku ingin hidup lebih lama lagi bukan karena aku senang dengan dunia ini. Aku ingin itu, karena ingin memastikan siapa yang bisa mendampingi mu kelak. Apakah aku, orang lain, teman kelasku, teman lesmu, dan siapapun itu. Ketika aku tau nanti, aku juga akan memastikan bahwa kamu bahagia bersamanya.

Dunia ini tidak cukup menarik untuk aku tukar dengan perasaan ku kepadamu. Aku ingin berbagi apapun, dunia, uang, jabatan hingga nyawaku, tapi tidak jika itu kamu. Aku tidak bisa berbagi perasaan. Kepada siapapun. Perasaan ku hanya untukmu seorang. Entah kamu memang tidak menyadari atau sedang pura-pura.

Kamu tau, jika Romeo dalam kisahnya memberikan pelajaran tentang arti pengorbanan, biarkan aku menjadi dia untuk mu. Kamu tidak selalu mengingat ku. Tapi kamu akan selalu terjaga. Terselamatkan atas penglihatan dan rasa cintaku. Hingga akhirnya hanya satu yang mesti kamu tau. Bahwa tidak akan pernah ada kelapangan dada, sebesar apa yang aku rasakan kepadamu.

Pendopo Pemakasan, 19 Desember 2019
Oleh Mohammad Faiq

22 Sajak Untuk Rahma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang