Sekarang aku di rumah. Kamu di Malang. Kota dingin yang cukup fenomenal. Kamu liburan kesana dengan kamera yang dikalung kemana-mana. Aku hanya membayangkan saja. Pasti kamu tertawa lebih sering dari biasanya. Pasti kamu terhibur lebih banyak dari biasanya.
Meski aku dirumah. Aku membayangkan itu. Aku disana bersamamu. Aku mengukur lebar tawamu. 5 sentimeter, 4 sentimeter, yang aku ukur dengan penggaris. Aku menyebutnya penggaris senyuman. Senyumanmu. Aku menyimpan penggaris bekas senyuman itu. Aku akan membawa pulang dan menyimpannya rapat-rapat.
Saat kamu tersenyum. Pipimu mengembang dengan dagu yang sedikit lebar. Aku pasti terdiam saat kamu mempertontonkannya. Menikmati sebentar meskipun sudah berulang-ulang. Karena setiap senyumanmu, seperti sebuah senyuman baru bagiku. Terasa segar, seperti buah-buahan di pepohonan.
Entahlah. Aku merasa dibawa oleh mu. Aku tau kamu sedang bersenang-senang. Kamu menyimpan ku didalam saku celana depanmu. Seperti Kangguru yang membawa anaknya. Kadang aku sesekali mengintip, tempat apa saja yang sudah kau lalui. Permainan apa saja yang kita rasakan, dan permen warna apa yang sudah dimakan.
Liburan memang waktu semua orang mengabiskan banyak hal. Memilih bekerja, memilih pulang kampung, memilih liburan dan bahkan memilih mengurung sepanjang bulan. Semua memiliki pilihan. Sama seperti kamu. Tentu itu pilihan.
Aku memilih untuk tidak memilih itu semua. Aku lebih memilih kamu. Aku lebih suka hidup dengan membangun cerita bersamamu. Aku tidak peduli. Apakah liburanku membosankan atau tidak. Aku tidak peduli. Liburan ini aku jalan-jalan atau tidak. Yang aku peduli sekarang adalah pilihanku. Yaitu kamu.
Liburan hanya akan membuat orang semakin gendut dan terkena penyakit biri-biri akibat banyak tidur. Aku memilih hidup dengan penggaris dan sisa senyumanmu. Ada lipstik kemerah merahan menempel di penggaris itu. Kadang aku mendekatkan hidungku dan mencari tau, apakah kamu sudah cukup dewasa dengan warna lipstik ini, sekaligus aku memastikan bahwa kamu rajin sikat gigi.
Entahlah, liburan ini aku memilih tidur dengan penggaris senyumanmu.
Kantor IKAPMII Pamekasan, 21 Desember 2018
Oleh Mohammad Faiq
