Sore ini kota tidak terlalu padat. Walaupun masih di dominasi oleh pengguna kendaraan bermotor, tetapi masih terlihat satu-dua orang memilih berjalan kaki, entah itu menuju halte bus, menunggu kopaja di pinggir jalan, atau menunggu ojek online menjemput.
Tapi, itu semua beeubah saat bel pulang di sekolah - sekolah berbunyi dengan serentak . Sudah setengah jam setelah bel sekolah berbunyi, membuat keadaan jalanan yang awalnya tak terlalu padat berubah menjadi ramai karena anak sekolah yang berhamburan. Menuju halte terdekat, berjalan kaki, atau memutar gas kendaraannya dengan kencang, membuat deru motor terdengar sangat memekakkan.
Biasalah, khas remaja yang ingin jual-beli deru motor di jalanan. Menganggap dirinya sang pemilik jalanan dan orang lain hanya menumpang.
Tapi, berbeda lagi dengan mereka yang memiliki kekasih. Alih-alih langsung menuju rumah, satu-dua memilih singgah entah itu untuk makan atau sekedar bercengkrama.
Sama halnya dengan Laila. Gadis remaja bersurai coklat gelap itu tersenyum manis kala sang kekasih menghampirinya dengan nampan berisi king burger ditangannya. Sementara Rafka yang melihat pacarnya tersenyum, turut bahagia karenanya.
Memang, sebelum pulang tadi, Laila sudah menagih janji Rafka untuk mengajak gadis itu ke McD karena jam istirahatnya tadi terpakai sebab Rafka minta diajari perihal matematika. Iya, matematika, musuh segala umat.
"Yey! Makasih, sayang!" Seru Laila tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
Sudah satu tahun hubungan mereka berlangsung, dan tak ada satupun dari mereka yang merasa bosan akan satu sama lain. Laila yang menggemaskan dan Rafka yang kerennya bukan main. Bahkan kabar burung berkata kalau Rafka dan Laila adalah calon King&Queen sekolah mereka tahun ini.
Hidup Laila, terasa sangat sempurna. Dengan orang tua yang selalu ada untuknya, dan juga Rafka yang siaga kapanpun dimintai tolong, ah dan juga Nina, sahabat Laila sejak mereka SD.
Nina sedang apa ya? Harusnya nanti malam Nina mengunjungi Laila kerumah untuk belajar bersama, rutinitas yang selalu mereka lakukan bersama kalau ada pr disekolah.
Laila mengeluarkan ponselnya, berniat menghubungi Nina untuk memastikan janji mereka lagi.
"Lala, makan dulu. Jangan sambil main hp" Ujar Rafka lembut sembari menahan tangan Laila.
Laila tersenyum, merasa tersentuh dengan setiap perlakuan Rafka. Terutama panggilan 'Lala' yang Rafka beri khusus untuk Laila.
"Bentar aja, Ka. Mau mastiin nanti malam jadi atau nggak belajarnya" Balas Laila.
Rafka tersenyum lembut, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Nanti juga bisa. Katanya lapar, ayo dimakan dulu"
Laila mencebikkan bibirnya, kalau sudah begini ia sudah tak bisa melawan. Laila mengalah, menyimpan kembali ponselnya dan memakan burger nya. Tidak bisa dipungkiri sebenarnya karena memang perutnya sudah keroncongan sedari tadi.
Selesai makan, Rafka langsung mengantar Laila pulang. Ada rasa kecewa dihati Laila karena ia masih ingin berlama-lama dengan Rafka. Karena sungguh, berada disekitar Rafka benar-benar sangat nyaman.
Rafka tersenyum lembut, membantu Laila untuk melepas helmnya saat Laila sudah turun. Selalu seperti itu, rutinitas Rafka jika mengantar atau menjemput Laila. Gadis itu pasti langsung mencondongkan wajahnya kedepan, entah itu minta dilepaskan helm atau di pakaikan.
Rafka melirik sekilas, ada mobil yang tak Rafka kenali di halaman rumah Laila.
"Mobil siapa, La?" Tanya Rafka.
Laila mengikuti arah mata Rafka. Lalu menyerngit karena tak mengenali mobil itu.
"Nggak tau, tamu ayah mungkin" Jawab Laila.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAILA
RomanceMenikah muda, Mungkin sebagian orang pasti sangat menyenangkan. Terlebih lagi jika sudah dengan persiapan yang matang. Tapi.. Apa jadinya saat kamu di paksa menikah bahkan disaat kamu masih duduk di bangku sekolah? Terlebih lagi, laki-laki itu lebih...