LAILA-10

6.3K 248 7
                                    

Laila menatap sebuah rumah bergaya modern di depannya. Rumah yang berada di kawasan Gyeonggi-do, Seoul ini sukses menarik perhatian Laila.

"Kita nginap disini? Pasti sewa per-malamnya mahal banget, iya kan, Kak?" Tanya Laila, matanya sibuk mengabsen tiap halaman rumah megah itu. Taman yang indah dipenuhi banyak bunga, air mancur di tengahnya, dan di depan pintu masuknya terdapat banyak tanaman bonsai yang di susun rapi.

"Kak Adnan, berapa uang yang kakak habisin buat nginap disini?" Laila berlari kecil, menahan Adnan yang sibuk membawa kopernya dan Laila. Padahal tadinya supir mereka ingin membawakan koper itu, tapi Adnan menolak dan memilih melakukannya sendiri.

Adnan melirik Laila sekilas,"Gratis" Jawabnya singkat.

Laila membelalakkan matanya, "Fasilitas dari kolega kakak ya? Kerja sama dengan perusahaan mana kak?"

"Nggak, rumah saya"

"Apa?!" Laila setengah berteriak. Kawasan ini cukup terkenal sebagai kawasan elit di Seoul, harga rumah disini juga tergolong sangat mahal, terlebih lagi untuk rumah yang mereka tempati kini, bahkan menjual rumah orang tua Laila rasanya tidak cukup untuk sekedar membayar sang arsitek.

"Ayo masuk!" Ajak Adnan.

"Kak tunggu! Ini beneran rumah kamu? Kamu sekaya apa sih, Kak?" Tanya Laila lagi mengejar Adnan.

Adnan mendesah pelan, lalu meletakkan koper yang memenuhi kedua tangannya.

"Kalau kamu tau semua aset saya kamu bakal cinta nggak sama saya?" Tanya Adnan sembari menaikkan sebelah alisnya.

Laila mematung, tiap Adnan mengatakan kata 'Cinta' ada saja yang berdenyut di sudut hatinya.

Laila segera mengabaikan kalimat Adnan, air wajahnya kembali, menganggap kalimat Adnan lagi-lagi hanya sekedar lelucon.

"Setelah tau jumlahnya, bakal aku pikirin!" Seru Laila sembari tertawa.

Melihat tawa Laila, Adnan berdecak pelan, ikut tertawa karena gadisnya sangat menggemaskan.

"Dasar matre" Adnan terkekeh, lalu mendorong dahi Laila dengan telunjuknya.

Adnan menggelengkan kepalanya, lalu memilih meninggalkan Laila menuju kamarnya.

"Terserah kamu mau makai kamar yang mana, aku di sana" Tunjuk Adnan sembari menunjuk kamar di lantai dua yang berada di sudut.

Laila mengangguk, lalu menarik kopernya sendiri ke kamar tepat di sebelah Adnan.

"Oh iya, Sepertinya cara bicara kamu sedikit lebih sopan setelah tau saya kaya" Adnan menghentikan langkahnya, jemarinya sudah siap di gagang pintu.

Laila melirik sebentar, lalu tersenyum bodoh dan segera masuk ke kamarnya.

Laila menatap seluruh isi kamarnya. Kamar ini sangat tenang dengan perpaduan warna putih dan biru. Tepat saat membuka pintu kita langsung di suguhkan pemandangan di taman belakang melalui jendela raksasa. Laila melangkah pelan, lalu membuka kaca jendela tersebut, Angin sepoi-sepoi langsung menerpa wajahnya. Bunga-bunga yang ada di taman sempurna mekar. Sebidang Canola yang ada di taman itu membuat Laila menggeram bahagia. Rumah ini sungguh luar biasa.

Suara pintu terbuka membuat Laila mengalihkan pandangannya dari taman indah itu.

Ia segera keluar dan mendapati Adnan sudah sampai di lantai bawah.

"Adnan! Kamu mau kemana?" Laila setengah berseru.

Adnan yang tengah terburu-buru menghentikan langkahnya. Melihat ke arah Laila yang kini menatapnya dari lantai atas.

LAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang