Laila menghirup udara pagi yang memasuki jendela. Ia sangat menyukai momen ini. Laila melirik jamnya, pukul setengah 6 pagi.
"Lail, ayo sarapan" Panggil Adnan dari luar.
Laila segera menyampirkan tasnya. Melihat sekilas penampilannya di cermin, lalu melesat menyusul Adnan.
Laila melirik ke kiri dan kanan, karena ia tidak menemukan Adnan di meja makan.
"Kak--"
"--Cepat duduk"
Belum sempat Laila meneriaki nama Adnan. Laki-laki itu sudah lebih dulu muncul dengan kedua tangannya yang penuh dengan dua piring berisi nasi goreng.
Laila melongo, ia tak percaya melihat Adnan yang kini memakai celemek diluar kemeja maroon nya, "Kamu yang masak, Kak?"
"Menurut kamu?" Balas Adnan. Tangannya sibuk menuangkan susu hangat ke gelas. Setelahnya ia menaruh gelas itu di sebelah nasi goreng yang sudah dibuatnya.
Melihat Laila yang hanya memperhatikan, Adnan melirik istrinya itu, "Ayo duduk! Nanti kamu telat"
Laila yang kembali ke alam sadarnya buru-buru duduk. Ia menatap nasi goreng buatan Adnan getir. Dari bentuknya, terlihat kurang meyakinkan karena terbilang cukup acak-acakan.
"Dimakan dulu, kalau nggak enak baru kita sarapan diluar" Ujar Adnan karena melihat ekspresi Laila.
Laila mengangguk pelan, lalu meraih sendok dan garpu. Gerakan Laila pelan sekali, ia takut kalau nasi goreng itu bisa merusak mood nya yang sudah sangat baik hari ini.
Hap
Satu suapan pertama masuk kemulut Laila. Laila mencoba merasakan nasi goreng itu pelan.
Lumayan.
Tidak terlalu buruk karena nasi goreng ini tergolong hambar.
"Gimana?" Tanya Adnan. Ternyata sedari tadi Adnan belum memakan nasi gorengnya. Ia sibuk sekali memperhatikan Laila.
"Hambar" Jawab Laila singkat.
Raut wajah Adnan berubah kecewa. Ia mendesah pelan lalu mencoba sendiri nasi goreng itu. Dan ya, benar saja, seperti yang Laila katakan. Hambar.
"Nggak usah dimakan, Lail" Ujar Adnan sembari menarik piring Laila.
Laila menyerngit, lalu menarik piring itu lagi, "Masih bisa dimakan kok, tambahin saos aja biar ada rasa"
"Tetap aja nggak enak, Lail"
"Yaudah makanya besok-besok nggak usah masak. Biar aku aja"
"Kamu mau masakin saya? Biar kaya suami-istri pada umumnya?"
Uhukk
Mendengar ucapan bodoh Adnan dipagi hari membuat Laila hampir mengeluarkan semua isi perutnya. Laila buru-buru meneguk susu yang tadi Adnan siapkan. Lalu setelahnya menatap tajam pada Adnan yang kini tengah tersenyum jahil.
Selesai dengan sarapan yang berujung kekesalan Laila yang memuncak, Laila memutuskan untuk menyuci piring sisa sarapan mereka. Setidaknya ia tau diri, tidak mungkin ia membiarkan Adnan lagi yang membersihkan sisa makan mereka.
Sementara Adnan melanjutkan persiapannya ke kantor, Laila memilih untuk masuk mobil lebih dulu.
Cukup lama Laila menunggu, Adnan masuk kedalam mobil dengan pakaian yang rapi. Hanya saja jasnya belum ia kenakan, masih ia sampirkan dilengannya.
"Lama banget, sih, Kak. Kalau aku telat gimana?" Tanya Laila bahkan saat Adnan baru saja membuka pintu mobil.
Adnan terlonjak kaget, "Kenapa kamu disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAILA
RomanceMenikah muda, Mungkin sebagian orang pasti sangat menyenangkan. Terlebih lagi jika sudah dengan persiapan yang matang. Tapi.. Apa jadinya saat kamu di paksa menikah bahkan disaat kamu masih duduk di bangku sekolah? Terlebih lagi, laki-laki itu lebih...