LAILA - 8

6.3K 238 15
                                    


From : Ibu

Laila, ibu sama ayah harus berangkat pagi kerumah pamanmu, jadi pagi ini kita nggak ketemu. Dan juga, gelang kamu nggak dibuang Adnan, ibu simpan di lemari ibu. Maafkan ibu ya, Nak.

#######

Suara dentingan sendok dan piring menjadi pengiring sarapan Laila dan Adnan pagi ini. Tak ada percakapan, tak ada sapaan hangat, atau bahkan sekedar basa-basi.

Laila berulang kali menghela nafas berat, matanya sedari tadi hanya fokus pada nasi goreng di piringnya yang bahkan baru ia suap satu kali.

Laila meletakkan sendok dan garpu dengan kasar, membuat bunyi berdenting yang nyaring. Setelahnya, ia langsung beranjak, hendak meninggalkan semua kecanggungan antara ia dan Adnan.

Adnan yang melihat reaksi Laila, buru-buru menahan tangan sang istri. Membuat Laila mematung ditempatnya.

"Habisin makanannya" Suara bariton milik Adnan membuat Laila semakin tercekat. Ia kembali duduk, menatap nasi goreng yang di aduk-aduknya dengan tanpa minat.

"Kenyang" Jawab Laila singkat.

"Yang kamu makan cuma sesuap, gimana bisa kenyang?" Tanya Adnan, ia sudah selesai dengan makanannya.

Laila melirik ke kiri dan kanan. Lalu kembali duduk dengan perlahan. Pelan, Laila menarik lagi sendoknya.

Jika jujur, Laila sangat lapar saat ini tapi berlama-lama bersama Adnan membuatnya kurang nyaman.

Mau tidak mau, Laila menekan semua egonya.

#####

"Kenapa muka lo ditekuk gitu?" Suara Nina membuat Laila mengalihkan pandangannya.

Laila melirik Nina sekilas, lalu kembali menekuk wajahnya, bahkan kini Laila menyandarkan kepalanya diatas meja.

"La, lo kenapa, sih?" Tanya Nina semakin penasaran.

Melihat Laila yang tak memberikan reaksi, dengan tidak sabaran Nina menarik tubuh Laila. Memegang kedua bahu Laila, lalu memicingkan mata menatap sahabatnya.

"Ayo cerita!" Paksa Nina.

Laila menghela nafasnya kasar, mau tidak mau menceritakan semuanya pada Nina. Mulai dari perkelahiannya dan Adnan yang di karenakan hilangnya gelang Laila, kabur dari rumah dan semua kalimat Adnan di taman, hingga akhirnya ia tau bahwa hilangnya gelang itu dikarenakan oleh ibunya, bukan Adnan.

"ASTAGA! LO KOK BODOH BANGET, SIH?!!!" Seru Nina tak bisa menahan kekesalannya.

"Lo kira Adnan anak kecil yang cemburu karna gelang?!" Lanjut Nina mengguncang tubuh Laila.

"Ya gue mana tau, Nina" Jawab Laila lemah.

"Lagian lo sih! Udah ada Adnan juga lupain Rafka, dong!" Seru Nina lagi.

"Lo tau sendiri sesayang apa gue sama Rafka"

"Tapi Adnan itu suami lo, bego!"

"Ntar juga bisa cerai"

"Laila!" Bentak Nina. Untungnya ini masih sangat pagi, hanya ada mereka berdua dan satu orang murid laki-laki yang tengah sibuk bermain PUBG dengan earphone menutupi telinganya.

"Laila, liat gue!" Ujar Nina dengan mode serius.

Laila menatap Nina lurus, walaupun tetap dengan mata yang sayu.

LAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang