Laila - 2

9.1K 302 13
                                    

Rasa gugup tak bisa lagi Laila sembunyikan. Wajahnya yang sudah di poles makeup sedemikian rupa oleh seorang makeup artist harus di touch up beberapa kali karena peluh Laila yang tak pernah reda, padahal kamarnya ini ber-AC.

Sementara itu, Nina yang masuk ke kamar Laila tak bisa menyembunyikan decak kagumnya. Menatap sang sahabat yang begitu indah dengan balutan dress putih yang melekat sempurna ditubuhnya.

 Menatap sang sahabat yang begitu indah dengan balutan dress putih yang melekat sempurna ditubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laila yang melihat Nina memasuki kamarnya dari pantulan cermin sontak membalikkan tubuhnya. Berlari kearah Nina dengan rengekkan khas anak kecil.

Laila spontan memeluk Nina erat, diam-diam, air mata yang tak pernah jatuh dari mata coklat terang Laila, lolos begitu saja. Membasahi baju Nina.

Nina menepuk-nepuk punggung Laila. Berusaha memberikan ketenangan pada sahabatnya.

Tiga hari lalu, saat Nina berkunjung kerumah Laila karena gadis itu sudah 3 hari tak masuk sekolah dibuat terkejut saat banyak orang yang mendekor rumah Laila.

Nina yang sudah terbiasa keluar - masuk rumah Laila pun dibuat makin kaget saat melihat Laila yang tengah memeluk dirinya sendiri diatas sofa yang terletak tepat dipinggir jendela. Kondisi Laila sangat kacau, lingkaran hitam disekitar matanya memberi tanda bahwa gadis itu sudah beberapa hari melewatkan tidurnya.

Saat itu, Laila langsung menceritakan semuanya pada Nina. Dan seperti sahabat pada umumnya, Nina tak membuat Laila merasa buruk, ia memberi semangat pada Laila dan mengatakan bahwa yang Laila lakukan sudah tepat.

"Aduhh, teman gue cantik banget" Ujar Nina tulus sembari menghapus air mata Laila. Hati Nina begitu terhenyuk melihat bulir bening itu, karena selama mereka kenal, belum pernah Nina melihat bulir itu merusak wajah cantik Laila.

"Yang lo lakuin udah benar" Lanjut Nina sembari tersenyum tulus.

Laila menundukkan kepalanya, mengangguk sekilas lalu tak bicara apapun lagi. Hingga suara ponsel memecah keheningan diantara mereka.

Laila meraih ponselnya, bulir bening itu lagi-lagi dengan senangnya jatuh membasahi pipi Laila saat melihat siapa pengirimnya.

Rafka♥️

Are you fine, babe?

Nina yang mengerti pun lagi-lagi turut memeluk Laila. Nina juga tahu, bahwa sampai saat ini Laila belum juga memberitahu Rafka. Yang Rafka tau Laila tengah keluar kota karena urusan keluarga. Mereka masih bertukar pesan seperti biasanya. Tapi sejak kemarin, Laila mengabaikan pesan Rafka. Rasanya terlalu menyakitkan untuk menyakiti Rafka seperti ini.

Biar bagaimana pun Laila tak mau kehilangan Rafka. Rafka yang selalu ada untuknya. Terlebih lagi perpisahan mereka disebabkan oleh Laila yang tak mampu melawan keadaan. Laila tak sampai hati jika harus melihat Rafka tersakiti, karena biar bagaimana pun, Laila tau seberapa besar Rafka menyayanginya. Dan bagaimana perasaan Rafka nanti jika mengetahui bahwa Laila yang begitu dipercayainya ternyata sudah mengkhianatinya.

LAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang