19. DICIANNOVE

7.5K 744 172
                                    

(Author POV)

"Apa? Kau ingin biskuit coklat lagi? Baiklah.. tunggu sebentar."

Nayoung mengeluarkan satu buah biskuit yang ia bawa di dalam tasnya untuk Geumhee. Lalu bayi itu meraihnya dan memakannya dengan senang hati sambil duduk di atas kain yang Nayoung gelar di atas rumput, bawah pohon rindang, di taman yang sejuk dekat SNU pukul 11 pagi ini.

Menunggu Minho.

Geumhee tidak pernah menangis jika bersama Nayoung. Malah anak itu sulit dipisahkan jika Nayoung hendak kembali pulang. Harus memikirkan berbagai cara agar tidak menyadari bahwa dirinya akan pergi.

Tidak lama Nayoung mendengar satu suara menyapanya dari arah belakang. Ternyata Minho sudah datang sambil tersenyum dan membawa satu kantong berisi makanan dan buah untuk dinikmati bersama.

"Geumhee-ya.." ucap Minho yang langsung saja memangku tinggi-tinggi anak perempuannya itu dan memeluknya dengan penuh rasa rindu yang tidak dapat dibendungnya lagi. Tidak percaya bahwa dirinya masih bisa dipertemukan dengan Geumhee, anak semata wayangnya.

Awalnya Geumhee terkejut karena Minho yang tiba-tiba melakukan itu, tapi akhirnya dia menangis dan meminta Nayoung untuk segera mengambilnya dari pelukan Minho.

"Dia pasti lupa padaku," ujar Minho sedikit kecewa, namun senyuman itu masih berbekas di bibirnya.

"Tidak, dia hanya terkejut." Nayoung berhasil membuat Geumhee kembali pada mood semula dan melanjutkan memakan biskuitnya.

"Dia terlihat dekat sekali padamu. Aku iri.."

Nayoung hanya tersenyum.

Dan tiba-tiba jantung Minho berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Mengapa bisa?

Mereka berbincang banyak dan cukup lama sampai akhirnya Geumhee tertidur di pangkuan Nayoung. Obrolan tentang hidup yang sama-sama pernah melalui pedih, senang, juga rasa kecewa.

Dan kini mereka berpindah topik pada masalah pekerjaan. Perjalanan Minho yang bisa berakhir bekerja di Win's Cafe dan Nayoung yang dipecat oleh Yuta tadi malam.

"Dan sekarang kau hanya kerja paruh waktu di panti asuhan?" tanya Minho lebih meyakinkan.

"Ya. Jujur saja, aku masih kebingungan, tidak tahu harus kemana mencari pekerjaan baru. Untung saja aku mempunyai tabungan lebih untuk bertahan hidup bersama keluargaku."

Minho mengerutkan keningnya, berpikir, membantu mencari peluang untuk Nayoung bekerja di cafe milik Winwin. Kebetulan sekali Winwin membuka cabang baru dan pelayan di cabang utama dibagi dua untuk sementara waktu. Mungkin itu bisa berhasil?

"Yoboseyo, Winwin-ah.." Minho berbicara pada Winwin lewat iPhonenya dan itu membuat Nayoung yang tengah melamun menjadi terperanjat.

"Apa tidak masalah jika aku memasukkan seseorang untuk bekerja mengisi pekerjaan sebagai waitress di kedai?"

"Terserah padamu, kau yang menghandle dan kau yang lebih tahu. Jika menurutmu dia memenuhi segala kriteria, terima saja, kalau memang kedai kekurangan pegawai."

"Baiklah, gomawo.."

KLIKK!!

"Ada apa kau menghubungi Winwin?" tanya Nayoung.

"Mulai besok kau bisa bekerja di kedai. Apa tidak apa-apa jika kau diterima sebagai waitress? Jika pekerjaanmu bagus, kau bisa naik jabatan dengan cepat." Minho menggigit bibir bawahnya, takut jika Nayoung merasa tersinggung.

Tapi tidak, senyuman Nayoung kembali terlihat, kini lebih lebar dengan mata yang berbinar. "Terimakasih, Minho-ya!"

Dan mereka mulai dekat setelah itu.

IMPERFEZZJONI 2 || Jung Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang