LAILA - 7

6.4K 236 14
                                    

Laila mengusap peluh yang membasahi dahinya. Anak rambutnya yang sudah basah oleh keringat menempel pada wajahnya. Padahal baru seminggu ia meliburkan diri dari kegiatan cheerleader, tapi rasanya sudah seperti satu bulan. Bergerak sedikit, membuat peluhnya keluar bukan main. Mungkin karena seminggu ini ia hanya bermalas-malasan dan tidak melakukan apa-apa.

"Latihannya sampai disini dulu ya, gerakannya kalian hapalin lagi dirumah. Power jangan lupa, terus perhatiin detail-nya. Kapan kalian harus ngasih tenaga, kapan kalian harus lembut. Semuanya harus diperhatiin" Suara Laila terdengar sangat kuat. Bahkan sampai terdengar ke lapangan basket yang ada disebelah mereka.

Laila memang begitu, ia ingin semuanya sempurna. Dari kelas 10 Laila sudah menekuni ekskul ini, hingga akhirnya diangkat menjadi kapten dan berhasil membawa cheerleader menjadi salah satu ekskul penyumbang piala terbanyak diantara ekskul lainnya. Bahkan tak jarang, Laila membuat sendiri koreografinya, sementara pelatih hanya bertugas memberi saran dan masukan. Kepiawain Laila dalam memimpin dan membuat koreografi juga di akui oleh seantero sekolah, bahkan sekolah-sekolah lainnya juga turut memuji Laila. Laila sangat disiplin, tak suka dengan anak yang bermalas-malasan. Laila juga sangat tau, bagaimana sebuah koreografi terlihat indah. Mulai dari cara menggerakkan tubuh, penekanan, hingga detail sekecil apapun harus diperhatikan.

"La, lo beneran putus sama Rafka?" Tiba-tiba suara seorang perempuan membuat Laila mengalihkan perhatiannya.

Laila melengos, kala mengetahui bahwa yang bertanya adalah Adisti. Adisti merupakan salah satu anggota ekskul cheerleader yang seangkatan dengan Laila. Orang-orang juga mengetahui, bahwa Adisti selalu iri dengan semua yang Laila miliki. Bahkan dulu, Adisti sempat berlaku curang hanya karena ingin menjadi kapten cheerleader. Dan bukan rahasia umum lagi, bahwa sedari dulu Adisti begitu menyukai Rafka. Beberapa kali kesalahpahaman yang terjadi antara Rafka dan Laila disebabkan oleh Adisti. Dan tentu saja, kabar putusnya Rafka dan Laila membuat Adisti merasa berada diatas angin.

"Bukan urusan lo" Jawab Laila seadanya. Laila yang tadi mengemasi barangnya, akhirnya berlalu, meninggalkan Adisti yang mengepalkan kedua tangannya. Laila menuju ke ruang ganti, mengganti pakaian latihannya dengan seragam sekolahnya lagi.

"Lala!" Teriak seseorang dari belakang. Laila membalikkan tubuhnya, lalu tersenyum kala menemukan Rafka yang tengah berlari kearahnya.

"Aku cari dilapangan nggak ada, ternyata udah disini" Ujar Rafka sembari mengacak rambutnya.

Laila tersenyum, "Cie nyariinn"

Rafka terkekeh, lalu melingkarkan tangannya di pundak Laila, "Ayo pulang!"

Melihat Rafka yang terkekeh, turut membuat Laila terkekeh pula. Hingga akhirnya mereka berdua tertawa, membuat sebagian orang yang masih tinggal keheranan menatap kearah keduanya.

"Lah, tadi saya dapat berita kalau kalian putus. Kok sekarang mesra lagi? Balikan, toh?" Tanya Pak Agus, satpam sekolah mereka saat melihat Laila dan Rafka jalan bebarengan menuju motor Rafka yang sengaja laki-laki itu parkirkan dibelakang pos satpam.

"Memang putus, Pak. Tapi bukan berarti jadi musuh kan?" Bukan Laila yang menjawab, karena Laila tak akan bisa sebijaksana itu. Itu suara Rafka. Yang membuat Laila tersenyum penuh arti.

Rafka mendekat kearah Laila. Lalu memakaikan helm ke kepala gadis itu. Saat Rafka ingin mengaitkan tali pengamannya, Laila buru-buru menepis tangan Rafka.

"Aku bisa sendiri" Ujar Laila sembari mengaitkan tali pengaman helm itu.

Rafka terkejut untuk beberapa saat, sepertinya akan susah menghilangkan kebiasaan diantara mereka. Tak ingin berlama-lama dengan keterkejutannya, Rafka lantas tersenyum manis, lalu mengangguk dan memakai helmnya sendiri. Setelah itu, deru motor Rafka meninggalkan pekarangan sekolah.

LAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang