Ketika hati ini bertanya dimana kebahagiaan itu berada, hanya keheningan yang menjawab.
Perasaan dingin yang selalu menjalari tubuh ini tak kunjung menghilang.
Seberapa tebal pun selimut yang kugunakan. Hati ini ikut membeku bersamanya. Bersama rasa sakit yang sekian lama tak jua dapat terobati.
Waktu berbohong, waktu sama sekali tak mengobati luka yang kurasakan. Semakin hari rasa sakit ini semakin menjadi, dan tak ada obat yang bisa meredakannya selain pelukan dari ibu. Ingin kupeluk ibu, ingin kususul beliau kesana. Ke tempat jauh yang lebih nyaman dan lebih hangat.
Tapi... Ibu memintaku untuk tetap disini, selalu disini. Setidaknya hingga sekolahku usai, dan aku bisa berdiri sendiri.
Jika saja ia tahu aku begitu menderita. Aku ingin mati bersamanya. Aku ingin melupakan segala hal pahit yang kurasakan.
^^^^
Entah kapan aku membuat cerita ini, gak tau juga kenapa aku bersemangat mempublish-nya. Yang baca mungkin akan mengerti setelah baca karena aku sendiri gak bisa mendeskripsikan betapa kurangnya cerita ini. Mungkin, dari sini aku bisa mendapat masukan. Ya, anggap saja hadiah untuk diriku sendiri karena berniat mulai nulis lagi setelah sekian lama berhenti karena berbagai alasan yang tak bisa kusebutkan.
Sebagai tanda terima kasih, part selanjutnya akan aku dedikasikan untuk yang vote pertama disini.
Gimana kalau gak ada yang vote? Ya, gak masalah. Cerita tetap akan berlanjut.
:D
![](https://img.wattpad.com/cover/187276053-288-k500031.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hening
Ficción General'Sudah terlalu banyak rasa sakit yang kuterima, sekali saja aku ingin dicintai dan mencintai seseorang' Dalam sana bagiannya, bagianku bisa saja tergambar jelas jika kamu mau mengerti. Salah satu dialog dalam film mengatakan "...memahami penderitaa...